Sambil Kerja Bisa Lulus Tepat Waktu? Simak Tips dari Alumnus Universitas Pertamina Ini
Jum'at, 01 Desember 2023 - 12:01 WIB
JAKARTA - Mengejutkan, survey National Center for Educational Statistics mengungkap hanya 40% mahasiswa yang tertarik untuk bekerja sebelum lulus bangku kuliah. Padahal kerja sambil kuliah , dianggap dapat meningkatkan keterampilan praktis, sosial, dan prospek karier yang lebih moncer (Curtin & Lucas, 2011). Keengganan kuliah sembari bekerja karena dianggap mengganggu waktu tempuh studi dan produktivitas mahasiswa.
Namun hal itu ditampik Putri Cholillah Azza, lulusan Program Studi Komunikasi Universitas Pertamina (UPER) angkatan 2019. Azza berhasil menyelesaikan perkuliahannya tepat di tahun keempat dengan IPK 3,72. Hebatnya, prestasi disebut dilakukan di saat Azza juga menjalani pekerjaan paruh waktu sejak tahun 2020 di industri makanan dan kecantikan di Malaysia.
Azza memulai pekerjaan sambilan pada saat Covid melanda di tahun 2020 sebagai social media specialist di industri makanan. Pada tahun 2022, Azza berkesempatan mengisi posisi digital marketing di dua perusahaan berbeda dalam satu waktu, yaitu Naan Corner dan AISEL, dari Malaysia.
Baca juga: Mahasiswa Universitas Pertamina Gagas Solusi untuk Mengurangi Waktu Tunggu Transjakarta
“Ketertarikan untuk bekerja paruh waktu muncul ketika salah satu dosen saya menghimbau mahasiswa untuk dapat mengasah keterampilan praktis dengan mengikuti berbagai kegiatan, salah satunya menjadi freelancer. Pekerjaan sambilan juga membuat portofolio saya terlihat jauh lebih menarik dan dilirik oleh HRD. Hal ini terbukti pada saat saya lulus, saya langsung dikontak untuk menjadi pegawai tetap oleh perusahaan tempat saya bekerja lepas,” ujar Azza, melalui siaran pers, dikutip Jumat (1/12/2023).
Lulusan Komunikasi UPER yang saat ini bekerja di negeri Jiran tersebut membagikan sejumlah kiat untuk mengatur waktu kuliah sembari kerja secara efektif:
“Ketika saya memutuskan untuk menjadi pekerja lepas saat berkuliah, saya dihadapkan untuk mengelola waktu secara efektif dan efisien. Untuk mengatasi hal tersebut, saya menyusun project planner yang berisikan agenda akademik maupun non-akademik dan target pekerjaan sampingan. Sebagai contoh, terdapat 7 hari dalam sepekan dan saya sudah menyusun hari dimana saya akan berkuliah, mengerjakan tugas, dan belajar, membuat kalender konten media sosial, hingga kegiatan non-akademik,” pungkas Azza.
Namun hal itu ditampik Putri Cholillah Azza, lulusan Program Studi Komunikasi Universitas Pertamina (UPER) angkatan 2019. Azza berhasil menyelesaikan perkuliahannya tepat di tahun keempat dengan IPK 3,72. Hebatnya, prestasi disebut dilakukan di saat Azza juga menjalani pekerjaan paruh waktu sejak tahun 2020 di industri makanan dan kecantikan di Malaysia.
Azza memulai pekerjaan sambilan pada saat Covid melanda di tahun 2020 sebagai social media specialist di industri makanan. Pada tahun 2022, Azza berkesempatan mengisi posisi digital marketing di dua perusahaan berbeda dalam satu waktu, yaitu Naan Corner dan AISEL, dari Malaysia.
Baca juga: Mahasiswa Universitas Pertamina Gagas Solusi untuk Mengurangi Waktu Tunggu Transjakarta
“Ketertarikan untuk bekerja paruh waktu muncul ketika salah satu dosen saya menghimbau mahasiswa untuk dapat mengasah keterampilan praktis dengan mengikuti berbagai kegiatan, salah satunya menjadi freelancer. Pekerjaan sambilan juga membuat portofolio saya terlihat jauh lebih menarik dan dilirik oleh HRD. Hal ini terbukti pada saat saya lulus, saya langsung dikontak untuk menjadi pegawai tetap oleh perusahaan tempat saya bekerja lepas,” ujar Azza, melalui siaran pers, dikutip Jumat (1/12/2023).
Lulusan Komunikasi UPER yang saat ini bekerja di negeri Jiran tersebut membagikan sejumlah kiat untuk mengatur waktu kuliah sembari kerja secara efektif:
1. Manajemen Waktu
Selain menjadi pekerja lepas, status dirinya sebagai mahasiswa yang tengah menjalani perkuliahan dan mengikuti kegiatan pertukaran pelajar yang dilaksanakan oleh UPER dan Multimedia University, Malaysia, serta keterlibatan dirinya di Himpunan Mahasiswa Komunikasi UPER, sontak menjadikan Azza memiliki agenda yang padat dan harus memiliki jadwal terencana. Hal ini dilakukan agar kewajiban yang diemban dapat diselesaikan tepat waktu.“Ketika saya memutuskan untuk menjadi pekerja lepas saat berkuliah, saya dihadapkan untuk mengelola waktu secara efektif dan efisien. Untuk mengatasi hal tersebut, saya menyusun project planner yang berisikan agenda akademik maupun non-akademik dan target pekerjaan sampingan. Sebagai contoh, terdapat 7 hari dalam sepekan dan saya sudah menyusun hari dimana saya akan berkuliah, mengerjakan tugas, dan belajar, membuat kalender konten media sosial, hingga kegiatan non-akademik,” pungkas Azza.
tulis komentar anda