Cerita Inspiratif Laura, Atlet Disabilitas Berprestasi Dunia yang Raih Gelar Sarjana di UGM
Sabtu, 31 Agustus 2024 - 15:00 WIB
Uniknya, sejak kecil Laura merasa tertarik dengan sisi kompetitif di olahraga renang. “Aku mulai suka renang mungkin sejak SD kelas 4. Tapi, bukan renangnya sendiri yang aku enjoy waktu itu, melainkan sisi kompetitifnya. Awalnya renang karena asma, tapi lama-lama aku jadi suka kompetisinya,” jelasnya.
Momen yang paling berkesan menurutnya selama berkarier menjadi atlet adalah pada saat kompetisi pertamanya, dimana ia berhasil mendapatkan medali yang terbuat dari plastik.
Meski begitu, medali plastik itu telah menjadi motivasi terbesarnya untuk terus berkompetisi hingga sekarang. “Waktu pertama kali aku menang tuh dapet medali plastik aja, lomba antar kota. Terus diumumkan di sekolah, rasanya aku dapet motivasi yang besar untuk pengen ikut lomba renang lagi,” ujar Laura.
Sebagai anak tunggal, kedua orang tuanya sangat mendukung apa yang Laura inginkan, di bidang olahraga maupun akademik. Ayah Laura juga masih tetap menginginkan Laura untuk mengejar akademiknya. Meski tak mudah, Laura mampu menemukan solusi terbaik untuk dapat menyeimbangkan keduanya.
Dengan ketekunan dan pengelolaan waktu, ia berhasil menjalani masa kuliahnya tanpa mengorbankan karirnya sebagai atlet. “Aku tipenya suka menjadwal. Jadi, kalau ada tugas, aku lebih suka kerja di kampus dulu. Setelah itu kan latihan renang, terus malamnya tinggal melanjutkan apa yang perlu aku kerjakan,” paparnya.
Selama perjalanan akademiknya, Laura tentu menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana menyeimbangkan antara tuntutan akademik dan latihan renang yang intens.
“Tantangan terbesarnya adalah ketika kita mau benar-benar fokus di satu hal, mau tidak mau harus ada hal yang dikorbankan. Aku harus cuti setengah semester waktu pelatnas, jadi IP-ku nggak terlalu bagus,” katanya.
Meski baru saja merayakan kelulusannya, Laura juga sudah bersiap untuk menghadapi tantangan berikutnya. Ia masih aktif mempersiapkan diri untuk Peparnas yang akan datang di Solo, pada Oktober mendatang. “Peparnas ini setara dengan PON, lombanya juga di daerah deket-deket kampung halamanku (Surakarta), di Karanganyar,” jelasnya.
Setelah lulus, Laura juga menyampaikan bahwa ia tidak berniat untuk berhenti. Ia memiliki rencana yang jelas untuk masa depannya, termasuk melanjutkan karir di dunia renang serta mengejar profesi di bidang psikologi. “Renang pasti lanjut, karena itu passion-ku. Tapi, aku juga ingin mengejar profesi psikolog,” ujarnya.
Momen yang paling berkesan menurutnya selama berkarier menjadi atlet adalah pada saat kompetisi pertamanya, dimana ia berhasil mendapatkan medali yang terbuat dari plastik.
Meski begitu, medali plastik itu telah menjadi motivasi terbesarnya untuk terus berkompetisi hingga sekarang. “Waktu pertama kali aku menang tuh dapet medali plastik aja, lomba antar kota. Terus diumumkan di sekolah, rasanya aku dapet motivasi yang besar untuk pengen ikut lomba renang lagi,” ujar Laura.
Sebagai anak tunggal, kedua orang tuanya sangat mendukung apa yang Laura inginkan, di bidang olahraga maupun akademik. Ayah Laura juga masih tetap menginginkan Laura untuk mengejar akademiknya. Meski tak mudah, Laura mampu menemukan solusi terbaik untuk dapat menyeimbangkan keduanya.
Dengan ketekunan dan pengelolaan waktu, ia berhasil menjalani masa kuliahnya tanpa mengorbankan karirnya sebagai atlet. “Aku tipenya suka menjadwal. Jadi, kalau ada tugas, aku lebih suka kerja di kampus dulu. Setelah itu kan latihan renang, terus malamnya tinggal melanjutkan apa yang perlu aku kerjakan,” paparnya.
Selama perjalanan akademiknya, Laura tentu menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana menyeimbangkan antara tuntutan akademik dan latihan renang yang intens.
“Tantangan terbesarnya adalah ketika kita mau benar-benar fokus di satu hal, mau tidak mau harus ada hal yang dikorbankan. Aku harus cuti setengah semester waktu pelatnas, jadi IP-ku nggak terlalu bagus,” katanya.
Meski baru saja merayakan kelulusannya, Laura juga sudah bersiap untuk menghadapi tantangan berikutnya. Ia masih aktif mempersiapkan diri untuk Peparnas yang akan datang di Solo, pada Oktober mendatang. “Peparnas ini setara dengan PON, lombanya juga di daerah deket-deket kampung halamanku (Surakarta), di Karanganyar,” jelasnya.
Setelah lulus, Laura juga menyampaikan bahwa ia tidak berniat untuk berhenti. Ia memiliki rencana yang jelas untuk masa depannya, termasuk melanjutkan karir di dunia renang serta mengejar profesi di bidang psikologi. “Renang pasti lanjut, karena itu passion-ku. Tapi, aku juga ingin mengejar profesi psikolog,” ujarnya.
(wyn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda