Jaga Keselamatan Maritim, ITS Kembangkan Teknologi AIS
Selasa, 21 Juli 2020 - 11:21 WIB
SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mencoba menjawab tantangan maritim di masa depan dengan memanfaatkan teknologi Automatic Identification System (AIS). Teknologi ini dipakai untuk menjaga keselamatan maritim .
Guru Besar ITS Bidang Teknik Sistem Perkapalan Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc menuturkan, AIS atau Sistem Identifikasi Otomatis merupakan sistem pelacakan otomatis yang digunakan pada kapal dan dengan pelayanan lalu lintas kapal untuk mengidentifikasi dan menemukan kapal.
Pihaknya mengembangkan AISITS dalam dua bentuk, yaitu aplikasi web dan aplikasi seluler. Keduanya diharapkan bisa memudahkan penguna dalam memanfaatkan aplikasi tersebut. "AISITS digunakan dalam manajemen kapal di pelabuhan, manajemen keselamatan kapal, pemantauan bahan bakar, pemantauan potensi dari emisi kapal, serta manajemen inspeksi kapal," kata Ketut, Selasa (21/7/2020). (Baca juga: Gelar Kompetisi Sains di Tengah Pandemi, Mendorong Siswa Tetap Berprestasi )
Ia melanjutkan, proyek AISITS sudah dikembangkan sejak 2007 dan bekerja sama dengan Kobe University dari Jepang. Kemudian, proyek ini berlanjut sampai pengembangan algoritma oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi saat itu hingga berhasil diluncurkan pada 2018.
“Pada 2018 lalu, AISITS berhasil dihilirisasi oleh ITS Tekno Sains,” ujar Alumnus Newcastle University, Inggris ini.
Dosen mata kuliah Statistika Rekayasa itu menambahkan, cara kerja AISITS tidak jauh berbeda, di mana AIS akan mengirimkan sinyal dari stasiun utama dan akan diterjemahkan menjadi data mentah. Selanjutnya, data tersebut digabungkan dengan data lain seperti koordinat, analisis ilmiah, dan data dasar kapal. (Baca juga: Kemendikbud Jamin Transparansi pada Seleksi Organisasi Penggerak )
Data yang sudah tergabung akan ditransfer dalam bentuk early warning system (sistem peringatan dini) dan disebar melalui pos elektronik, layar besar, kapal, dan perangkat seluler.
Ketut menambahkan, pemanfaatan dari AISITS sudah digunakan dalam beberapa penelitian, seperti ship tracking, monitor bahan bakar, monitor emisi gas, menghindari kecelakaan lalu lintas pelayaran, dan monitor tumpahan minyak.
“Penelitian terbaru AISITS adalah pelacakan kapal kargo berbasis sistem end-to-end,” jelasnya.
Penggunaan AIS ini bisa memberi empat manfaat utama yaitu mendeteksi risiko navigasional terkini dengan analisis logaritma, mengkomputasi data dari hasil pelacakan alat pelacak, mampu mengintegrasikan perangkat-perangkat navigasional dan menjalankan kapal, serta mampu menjalankan proses evaluasi pekerja kapal.
Guru Besar ITS Bidang Teknik Sistem Perkapalan Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc menuturkan, AIS atau Sistem Identifikasi Otomatis merupakan sistem pelacakan otomatis yang digunakan pada kapal dan dengan pelayanan lalu lintas kapal untuk mengidentifikasi dan menemukan kapal.
Pihaknya mengembangkan AISITS dalam dua bentuk, yaitu aplikasi web dan aplikasi seluler. Keduanya diharapkan bisa memudahkan penguna dalam memanfaatkan aplikasi tersebut. "AISITS digunakan dalam manajemen kapal di pelabuhan, manajemen keselamatan kapal, pemantauan bahan bakar, pemantauan potensi dari emisi kapal, serta manajemen inspeksi kapal," kata Ketut, Selasa (21/7/2020). (Baca juga: Gelar Kompetisi Sains di Tengah Pandemi, Mendorong Siswa Tetap Berprestasi )
Ia melanjutkan, proyek AISITS sudah dikembangkan sejak 2007 dan bekerja sama dengan Kobe University dari Jepang. Kemudian, proyek ini berlanjut sampai pengembangan algoritma oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi saat itu hingga berhasil diluncurkan pada 2018.
“Pada 2018 lalu, AISITS berhasil dihilirisasi oleh ITS Tekno Sains,” ujar Alumnus Newcastle University, Inggris ini.
Dosen mata kuliah Statistika Rekayasa itu menambahkan, cara kerja AISITS tidak jauh berbeda, di mana AIS akan mengirimkan sinyal dari stasiun utama dan akan diterjemahkan menjadi data mentah. Selanjutnya, data tersebut digabungkan dengan data lain seperti koordinat, analisis ilmiah, dan data dasar kapal. (Baca juga: Kemendikbud Jamin Transparansi pada Seleksi Organisasi Penggerak )
Data yang sudah tergabung akan ditransfer dalam bentuk early warning system (sistem peringatan dini) dan disebar melalui pos elektronik, layar besar, kapal, dan perangkat seluler.
Ketut menambahkan, pemanfaatan dari AISITS sudah digunakan dalam beberapa penelitian, seperti ship tracking, monitor bahan bakar, monitor emisi gas, menghindari kecelakaan lalu lintas pelayaran, dan monitor tumpahan minyak.
“Penelitian terbaru AISITS adalah pelacakan kapal kargo berbasis sistem end-to-end,” jelasnya.
Penggunaan AIS ini bisa memberi empat manfaat utama yaitu mendeteksi risiko navigasional terkini dengan analisis logaritma, mengkomputasi data dari hasil pelacakan alat pelacak, mampu mengintegrasikan perangkat-perangkat navigasional dan menjalankan kapal, serta mampu menjalankan proses evaluasi pekerja kapal.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda