Jurus 3 Calon Rektor UI Jawab Pertanyaan Soal Korupsi
A
A
A
DEPOK - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Komaruddin Hidayat menjadi moderator dalam ajang Debat Publik Pemilihan Rektor Universitas Indonesia (UI) di Balai Sidang UI. Dia memberikan pertanyaan seputar korupsi kepada tiga calon rektor.
"Banyak pertanyaan dari masyarakat, mengapa lulusan sarjana justru paling banyak terjerat korupsi, semakin tinggi jenjang pendidikan malah banyak korupsinya, SMP dan SMA malah sedikit kasus korupsi. Bagaimana Anda menjelaskannya," kata Komaruddin di Balai Sidang UI, Selasa (18/11/2014).
Carek nomor urut satu, Muhammad Nasikin menjawab pelaku koruptif terjadi karena seseorang tak taat azas. Selain itu, universitas juga harus memilih serta menempatkan sosok yang benar dan kredibel.
"Salah tempatkan orang juga jadi masalah. UI gudangnya orang hebat. Kesalahan taruh orang. Selain itu korupsi akibat dari kebanyakan waktu dan kurang kreatif, orang nganggur malah korupsi," tukasnya di Balai Sidang UI, Depok, Selasa (18/11/2014).
Carek nomor urut dua, Muhammad Anis menilai masalah korupsi menjadi fenomena gunung es bukan dari perguruan tinggi saja tetapi dari hulu ke hilir. Anis menilai korupsi terjadi akibat kesalahan melakukan pendidikan dimana dunia pendidikan belum memanusiakan manusia.
"Persoalan utama harus punya nilai kebangsaan menyatu. Misi saya, hasilkan lulusan berwawasan kebangsaan berkualitas sesuai nilai-nilai universitas. Contoh berbaris saja budaya mengantre belum jadi nilai," tegasnya.
Sementara itu, carek nomor urut ketiga yakni Rinaldy Dalimi menjelaskan kepercayaan masyarakat sempat menurun karena kasus korupsi perpustakaan. Ia mengklaim ingin mengembalikan kepercayaan masyarakat jika terpilih menjadi rektor.
"Saya ingin kembalikan kepercayaan. Saya buat pakta integritas pimpinan UI. Saya ajak semua akademisi tanda tangan tak lakukan korupsi, dekan-dekan. Dan saya cantumkan sumpah wisuda wisudawan tak lakukan korupsi dimanapun. Selain itu, meski masih calon rektor saya dekati KPK day by day, setiap langkah saya saya siap dikawal," tegasnya.
"Banyak pertanyaan dari masyarakat, mengapa lulusan sarjana justru paling banyak terjerat korupsi, semakin tinggi jenjang pendidikan malah banyak korupsinya, SMP dan SMA malah sedikit kasus korupsi. Bagaimana Anda menjelaskannya," kata Komaruddin di Balai Sidang UI, Selasa (18/11/2014).
Carek nomor urut satu, Muhammad Nasikin menjawab pelaku koruptif terjadi karena seseorang tak taat azas. Selain itu, universitas juga harus memilih serta menempatkan sosok yang benar dan kredibel.
"Salah tempatkan orang juga jadi masalah. UI gudangnya orang hebat. Kesalahan taruh orang. Selain itu korupsi akibat dari kebanyakan waktu dan kurang kreatif, orang nganggur malah korupsi," tukasnya di Balai Sidang UI, Depok, Selasa (18/11/2014).
Carek nomor urut dua, Muhammad Anis menilai masalah korupsi menjadi fenomena gunung es bukan dari perguruan tinggi saja tetapi dari hulu ke hilir. Anis menilai korupsi terjadi akibat kesalahan melakukan pendidikan dimana dunia pendidikan belum memanusiakan manusia.
"Persoalan utama harus punya nilai kebangsaan menyatu. Misi saya, hasilkan lulusan berwawasan kebangsaan berkualitas sesuai nilai-nilai universitas. Contoh berbaris saja budaya mengantre belum jadi nilai," tegasnya.
Sementara itu, carek nomor urut ketiga yakni Rinaldy Dalimi menjelaskan kepercayaan masyarakat sempat menurun karena kasus korupsi perpustakaan. Ia mengklaim ingin mengembalikan kepercayaan masyarakat jika terpilih menjadi rektor.
"Saya ingin kembalikan kepercayaan. Saya buat pakta integritas pimpinan UI. Saya ajak semua akademisi tanda tangan tak lakukan korupsi, dekan-dekan. Dan saya cantumkan sumpah wisuda wisudawan tak lakukan korupsi dimanapun. Selain itu, meski masih calon rektor saya dekati KPK day by day, setiap langkah saya saya siap dikawal," tegasnya.
(kri)