Kolaborasi Yayasan Attaqwa dan UMJ Latih Calon Satgas Antikekerasan di Satuan Pendidikan
Jum'at, 22 September 2023 - 03:55 WIB
Peserta tidak hanya dilatih soal peraturan perguruan sebagai payung hukum, namun juga tujuh standar operasional prosedur (SOP) turunan sebagai implementasi teknis dari peraturan tersebut. Peraturan perguruan dan tujuh SOP yang dimiliki oleh Yayasan Attaqwa adalah regulasi pertama di Indonesia yang sangat lengkap dan holistik.
Hal tersebut diamini oleh seluruh narasumber, bahwa kerja sama Yayasan Attaqwa dan UMJ sukses membangun sebuah sistem yang sangat terpadu. Ada tujuh SOP yang mencakup SOP Pencegahan, SOP Madrasah dan Sekolah Ramah Anak, SOP Penanganan, SOP Dukungan Psikologis Awal, SOP Sanksi, SOP Monitoring dan Evaluasi, dan SOP Tindaklanjut dan Kerja Sama.
Umam berpendapat, peraturan dan SOP ini tidak hanya mengatur mengenai pencegahan dan penanganan, namun juga pemulihan korban dan sanksi bagi pelaku kekerasan, termasuk pula bagaimana membangun jejaring kerja sama lintas sektor.
Ketua LPPM UMJ Prof. Dr. Tri Yuni Hendrawati mengapresiasi pelatihan ini. Dia menilai kegiatan ini sangat memberikan dampak yang positif bagi mahasiswa dan dosen dalam pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam pemenuhan IKU Nasional dan IKU UMJ.
“Kolaborasi ini membuktikan peran UMJ sebagai kampus yang empowering bagi mitra dan masyarakat luas, ditambah lagi dukungan penuh dari Kedaireka, yang diharapkan membawa efek domino bagi pemberantasan kekerasan di satuan pendidikan,” pungkasnya.
Lihat Juga: Sekolah Bisnis Pesantren Didorong Lahirkan Santripreneur untuk Perkokoh Perjuangan Para Kiai
Hal tersebut diamini oleh seluruh narasumber, bahwa kerja sama Yayasan Attaqwa dan UMJ sukses membangun sebuah sistem yang sangat terpadu. Ada tujuh SOP yang mencakup SOP Pencegahan, SOP Madrasah dan Sekolah Ramah Anak, SOP Penanganan, SOP Dukungan Psikologis Awal, SOP Sanksi, SOP Monitoring dan Evaluasi, dan SOP Tindaklanjut dan Kerja Sama.
Umam berpendapat, peraturan dan SOP ini tidak hanya mengatur mengenai pencegahan dan penanganan, namun juga pemulihan korban dan sanksi bagi pelaku kekerasan, termasuk pula bagaimana membangun jejaring kerja sama lintas sektor.
Ketua LPPM UMJ Prof. Dr. Tri Yuni Hendrawati mengapresiasi pelatihan ini. Dia menilai kegiatan ini sangat memberikan dampak yang positif bagi mahasiswa dan dosen dalam pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam pemenuhan IKU Nasional dan IKU UMJ.
“Kolaborasi ini membuktikan peran UMJ sebagai kampus yang empowering bagi mitra dan masyarakat luas, ditambah lagi dukungan penuh dari Kedaireka, yang diharapkan membawa efek domino bagi pemberantasan kekerasan di satuan pendidikan,” pungkasnya.
Lihat Juga: Sekolah Bisnis Pesantren Didorong Lahirkan Santripreneur untuk Perkokoh Perjuangan Para Kiai
(rca)
tulis komentar anda