Paling Dijagokan, Anis Kantongi Segudang Pengalaman Pimpin UI
Selasa, 18 November 2014 - 14:06 WIB

Paling Dijagokan, Anis Kantongi Segudang Pengalaman Pimpin UI
A
A
A
DEPOK - Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dikabarkan paling banyak menjagokan Muhammad Anis menjadi Rektor UI. Anis sebelumnya sempat mendapatkan amanah menjadi Pejabat (Pj) Rektor UI selama 1,5 tahun di saat UI dilanda kisruh tata kelola.
Menjalani Debat Publik di Balai Sidang, Anis mengaku hal itu menjadi pengalaman perdananya. "Jelas tegang sepanjang karir saya belum pernah debat begini. Kalau dulu sebagai Wakil Rektor kan dipilih rektornya. Saya juga siapin catatan contekan dalam debat, karena kan presentasi lisan," ungkapnya di Balai Sidang UI, Depok, Selasa (18/11/2014).
Anis optimis dirinya mampu memberikan yang terbaik untuk kemajuan UI dan kemajuan bangsa. Dengan modal pengalaman selama 20 tahun di UI, Anis yakin unggul.
"Kalau soal dijagokan jangan tanya saya, yang ada di diri saya, saya punya modal pengalaman dan diperolehnya berdasarkan waktu. Saya lebih banyak bicara hal praktis karena sudah memiliki pengalaman 1,5 menjadi Pj Rektor dan 22 tahun tahu masalah UI," ungkapnya.
Anis mengungkapkan selama memimpin UI sementara saat itu, berbagai tantangan dihadapinya terutama menghadapi masalah turbulensi benturan aturan. Aturan tersebut memberikan interpretasi yang berbeda di kalangan akademisi UI.
"Kalau kita itu lebih kepada kondisi UI transisi, turbulensi, kondisi mengembalikan trust. Energinya cukup banyak terserap. UI harus otonom," jelasnya.
Anis juga berani menandatangani kontrak politik dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI sebagai jaminan membentuk good governance. Anis juga berjanji akan mencari solusi lain untuk tidak menaikkan Biaya Operasional Pendidikan (BOP) jika terpilih.
"Menciptakan UI menghadapi kemandirian di bidang ekonomi. Itu intinya inovasi. Mampu meningkatkan kemandirian bangsa, lewat satu program. Kontrak politik BEM apa yang disampaikan itu make sense menciptakan good governance sebagai jaminan," tutupnya.
Menjalani Debat Publik di Balai Sidang, Anis mengaku hal itu menjadi pengalaman perdananya. "Jelas tegang sepanjang karir saya belum pernah debat begini. Kalau dulu sebagai Wakil Rektor kan dipilih rektornya. Saya juga siapin catatan contekan dalam debat, karena kan presentasi lisan," ungkapnya di Balai Sidang UI, Depok, Selasa (18/11/2014).
Anis optimis dirinya mampu memberikan yang terbaik untuk kemajuan UI dan kemajuan bangsa. Dengan modal pengalaman selama 20 tahun di UI, Anis yakin unggul.
"Kalau soal dijagokan jangan tanya saya, yang ada di diri saya, saya punya modal pengalaman dan diperolehnya berdasarkan waktu. Saya lebih banyak bicara hal praktis karena sudah memiliki pengalaman 1,5 menjadi Pj Rektor dan 22 tahun tahu masalah UI," ungkapnya.
Anis mengungkapkan selama memimpin UI sementara saat itu, berbagai tantangan dihadapinya terutama menghadapi masalah turbulensi benturan aturan. Aturan tersebut memberikan interpretasi yang berbeda di kalangan akademisi UI.
"Kalau kita itu lebih kepada kondisi UI transisi, turbulensi, kondisi mengembalikan trust. Energinya cukup banyak terserap. UI harus otonom," jelasnya.
Anis juga berani menandatangani kontrak politik dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI sebagai jaminan membentuk good governance. Anis juga berjanji akan mencari solusi lain untuk tidak menaikkan Biaya Operasional Pendidikan (BOP) jika terpilih.
"Menciptakan UI menghadapi kemandirian di bidang ekonomi. Itu intinya inovasi. Mampu meningkatkan kemandirian bangsa, lewat satu program. Kontrak politik BEM apa yang disampaikan itu make sense menciptakan good governance sebagai jaminan," tutupnya.
(kri)