PKK dan PKW Kembali Digelar, Kemendikbudristek Minta LKP Jemput Bola
Sabtu, 21 Januari 2023 - 12:39 WIB
JAKARTA - Program Pendidikan Kecakapan Kerja ( PKK ) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha ( PKW ) kembali digelar. Kemendikbudristek pun meminta Lembaga Kursus Pelatihan (LKP) untuk menjemput bola agar Anak Usia Sekolah Tidak Sekolah (ATS) banyak mendaftar.
Program ini diselenggarakan oleh Direktorat Kursus dan Pelatihan (Ditsuslat) kepada ATS untuk mengembangkan minat dan bakat serta memajukan potensi diri dalam meningkatkan kompetensi agar siap turun dan bersaing di dunia industri.
Suksesnya PKK dan PKW sebagai salah satu solusi dalam mengurangi ATS, membuat Kemendikbudristek berkomitmen meningkatkan capaian program ini dengan mendorong lembaga kursus dan pelatihan (LKP) melakukan ‘jemput bola’ atau lebih gencar menjangkau peserta didik di daerah terpencil untuk turut berpartisipasi.
Merujuk hasil evaluasi dari pelaksanaan PKK dan PKW tahun lalu, Direktur Kursus dan Pelatihan (Dirsuslat) Wartanto mendorong LKP untuk ‘jemput bola’ melibatkan masyarakat terutama yang berada di wilayah pelosok untuk mengikuti kedua program tersebut.
Baca juga: Mau Lolos Beasiswa Fulbright dan Kuliah Gratis di AS? Begini Tipsnya dari Dosen Unair
“Saya mendorong kepada LKP untuk segera mendaftar program ini, agar program ini bisa segera berjalan,” ujar Wartanto, melalui siaran pers, Sabtu (21/1/2023).
“Lembaga kursus boleh melaksanakan tidak di kampus, tapi melayani masyarakat di daerah terpencil yang jauh dari lembaga pendidikan. Diharapkan pemerataan pendidikan khususnya layanan PKK dan PKW bisa sampai kepada masyarakat dengan level kemiskinan ekstrim,” harapnya.
Dalam laporannya, Wartanto mengungkapkan jumlah lulusan program PKK dan PKW yang terserap ke dunia kerja. Ia mengatakan bahwa lebih dari 50 persen lulusan program PKK terserap di dunia kerja dan lebih dari 80 persen lulusan program PKW yang telah merintis usaha.
Program ini diselenggarakan oleh Direktorat Kursus dan Pelatihan (Ditsuslat) kepada ATS untuk mengembangkan minat dan bakat serta memajukan potensi diri dalam meningkatkan kompetensi agar siap turun dan bersaing di dunia industri.
Suksesnya PKK dan PKW sebagai salah satu solusi dalam mengurangi ATS, membuat Kemendikbudristek berkomitmen meningkatkan capaian program ini dengan mendorong lembaga kursus dan pelatihan (LKP) melakukan ‘jemput bola’ atau lebih gencar menjangkau peserta didik di daerah terpencil untuk turut berpartisipasi.
Merujuk hasil evaluasi dari pelaksanaan PKK dan PKW tahun lalu, Direktur Kursus dan Pelatihan (Dirsuslat) Wartanto mendorong LKP untuk ‘jemput bola’ melibatkan masyarakat terutama yang berada di wilayah pelosok untuk mengikuti kedua program tersebut.
Baca juga: Mau Lolos Beasiswa Fulbright dan Kuliah Gratis di AS? Begini Tipsnya dari Dosen Unair
“Saya mendorong kepada LKP untuk segera mendaftar program ini, agar program ini bisa segera berjalan,” ujar Wartanto, melalui siaran pers, Sabtu (21/1/2023).
“Lembaga kursus boleh melaksanakan tidak di kampus, tapi melayani masyarakat di daerah terpencil yang jauh dari lembaga pendidikan. Diharapkan pemerataan pendidikan khususnya layanan PKK dan PKW bisa sampai kepada masyarakat dengan level kemiskinan ekstrim,” harapnya.
Dalam laporannya, Wartanto mengungkapkan jumlah lulusan program PKK dan PKW yang terserap ke dunia kerja. Ia mengatakan bahwa lebih dari 50 persen lulusan program PKK terserap di dunia kerja dan lebih dari 80 persen lulusan program PKW yang telah merintis usaha.
Lihat Juga :
tulis komentar anda