Lab Perguruan Tinggi Dilibatkan untuk Uji SNI

Senin, 13 April 2015 - 05:07 WIB
Lab Perguruan Tinggi...
Lab Perguruan Tinggi Dilibatkan untuk Uji SNI
A A A
JAKARTA - Pemerintah akan melibatkan perguruan tinggi untuk menguji produk berstandar nasional Indonesia (SNI). Laboratorioum kampus dianggap akan menurunkan biaya uji produk yang selama ini mahal.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir mengatakan, dia akan mendorong universitas untuk melakukan penelitian terhadap produk yang terstandarisasi yang bekerja sama dengan Badan Standarisasi Nasional (BSN). Dia berharap, produk yang sudah terstandardisasi itu akan mampu menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

“Produk yang dihasilkan melalui riset bisa terstandarisasi. Saya dukung apa yang dilakukan BSN dan pentingnya produk yang distandarisasi,” katanya dalam Jalan Sehat Keluarga Bersama SNI di Jakarta, Minggu 12 April kemarin.

Kepala BSN Bambang Prasetya mengatakan, Kemenristek Dikti sudah berkomitmen dan menghimbau perguruan Tinggi negeri (PTN) agar fasilitas laboratoriumnya dipakai untuk uji produk. Nanti BSN akan berkonsolidasi kembali untuk menentukan PTN mana yang bisa menjadi rujukan.

Bambang menjelaskan, sebetulnya tidak hanya PTN yang akan dimintai kerja sama namun perguruan tinggi swasta juga akan diikutsertakan, mengingat jumlah 3.000-an PTS juga pasti memiliki laboratorium canggih.

Menurut dia, Kementerian Perdagangan juga mendukung rencana ini sebab akan membuat biaya pengujian produk menjadi lebih murah. Dia mengungkapkan, bagi pengusaha kecil, rumah tangga dan mikro yang bermodal kecil banyak yang tidak mampu melakukan uji produk karena biayanya yang tinggi.

Padahal di sisi lain pemerintah sudah mengeluarkan UU No 20/2014 tentang Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian dimana produk yang tidak ber-SNI akan kena denda dan hukuman penjara. “Dendanya bisa sampai Rp1 miliar,” tuturnya.

Bambang menerangkan, selain peran laboratorium PTN juga akan bekerja sama dengan pemerintah membantu sosialisasi produk ber-SNI ke masyarakat. Selain itu pemerintah ingin membuat kurikulum pengajaran tentang uji dan sertifikasi produk dengan meminta saran akademis dari penyelenggara perguruan tinggi.

“Menghadapi MEA ini seluruh masyarakat harus tahu tentang standar produk. Tidak hanya produk local ber-SNI namun produk impor juga harus terstandar dengan baik,” tambahnya.
(hyk)
Berita Terkait
Penggabungan Kemenristek-Kemendikbud...
Penggabungan Kemenristek-Kemendikbud Tingkatkan Penelitian dan Inovasi Kampus
Fitbit Flow, Ventilator...
Fitbit Flow, Ventilator Darurat Berkualitas Tinggi
UT Dorong Pengembangan...
UT Dorong Pengembangan Penelitian Multidisiplin dari Akademisi
Gaet Inventor Perguruan...
Gaet Inventor Perguruan Tinggi, AII Dukung Hilirisasi Hasil Riset di Indonesia
UI Kembangkan Alat Deteksi...
UI Kembangkan Alat Deteksi Pneumonia Akibat COVID-19 Berbasis AI
Lindungi Institusi Pendidikan,...
Lindungi Institusi Pendidikan, Teknologi Bantu Wujudukan Integritas Riset
Berita Terkini
Berapa Biaya Kuliah...
Berapa Biaya Kuliah Kedokteran yang Bisa Ditanggung KIP Kuliah 2025?
1 jam yang lalu
Ramadan 2025, IKA PPM...
Ramadan 2025, IKA PPM Santuni Puluhan Anak Yatim Piatu
13 jam yang lalu
Pameran STEAM SMA Labschool...
Pameran STEAM SMA Labschool Jakarta: Kolaborasi Ilmu, Kreativitas, dan Inovasi
15 jam yang lalu
Mengenal 4 Jalur Seleksi...
Mengenal 4 Jalur Seleksi Mandiri UGM 2025, Dibuka 18 Maret
18 jam yang lalu
MNC University Jalin...
MNC University Jalin Kerja Sama dengan Politeknik Siber Cerdika Internasional
18 jam yang lalu
Gagal SNBP 2025? Unesa...
Gagal SNBP 2025? Unesa Buka Jalur Golden Ticket, Otomatis Diterima
19 jam yang lalu
Infografis
Jerman Kehabisan Senjata...
Jerman Kehabisan Senjata untuk Dipasok ke Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved