Biaya Visa Pelajar Meroket, Guru Besar IPB: Kejayaan Pendidikan Australia Makin Memudar
Minggu, 07 Juli 2024 - 11:46 WIB
JAKARTA - Rencana pembatasan jumlah mahasiswa internasional oleh pemerintah federal Australia mengejutkan banyak pihak. Langkah pertama untuk pembatasan tersebut adalah kenaikan biaya visa pelajar dari $710 menjadi $1.600 mulai 1 Juli 2024.
Guru Besar IPB University Prof Ronny Rachman Noor memprediksi kebijakan naiknya biaya visa pelajar ini akan menjadi masalah besar bagi universitas di Negeri Kangguru tersebut.
Baca juga: Mau Kuliah Gratis di Luar Negeri? Ini 26 Universitas di Australia yang Menyediakan Beasiswa
Hal ini menurut mantan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Indonesia di Australia pada tahun 2012-2016 ini juga merupakan lonceng kematian era kejayaan pendidikan Australia yang selama ini mengandalkan mahasiswa Internasional sebagai bagian dari pendidikannya.
“Diprediksi, kondisi ini akan berdampak besar pada perekonomian Australia karena jumlah mahasiswa asing diprediksi akan menurun tajam,” katanya, melalui siaran pers, dikutip Minggu (7/7/2024).
Baca juga: 10 Kampus Terbaik Australia yang Bisa Menjadi Tujuan Beasiswa LPDP, Ini Daftarnya
Sebagai gambaran, dalam kurun waktu Juli 2023-Mei 2024, jumlah visa calon mahasiswa internasional yang dikeluarkan mencapai 440.000.
“Tidak dapat dimungkiri, keberadaan mahasiswa Internasional di Australia berdampak besar bagi sektor ekonomi riil Australia. Dengan biaya visa sebesar ini, pembuatan visa menjadi lebih mahal jika dibandingkan dengan negara pesaing lainnya,” terangnya.
Mahasiswa internasional di Australia, ujar dia, menjadi tulang punggung pendapatan negara yang nilainya mencapai $40-$50 miliar per tahun. Jumlah mahasiswa asing di Australia sampai bulan Februari 2024 saja mencapai 713.144 orang. Dengan angka sebesar ini, mahasiswa asing menyumbang devisa yang sangat besar bagi pemerintah Australia.
Guru Besar IPB University Prof Ronny Rachman Noor memprediksi kebijakan naiknya biaya visa pelajar ini akan menjadi masalah besar bagi universitas di Negeri Kangguru tersebut.
Baca juga: Mau Kuliah Gratis di Luar Negeri? Ini 26 Universitas di Australia yang Menyediakan Beasiswa
Hal ini menurut mantan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Indonesia di Australia pada tahun 2012-2016 ini juga merupakan lonceng kematian era kejayaan pendidikan Australia yang selama ini mengandalkan mahasiswa Internasional sebagai bagian dari pendidikannya.
“Diprediksi, kondisi ini akan berdampak besar pada perekonomian Australia karena jumlah mahasiswa asing diprediksi akan menurun tajam,” katanya, melalui siaran pers, dikutip Minggu (7/7/2024).
Baca juga: 10 Kampus Terbaik Australia yang Bisa Menjadi Tujuan Beasiswa LPDP, Ini Daftarnya
Sebagai gambaran, dalam kurun waktu Juli 2023-Mei 2024, jumlah visa calon mahasiswa internasional yang dikeluarkan mencapai 440.000.
“Tidak dapat dimungkiri, keberadaan mahasiswa Internasional di Australia berdampak besar bagi sektor ekonomi riil Australia. Dengan biaya visa sebesar ini, pembuatan visa menjadi lebih mahal jika dibandingkan dengan negara pesaing lainnya,” terangnya.
Mahasiswa internasional di Australia, ujar dia, menjadi tulang punggung pendapatan negara yang nilainya mencapai $40-$50 miliar per tahun. Jumlah mahasiswa asing di Australia sampai bulan Februari 2024 saja mencapai 713.144 orang. Dengan angka sebesar ini, mahasiswa asing menyumbang devisa yang sangat besar bagi pemerintah Australia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda