Dukung Hilirisasi Riset, Yarsi dan BRIN Jalin Kerja Sama
Rabu, 31 Januari 2024 - 17:00 WIB
JAKARTA - BRIN dan Universitas Yarsi menjalin kerja sama riset terutama di bidang kesehatan. Kerja sama ini diperlukan untuk mendorong riset hingga tahap komersialisasi.
Rektor Universitas Yarsi Prof Fasli Jalal mengatakan, kemandirian riset perlu dikembangkan di Indonesia dan dalam mendukung itu diperlukan keterlibatan banyak pihak.
Oleh karena itu, jelasnya, Yarsi pun berkolaborasi dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) agar bisa mengembangkan riset dasar hingga terapan serta menghilirisasinya ke industri.
Baca juga: BRIN Buka Magang Kerja dan Riset untuk Mahasiswa, Ini Syarat dan Ketentuannya
"Sehingga ada komersialisasi untuk nilai tambah riset, membuka lapangan kerja, dan kemandirian riset di Indonesia pun akan semakin kuat,"ujarnya, usai penandatanganan MoU, dalam keterangan resmi, Rabu (15/1/2024).
Mantan Wakil Mendikbud ini menjelaskan, pandemi covid-19 menjadi bukti bahwa dengan sinergi semua pihak Indonesia bisa mengembangkan berbagai inovasi tanpa perlu bergantung dengan produk luar negeri.
"Kita perkuat kemampuan diagnostik, bersama dengan BRIN dan Biofarma kembangkan kit yang harganya 5 kali lipat bisa kami produksi sendiri," tuturnya.
Fasli menerangkan, kerja sama dengan BRIN ibaratnya one stop service sebab sumber daya manusia di BRIN untuk riset sudah lengkap hingga teknologinya pun bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bersama.
Rektor Universitas Yarsi Prof Fasli Jalal mengatakan, kemandirian riset perlu dikembangkan di Indonesia dan dalam mendukung itu diperlukan keterlibatan banyak pihak.
Oleh karena itu, jelasnya, Yarsi pun berkolaborasi dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) agar bisa mengembangkan riset dasar hingga terapan serta menghilirisasinya ke industri.
Baca juga: BRIN Buka Magang Kerja dan Riset untuk Mahasiswa, Ini Syarat dan Ketentuannya
"Sehingga ada komersialisasi untuk nilai tambah riset, membuka lapangan kerja, dan kemandirian riset di Indonesia pun akan semakin kuat,"ujarnya, usai penandatanganan MoU, dalam keterangan resmi, Rabu (15/1/2024).
Mantan Wakil Mendikbud ini menjelaskan, pandemi covid-19 menjadi bukti bahwa dengan sinergi semua pihak Indonesia bisa mengembangkan berbagai inovasi tanpa perlu bergantung dengan produk luar negeri.
"Kita perkuat kemampuan diagnostik, bersama dengan BRIN dan Biofarma kembangkan kit yang harganya 5 kali lipat bisa kami produksi sendiri," tuturnya.
Fasli menerangkan, kerja sama dengan BRIN ibaratnya one stop service sebab sumber daya manusia di BRIN untuk riset sudah lengkap hingga teknologinya pun bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bersama.
tulis komentar anda