Dukung Hilirisasi Riset, Yarsi dan BRIN Jalin Kerja Sama
Rabu, 31 Januari 2024 - 17:00 WIB
Salah satu yang akan dikerjasamakan dengan BRIN adalah pemanfaatan kecerdasan buatan untuk pelayanan kesehatan, ujar Fasli. Saaqt ini RS Yarsi sedang mengujicoba pendataan pasien di bagian unit gawat darurat dengan kecerdasan buatan.
"Jadi dengan AI bisa mempertajam diagnosa, berapa lama pasien dirawat, obat apa yang efektif, perlukah klasterisasi menurut umur dan jenis kelamin. Lebih cepat, efektif, dan efisien. Ini sedang dicobakan untuk penggunaan AI untuk ICU dan di sinilah pendampingan dari BRIN diperlukan," ujarnya.
Baca juga: BRIN Buka Magang Kerja dan Riset untuk Mahasiswa, Ini Syarat dan Ketentuannya
Sementara Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Industri BRIN Mulyadi Sinung Harjono mengatakan, kerja sama riset ini tentu memerlukan waktu sehingga diskusi lanjutan setelah MoU ini diperlukan.
Dia mengatakan, kerja sama dengan Yarsi salah satunya terkait riset genomik seperti yang dikatakan Rektor. Lalu juga ada riset tentang implant gigi dan tulang dengan RS Yarsi.
Terkait dengan AI, Sinung mengatakan teknologi kecerdasan buatan yang dipakai dalam pelayanan medis yang sekarang sedang dikembangkan tersebut hanya bertugas sebagai penanda tentang penyakit, waktu kunjungan pengobatan, lama rawat inap hingga jenis-jenis obat apa saja yang dikonsumsi oleh pasien.
"AI itu sebagai tanda, bukan berarti AI yang memutuskan, karena yang memutuskan tetap dokter. AI memberikan tanda-tanda saja yang membantu diagnosa," tutur Sinung.
"Jadi dengan AI bisa mempertajam diagnosa, berapa lama pasien dirawat, obat apa yang efektif, perlukah klasterisasi menurut umur dan jenis kelamin. Lebih cepat, efektif, dan efisien. Ini sedang dicobakan untuk penggunaan AI untuk ICU dan di sinilah pendampingan dari BRIN diperlukan," ujarnya.
Baca juga: BRIN Buka Magang Kerja dan Riset untuk Mahasiswa, Ini Syarat dan Ketentuannya
Sementara Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Industri BRIN Mulyadi Sinung Harjono mengatakan, kerja sama riset ini tentu memerlukan waktu sehingga diskusi lanjutan setelah MoU ini diperlukan.
Dia mengatakan, kerja sama dengan Yarsi salah satunya terkait riset genomik seperti yang dikatakan Rektor. Lalu juga ada riset tentang implant gigi dan tulang dengan RS Yarsi.
Terkait dengan AI, Sinung mengatakan teknologi kecerdasan buatan yang dipakai dalam pelayanan medis yang sekarang sedang dikembangkan tersebut hanya bertugas sebagai penanda tentang penyakit, waktu kunjungan pengobatan, lama rawat inap hingga jenis-jenis obat apa saja yang dikonsumsi oleh pasien.
"AI itu sebagai tanda, bukan berarti AI yang memutuskan, karena yang memutuskan tetap dokter. AI memberikan tanda-tanda saja yang membantu diagnosa," tutur Sinung.
(nnz)
tulis komentar anda