Sikapi Polemik, Kemendikbud Evaluasi Program Organisasi Penggerak
Jum'at, 24 Juli 2020 - 20:58 WIB
“Organisasi penggerak juga tidak perlu khawatir dengan evaluasi lanjutan dan penyempurnaan program ini. Kami mengucapkan terima kasih atas kesabaran dan dedikasi dalam mengikuti keseluruhan proses, dan terlebih lagi atas semua kontribusinya bagi pendidikan Indonesia selama ini. Pemerintah akan terus mengupayakan prinsip gotong royong dalam menyelenggarakan berbagai program dan mencapai tujuan kita bersama,” kata Mendikbud.
Program Organisasi Penggerak dirancang agar Kemendikbud dapat belajar dari inovasi-inovasi pembelajaran terbaik yang digerakan masyarakat. Kemendikbud memberikan dukungan untuk memperbesar skala gerakan agar dapat dimanfaatkan secara lebih luas.
Saat ini 4.464 organisasi telah mendaftar di program POP ini dan kemudian mengikuti proses evaluasi proposal yang terdiri atas seleksi administrasi, substansi, dan verifikasi. Program ini nantinya akan fokus kepada berbagai upaya pengembangan literasi, numerasi, dan karakter di 34 provinsi di seluruh Indonesia.neneng zubaidah
Seperti diketahui hasil seleksi POP menjadi polemik. Sejumlah lembaga pendidikan dari Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama mundur sebagai bentuk protes atas hasil seleksi yang dinilai tidak jelas.
Sebelumnya, Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda mendesak Kemendikbud menjelaskan tentang kriteria untuk menentukan entitas pendidikan yang bisa masuk dalam program itu.
Syaiful juga mempertanyakan tentang masuknya dua yayasan yang berafiliasi ke perusahaan-perusahaan besar yang lolos seleksi program tersebut.
Program Organisasi Penggerak dirancang agar Kemendikbud dapat belajar dari inovasi-inovasi pembelajaran terbaik yang digerakan masyarakat. Kemendikbud memberikan dukungan untuk memperbesar skala gerakan agar dapat dimanfaatkan secara lebih luas.
Saat ini 4.464 organisasi telah mendaftar di program POP ini dan kemudian mengikuti proses evaluasi proposal yang terdiri atas seleksi administrasi, substansi, dan verifikasi. Program ini nantinya akan fokus kepada berbagai upaya pengembangan literasi, numerasi, dan karakter di 34 provinsi di seluruh Indonesia.neneng zubaidah
Seperti diketahui hasil seleksi POP menjadi polemik. Sejumlah lembaga pendidikan dari Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama mundur sebagai bentuk protes atas hasil seleksi yang dinilai tidak jelas.
Sebelumnya, Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda mendesak Kemendikbud menjelaskan tentang kriteria untuk menentukan entitas pendidikan yang bisa masuk dalam program itu.
Syaiful juga mempertanyakan tentang masuknya dua yayasan yang berafiliasi ke perusahaan-perusahaan besar yang lolos seleksi program tersebut.
(dam)
tulis komentar anda