KPN 2024 Wadah Kader Penceramah dengan Gagasan Kebangsaan dan Kebhinekaan
Rabu, 14 Agustus 2024 - 12:05 WIB
Rangkaian Kompetisi Pidato Nasional (KPN) 2024 berakhir dengan pemberian penghargaan kepada delapan peserta terbaik. Penghargaan diberikan oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas pada penutupan Grand Final KPN Madrasah 2024 di Jakarta.
Ada tiga pemenang terbaik dan lima special mentions. Mereka berasal dari siswa madrasah, negeri dan swasta, serta Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK). Menag mengapresiasi KPN 2024 yang digelar Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah pada DItjen Pendidikan Islam.
Menurutnya, KPN 2024 berhasil menjaring anak-anak muda yang memiliki keahlian berpidato, menyampaikan pendapat dan gagasannya tentang kebhinekaan, tentang moderasi beragama, dan tentang keberagaman. "Ke depan, tidak akan lagi banyak kita temui orang yang kalau pidato isinya cuma marah-marah. Kita berharap itu sudah tidak ada lagi. Karena kita punya dan siapkan sekian banyak kader penceramah yang saat pidato, akan menyuarakan dan menyampaikan gagasan-gagasan kebangsaan, gagasan kebhinekaan kepada seluruh masyarakat ini," ujar Menag di Jakarta, Sabtu (10/8/2024).
Tampak hadir, Sekjen Kemenag M Ali Ramdhani, Dirjen Pendidikan Islam Abu Rokhmad, serta sejumlah pejabat Eselon I Kementerian Agama lainnya. Hadir juga, para Staf Khusus dan Tenaga Ahli Menteri Agama, Direktur KSKK Madrasah M Sidik Sisdiyanto, dan sejumlah pejabat Eselon II lainnya.
Dijelaskan pria yang akrab disapa Gus Men ini, menanamkan nilai penghargaan atas kebhinekaan kepada generasi muda sangat penting. Sebab, setiap episode sejarah di manapun negara berada, selalu diwarnai keberagaman. Tidak ada sejarah kehidupan yang diwarnai keseragaman, semua berbeda.
"Itu artinya, Tuhan menghendaki kita berbeda-beda. Sekarang kita sebagai ciptaan Tuhan bagaimana menyikapi perbedaan itu menjadi sebuah kekuatan, bukan sebagai kelemahan," ujar Gus Men.
Kepada para finalis, Gus Men berpesan bahwa apa yang telah dicapai bukan akhir dari sebuah perjalanan dan latihan. Kemampuan dan talenta generasi mudah dalam menyampaikan ide dan gagasan melalui pidato ini sangat dibutuhkan. ''Apalagi menghadapi dunia yang semakin tidak mudah ditaklukkan. Adik-adik akan menghadapi masa depan yang mungkin akan lebih sulit dari generasi saat ini," katanya.
“Penting untuk berikhtiar dalam memperbaiki dunia ini dengan kemampuan yang kita miliki agar menjadi lebih baik dari hari ini," pesan Gus Men.
Ada tiga pemenang terbaik dan lima special mentions. Mereka berasal dari siswa madrasah, negeri dan swasta, serta Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK). Menag mengapresiasi KPN 2024 yang digelar Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah pada DItjen Pendidikan Islam.
Menurutnya, KPN 2024 berhasil menjaring anak-anak muda yang memiliki keahlian berpidato, menyampaikan pendapat dan gagasannya tentang kebhinekaan, tentang moderasi beragama, dan tentang keberagaman. "Ke depan, tidak akan lagi banyak kita temui orang yang kalau pidato isinya cuma marah-marah. Kita berharap itu sudah tidak ada lagi. Karena kita punya dan siapkan sekian banyak kader penceramah yang saat pidato, akan menyuarakan dan menyampaikan gagasan-gagasan kebangsaan, gagasan kebhinekaan kepada seluruh masyarakat ini," ujar Menag di Jakarta, Sabtu (10/8/2024).
Tampak hadir, Sekjen Kemenag M Ali Ramdhani, Dirjen Pendidikan Islam Abu Rokhmad, serta sejumlah pejabat Eselon I Kementerian Agama lainnya. Hadir juga, para Staf Khusus dan Tenaga Ahli Menteri Agama, Direktur KSKK Madrasah M Sidik Sisdiyanto, dan sejumlah pejabat Eselon II lainnya.
Dijelaskan pria yang akrab disapa Gus Men ini, menanamkan nilai penghargaan atas kebhinekaan kepada generasi muda sangat penting. Sebab, setiap episode sejarah di manapun negara berada, selalu diwarnai keberagaman. Tidak ada sejarah kehidupan yang diwarnai keseragaman, semua berbeda.
"Itu artinya, Tuhan menghendaki kita berbeda-beda. Sekarang kita sebagai ciptaan Tuhan bagaimana menyikapi perbedaan itu menjadi sebuah kekuatan, bukan sebagai kelemahan," ujar Gus Men.
Kepada para finalis, Gus Men berpesan bahwa apa yang telah dicapai bukan akhir dari sebuah perjalanan dan latihan. Kemampuan dan talenta generasi mudah dalam menyampaikan ide dan gagasan melalui pidato ini sangat dibutuhkan. ''Apalagi menghadapi dunia yang semakin tidak mudah ditaklukkan. Adik-adik akan menghadapi masa depan yang mungkin akan lebih sulit dari generasi saat ini," katanya.
“Penting untuk berikhtiar dalam memperbaiki dunia ini dengan kemampuan yang kita miliki agar menjadi lebih baik dari hari ini," pesan Gus Men.
tulis komentar anda