Prodi PGSD Presuniv Raih Akreditasi Unggul LAMDIK, Mahasiswanya Dapat Kerja sebelum Lulus
Selasa, 25 Juni 2024 - 18:43 WIB
Waktu Tunggu yang Nol
Ketua Prodi PGSD Ani Pudjiastuti mengungkapkan apresiasi para asesor LAMDIK atas cepatnya lulusan diserap pasar. “Bahkan asesor menilai waktu tunggu bagi lulusan Prodi PGSD boleh dibilang nol,” terangnya.
Waktu tunggu adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang lulusan untuk mendapatkan pekerjaan setelah dia diwisuda. Itu artinya dengan waktu tunggu yang nol, para lulusan Prodi PGSD sama sekali tak perlu menunggu untuk mendapatkan pekerjaan.
Ani mengungkapkan lebih jauh soal ini. “Bahkan sebetulnya banyak mahasiswa PGSD yang sebelum lulus kuliah pun sudah ditawari untuk bekerja sebagai guru oleh berbagai sekolah internasional. Itu berkat program magang yang diterapkan oleh Presuniv,” ungkapnya.
Oleh karena kinerjanya yang baik selama menjalani program magang, lanjut Ani, pihak sekolah internasional tertarik untuk langsung merekrut mahasiswa yang bersangkutan. “Jadi, sebetulnya banyak mahasiswa Prodi PGSD yang sudah mendapatkan pekerjaan sebelum mereka lulus kuliah. Inilah yang banyak memberikan kontribusi terhadap waktu tunggu yang nol tadi,” tegas dia.
Lebih jauh Ani mengungkapkan pengalamannya ketika ditemui oleh pengurus suatu sekolah internasional. “Sekolah tersebut sebetulnya meminta 14 lulusan Prodi PGSD ke saya. Tapi, saya tidak bisa penuhi karena seluruh lulusannya sudah terserap oleh berbagai sekolah lainnya,” katanya.
Salah satu yang menyebabkan lulusan Prodi PGSD di Presuniv cepat mendapat pekerjaan adalah penggunaan bahasa Inggris dalam kegiatan perkuliahan. “Sebetulnya banyak universitas yang mempunyai Prodi PGSD, tetapi mereka tidak menyelenggarakan perkuliahannya dalam bahasa Inggris. Jadi, penggunaan Bahasa Inggris betul-betul menjadi faktor penentu keunggulan Prodi PGSD di Presuniv,” ujarnya.
Masukan dari Alumni
Selain itu, keberhasilan Prodi PGSD terakreditasi Unggul juga tak lepas dari kerja keras dan persiapan seluruh tim. Ani bercerita, sebelum mengajukan diri untuk akreditasi, tim Prodi PGSD melakukan studi banding ke prodi yang sama di beberapa perguruan tinggi. “Di antaranya, kami melakukan studi banding ke Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, dan Binus University di Kemanggisan, Jakarta,” tuturnya.
Kecuali studi banding, Prodi PGSD juga menjaring masukan secara langsung dari para pemangku kepentingan, seperti sekolah-sekolah internasional dan para alumni. “Alumni banyak sekali memberikan masukan dan umpan balik, terutama untuk hal-hal yang bersifat praktis. Masukan mereka sangat berharga, karena diperoleh dari pengalaman praktis selama menjadi guru di berbagai sekolah,” ungkap Ani.
tulis komentar anda