PKK dan PKW Kembali Digelar, Kemendikbudristek Minta LKP Jemput Bola
loading...
A
A
A
JAKARTA - Program Pendidikan Kecakapan Kerja ( PKK ) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha ( PKW ) kembali digelar. Kemendikbudristek pun meminta Lembaga Kursus Pelatihan (LKP) untuk menjemput bola agar Anak Usia Sekolah Tidak Sekolah (ATS) banyak mendaftar.
Program ini diselenggarakan oleh Direktorat Kursus dan Pelatihan (Ditsuslat) kepada ATS untuk mengembangkan minat dan bakat serta memajukan potensi diri dalam meningkatkan kompetensi agar siap turun dan bersaing di dunia industri.
Suksesnya PKK dan PKW sebagai salah satu solusi dalam mengurangi ATS, membuat Kemendikbudristek berkomitmen meningkatkan capaian program ini dengan mendorong lembaga kursus dan pelatihan (LKP) melakukan ‘jemput bola’ atau lebih gencar menjangkau peserta didik di daerah terpencil untuk turut berpartisipasi.
Merujuk hasil evaluasi dari pelaksanaan PKK dan PKW tahun lalu, Direktur Kursus dan Pelatihan (Dirsuslat) Wartanto mendorong LKP untuk ‘jemput bola’ melibatkan masyarakat terutama yang berada di wilayah pelosok untuk mengikuti kedua program tersebut.
Baca juga: Mau Lolos Beasiswa Fulbright dan Kuliah Gratis di AS? Begini Tipsnya dari Dosen Unair
“Saya mendorong kepada LKP untuk segera mendaftar program ini, agar program ini bisa segera berjalan,” ujar Wartanto, melalui siaran pers, Sabtu (21/1/2023).
“Lembaga kursus boleh melaksanakan tidak di kampus, tapi melayani masyarakat di daerah terpencil yang jauh dari lembaga pendidikan. Diharapkan pemerataan pendidikan khususnya layanan PKK dan PKW bisa sampai kepada masyarakat dengan level kemiskinan ekstrim,” harapnya.
Dalam laporannya, Wartanto mengungkapkan jumlah lulusan program PKK dan PKW yang terserap ke dunia kerja. Ia mengatakan bahwa lebih dari 50 persen lulusan program PKK terserap di dunia kerja dan lebih dari 80 persen lulusan program PKW yang telah merintis usaha.
Hal ini berkat dukungan UMKM, kementerian, koperasi. Berdasarkan audit BPK, program yang telah didukung oleh platform digital dan perbankan ini pelaksanaannya pada lembaga menjadi lebih akuntabel dan tidak mengalami banyak kendala di lapangan. “PKK dan PKW sukses di lapangan, banyak yg merintis usaha,” ucapnya bangga.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati mengatakan LKP adalah laboratorium untuk menyiapkan SDM unggul yang mampu menghadapi tantangan di masa depan.
Untuk itu, LKP didorong untuk mengikuti kedua program tersebut. PKK disiapkan agar peserta didik dapat lebih mengembangkan keterampilannya. Sementara PKW digagas agar peserta didik terlatih berwirausaha.
Baca juga: 5 Rekomendasi Kampus Swasta Terbaik di Jawa Timur, Terakhir Ada Jurusan Design Interior
“PKK hadir untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi anak-anak kita agar mereka lebih mudah terserap di industri, dunia usaha dan dunia kerja (IDUKA) berkat kompetensi mereka yang relevan. Paham dan tahu saja tidak cukup, tapi juga terampil,” demikian arahannya.
Kiki mendorong agar masyarakat mengikuti PKK dan PKW tahun 2023. Pihaknya berharap program ini bisa digunakan dan bermanfaat bagi seluruh warga negara yang membutuhkan agar lebih produktif dalam berperan serta membangun bangsa.
Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda mengapresiasi program PKK dan PKW yang dinilai sangat relevan dengan kebutuhan kompetensi generasi muda di masa depan khususnya yang memiliki latar belakang ekonomi kurang mampu.
“Program ini memberi pertolongan jangka pendek yang sangat bermanfaat, terutama bagi keluarga prasejahtera yang tidak semuanya mampu menyekolahkan anaknya di sekolah formal,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia berharap melalui program ini banyak generasi muda Indonesia yang bisa merasakan akses pendidikan yang lebih terbuka sebagai bekal perjalanan hidupnya di masa depan.
