Sekolah Online Masih Bermasalah
Kamis, 30 Juli 2020 - 06:19 WIB
Di bagian lain, Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar mendesak agar kementerian pendidikan segera menyelesaikan dan mencari solusi atas persoalan PJJ terutama di desa-desa akibat pandemi Covid-19. Menurut dia, kebijakan tersebut sangat tidak efektif bagi kalangan menengah ke bawah.
“Tapi menengah atas efektif. Saya khawatir ini nanti akan terjadi lost generation, kualitas pendidikan kita menurun," tutur pria yang akrab dipanggil Gus AMI itu. (Baca juga: Semakin Panas, India Terang-terangan Targetkan Jack Ma dan Alibaba)
Dia menambahkan, saat ini banyak video viral di mana ibu-ibu marah dan mengeluh tidak bisa mengawasi dan mengawal, serta mengajari anak-anaknya belajar melalui sistem online.
"Saya khawatir kualitas pendidikan akan menurun drastis, terutama kalangan menengah bawah. Ini tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri, harus dibantu Muhammadiyah, NU, organisasi-organisasi kemasyarakatan. Ajak NU, ajak Muhammadiyah membikin pendidikan alternatif di desa-desa dengan membuka lagi pendidikan dengan standar protokol yang efektif," katanya.
Langkah lainnya, kata Gus AMI, yakni menggunakan media televisi secara lebih maksimal karena dinilai lebih mudah, murah, dan terjangkau. “Harus ada terobosan cepat dari Mendikbud," katanya.
Pihaknya mendesak Mendikbud untuk melibatkan masjid, gereja, dan tokoh-tokoh agama untuk membuat pendidikan langsung. "Kalau siswa gak bisa akses, tokoh agama yang akses. Orang tua sudah off, di tingkat menengah ke bawah (menyerah)," katanya. (Lihat videonya: Akibat Hubungan Arus Pendek Listrik, Gudang Penyimpanan Beras Terbakar)
Dikatakan Gus Ami, rencana Kemendikbud untuk membuka kembali belajar secara tatap muka mulai Januari 2021 mendatang dinilai terlalu lama. Karena itu, harus ada terobosan cepat dengan memanfaatkan masjid, gereja dan para tokoh agama. "Terutama kalangan menengah bawah sudah menyerah," tuturnya. (Abdul Rochim/Kiswondari/Fahmi W Bahtiar)
“Tapi menengah atas efektif. Saya khawatir ini nanti akan terjadi lost generation, kualitas pendidikan kita menurun," tutur pria yang akrab dipanggil Gus AMI itu. (Baca juga: Semakin Panas, India Terang-terangan Targetkan Jack Ma dan Alibaba)
Dia menambahkan, saat ini banyak video viral di mana ibu-ibu marah dan mengeluh tidak bisa mengawasi dan mengawal, serta mengajari anak-anaknya belajar melalui sistem online.
"Saya khawatir kualitas pendidikan akan menurun drastis, terutama kalangan menengah bawah. Ini tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri, harus dibantu Muhammadiyah, NU, organisasi-organisasi kemasyarakatan. Ajak NU, ajak Muhammadiyah membikin pendidikan alternatif di desa-desa dengan membuka lagi pendidikan dengan standar protokol yang efektif," katanya.
Langkah lainnya, kata Gus AMI, yakni menggunakan media televisi secara lebih maksimal karena dinilai lebih mudah, murah, dan terjangkau. “Harus ada terobosan cepat dari Mendikbud," katanya.
Pihaknya mendesak Mendikbud untuk melibatkan masjid, gereja, dan tokoh-tokoh agama untuk membuat pendidikan langsung. "Kalau siswa gak bisa akses, tokoh agama yang akses. Orang tua sudah off, di tingkat menengah ke bawah (menyerah)," katanya. (Lihat videonya: Akibat Hubungan Arus Pendek Listrik, Gudang Penyimpanan Beras Terbakar)
Dikatakan Gus Ami, rencana Kemendikbud untuk membuka kembali belajar secara tatap muka mulai Januari 2021 mendatang dinilai terlalu lama. Karena itu, harus ada terobosan cepat dengan memanfaatkan masjid, gereja dan para tokoh agama. "Terutama kalangan menengah bawah sudah menyerah," tuturnya. (Abdul Rochim/Kiswondari/Fahmi W Bahtiar)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda