Rektor UIN Jadi Moderator Pilrek UI
Selasa, 18 November 2014 - 11:48 WIB
Rektor UIN Jadi Moderator Pilrek UI
A
A
A
DEPOK - Tiga profesor dan guru besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) berebut kursi Rektor. Ketiganya yakni Muhammad Nasikin, Muhammad Anis, dan Rinaldy Dalimi.
Mereka pun dihadirkan di hadapan publik untuk berdebat dipimpin seorang moderator yang digawangi oleh Rektor Universitas Islam Nasional (UIN) Komaruddin Hidayat. Masing-masing calon diminta memberikan paparan di awal debat publik selama lima menit.
Hal yang unik disampaikan calon rektor nomor urut satu yakni Muhammad Nasikin dengan cara menyampaikan puisi yang dikaitkan dengan visi-misi dan kenaikan harga BBM. Sementara dua calon lainnya memaparkan visi-misi secara lisan.
"Saya menjadi moderator dan ini bukan soal perebutan kekuasaan, tetapi bagaimana membangun bangsa lewat UI," tegas Komaruddin di Balai Sidang UI, Selasa (18/11/2014).
Komaruddin menilai UI sebagai representasi bangsa karena menyandang nama Indonesia. Sehingga punya beban yang sangat penting bagi kemajuan bangsa.
"Jabatan dosen, rektor, guru besar UI penting sekali. Terlalu kecil kalau rektor hanya pikirkan UI semata. Ini gerbong kemajuan perguruan tinggi di Indonesia," jelasnya.
Aturan main debat publik tersebut yakni ketiganya menjawab dua kali pertanyaan moderator yakni seputar visi-misi dan upaya pemberantasan korupsi. Setelah itu, moderator melempar kepada masyarakat untuk bebas bertanya.
Mereka pun dihadirkan di hadapan publik untuk berdebat dipimpin seorang moderator yang digawangi oleh Rektor Universitas Islam Nasional (UIN) Komaruddin Hidayat. Masing-masing calon diminta memberikan paparan di awal debat publik selama lima menit.
Hal yang unik disampaikan calon rektor nomor urut satu yakni Muhammad Nasikin dengan cara menyampaikan puisi yang dikaitkan dengan visi-misi dan kenaikan harga BBM. Sementara dua calon lainnya memaparkan visi-misi secara lisan.
"Saya menjadi moderator dan ini bukan soal perebutan kekuasaan, tetapi bagaimana membangun bangsa lewat UI," tegas Komaruddin di Balai Sidang UI, Selasa (18/11/2014).
Komaruddin menilai UI sebagai representasi bangsa karena menyandang nama Indonesia. Sehingga punya beban yang sangat penting bagi kemajuan bangsa.
"Jabatan dosen, rektor, guru besar UI penting sekali. Terlalu kecil kalau rektor hanya pikirkan UI semata. Ini gerbong kemajuan perguruan tinggi di Indonesia," jelasnya.
Aturan main debat publik tersebut yakni ketiganya menjawab dua kali pertanyaan moderator yakni seputar visi-misi dan upaya pemberantasan korupsi. Setelah itu, moderator melempar kepada masyarakat untuk bebas bertanya.
(kri)
