Kolaborasi Kemendikbud, KemenPPA, dan Tanoto Foundation untuk Tingkatkan Kemandirian Anak
Selasa, 08 Oktober 2024 - 15:33 WIB
Di tempat yang sama, Direktur PAUD, Dikdasmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Komalasari mengatakan bahwa peluncuran buku cerita ini sejalan dengan semangat implementasi Kurikulum Merdeka, dalam rangka menghasilkan generasi anak-anak yang mandiri, kreatif, berdaya saing, serta sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan literasi anak.
“Kehadiran buku “Bisa atau Tidak, Ya?” juga mendukung program Merdeka Belajar Episode ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia, dan Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan,” sambung Komalasari.
Head of Learning Environment Tanoto Foundation, Margaretha Ari Widowati, mengingatkan bahwa usia dini menjadi tahap kritis bagi anak untuk belajar dan membentuk berbagai potensi dasar, termasuk kemandirian.
“Masih banyak anggapan bahwa anak usia dini belum mampu mandiri. Padahal, melatih kemandirian sejak dini berkontribusi dalam menumbuhkan kepercayaan diri dan resiliensi atau daya juang anak, yang menjadi bekal penting bagi anak untuk menghadapi berbagai tantangan masa depan mereka,” pungkas Ari.
“Lewat buku “Bisa atau Tidak, Ya?”, Tanoto Foundation berharap selain dapat membantu anak menjadi mandiri yang akan mendorong terbentuknya kemampuan fondasi, juga dapat meningkatkan literasi anak sejak dini dengan buku bacaan berkualitas,” kata Ari.
Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, sebelumnya juga telah melakukan studi bersama School of Parenting pada akhir 2023 mengenai praktik pengasuhan anak usia dini. Studi tersebut menunjukkan bahwa 51,2% balita di Indonesia belum memiliki buku cerita, dan 56,5% orang tua belum pernah membacakan buku cerita untuk anak mereka.
“Oleh karena itu, melalui buku cerita “Bisa atau Tidak, Ya?” kami juga bertujuan memperkaya pilihan buku cerita bergambar dan membentuk interaksi yang bermakna antara orang tua dan anak lewat proses membaca bersama,” tutup Ari.
“Kehadiran buku “Bisa atau Tidak, Ya?” juga mendukung program Merdeka Belajar Episode ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia, dan Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan,” sambung Komalasari.
Head of Learning Environment Tanoto Foundation, Margaretha Ari Widowati, mengingatkan bahwa usia dini menjadi tahap kritis bagi anak untuk belajar dan membentuk berbagai potensi dasar, termasuk kemandirian.
“Masih banyak anggapan bahwa anak usia dini belum mampu mandiri. Padahal, melatih kemandirian sejak dini berkontribusi dalam menumbuhkan kepercayaan diri dan resiliensi atau daya juang anak, yang menjadi bekal penting bagi anak untuk menghadapi berbagai tantangan masa depan mereka,” pungkas Ari.
“Lewat buku “Bisa atau Tidak, Ya?”, Tanoto Foundation berharap selain dapat membantu anak menjadi mandiri yang akan mendorong terbentuknya kemampuan fondasi, juga dapat meningkatkan literasi anak sejak dini dengan buku bacaan berkualitas,” kata Ari.
Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, sebelumnya juga telah melakukan studi bersama School of Parenting pada akhir 2023 mengenai praktik pengasuhan anak usia dini. Studi tersebut menunjukkan bahwa 51,2% balita di Indonesia belum memiliki buku cerita, dan 56,5% orang tua belum pernah membacakan buku cerita untuk anak mereka.
“Oleh karena itu, melalui buku cerita “Bisa atau Tidak, Ya?” kami juga bertujuan memperkaya pilihan buku cerita bergambar dan membentuk interaksi yang bermakna antara orang tua dan anak lewat proses membaca bersama,” tutup Ari.
(nnz)
tulis komentar anda