“Dengan peningkatan keterampilan, dapat membantu perjalanan karir dan hidup mereka untuk masuk ke lapangan kerja yang tersedia di sekitar mereka,” tuturnya seraya berharap PKK dan PKW bisa berjalan secara berkesinambungan.
Program ini diselenggarakan oleh Direktorat Kursus dan Pelatihan (Ditsuslat) kepada ATS untuk mengembangkan minat dan bakat serta memajukan potensi diri dalam meningkatkan kompetensi agar siap turun dan bersaing di dunia industri.
Suksesnya PKK dan PKW sebagai salah satu solusi dalam mengurangi ATS, membuat Kemendikbudristek berkomitmen meningkatkan capaian program ini dengan mendorong lembaga kursus dan pelatihan (LKP) melakukan ‘jemput bola’ atau lebih gencar menjangkau peserta didik di daerah terpencil untuk turut berpartisipasi.
Merujuk hasil evaluasi dari pelaksanaan PKK dan PKW tahun lalu, Direktur Kursus dan Pelatihan (Dirsuslat) Wartanto mendorong LKP untuk ‘jemput bola’ melibatkan masyarakat terutama yang berada di wilayah pelosok untuk mengikuti kedua program tersebut.
Baca juga: Mau Lolos Beasiswa Fulbright dan Kuliah Gratis di AS? Begini Tipsnya dari Dosen Unair
“Saya mendorong kepada LKP untuk segera mendaftar program ini, agar program ini bisa segera berjalan,” ujar Wartanto, melalui siaran pers, Sabtu (21/1/2023).
“Lembaga kursus boleh melaksanakan tidak di kampus, tapi melayani masyarakat di daerah terpencil yang jauh dari lembaga pendidikan. Diharapkan pemerataan pendidikan khususnya layanan PKK dan PKW bisa sampai kepada masyarakat dengan level kemiskinan ekstrim,” harapnya.
Dalam laporannya, Wartanto mengungkapkan jumlah lulusan program PKK dan PKW yang terserap ke dunia kerja. Ia mengatakan bahwa lebih dari 50 persen lulusan program PKK terserap di dunia kerja dan lebih dari 80 persen lulusan program PKW yang telah merintis usaha.
Hal ini berkat dukungan UMKM, kementerian, koperasi. Berdasarkan audit BPK, program yang telah didukung oleh platform digital dan perbankan ini pelaksanaannya pada lembaga menjadi lebih akuntabel dan tidak mengalami banyak kendala di lapangan. “PKK dan PKW sukses di lapangan, banyak yg merintis usaha,” ucapnya bangga.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati mengatakan LKP adalah laboratorium untuk menyiapkan SDM unggul yang mampu menghadapi tantangan di masa depan.
Untuk itu, LKP didorong untuk mengikuti kedua program tersebut. PKK disiapkan agar peserta didik dapat lebih mengembangkan keterampilannya. Sementara PKW digagas agar peserta didik terlatih berwirausaha.
Baca juga: 5 Rekomendasi Kampus Swasta Terbaik di Jawa Timur, Terakhir Ada Jurusan Design Interior
“PKK hadir untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi anak-anak kita agar mereka lebih mudah terserap di industri, dunia usaha dan dunia kerja (IDUKA) berkat kompetensi mereka yang relevan. Paham dan tahu saja tidak cukup, tapi juga terampil,” demikian arahannya.
Kiki mendorong agar masyarakat mengikuti PKK dan PKW tahun 2023. Pihaknya berharap program ini bisa digunakan dan bermanfaat bagi seluruh warga negara yang membutuhkan agar lebih produktif dalam berperan serta membangun bangsa.
Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda mengapresiasi program PKK dan PKW yang dinilai sangat relevan dengan kebutuhan kompetensi generasi muda di masa depan khususnya yang memiliki latar belakang ekonomi kurang mampu.
“Program ini memberi pertolongan jangka pendek yang sangat bermanfaat, terutama bagi keluarga prasejahtera yang tidak semuanya mampu menyekolahkan anaknya di sekolah formal,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia berharap melalui program ini banyak generasi muda Indonesia yang bisa merasakan akses pendidikan yang lebih terbuka sebagai bekal perjalanan hidupnya di masa depan.
“Dengan peningkatan keterampilan, dapat membantu perjalanan karir dan hidup mereka untuk masuk ke lapangan kerja yang tersedia di sekitar mereka,” tuturnya seraya berharap PKK dan PKW bisa berjalan secara berkesinambungan.
(nnz)