Kemendikbud: 210 Seniman akan Mengajar Siswa di 16 Kabupaten
Rabu, 02 September 2020 - 17:08 WIB
JAKARTA - Meski di tengah pandemi Kemendikbud akan mengadakan Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) . Tahun ini ada 210 seniman yang akan mengajar 4.200 siswa di 16 kabupaten kota.
Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan, GSMS ini diadakan untuk keempat kalinya tahun ini. Gerakan ini bertujuan untuk mempertemukan seniman dan siswa di sekolah secara langsung. (Baca juga: Pemerintah Subsidi Kuota, Tapi Banyak Siswa di Daerah Terkendala Sinyal )
"Agar siswa mendapat pengalaman dari tangan pertama dari seniman tentang bagaimana berkreasi mulai dari merumuskan ide sampai menjadi eksekusi sesuatu,"katanya pada taklimat media Program GSMS secara daring, Rabu (2/9).
Hilmar menjelaskan, GSMS ini diadakan karena jumlah guru kesenian yang masih terbatas. Selain itu, dia mengungkapkan, karena ada guru kesenian yang tidak memiliki later belakang kesenian. Sehingga dengan seniman yang mengajar di sekolah ini akan juga membantu pola pengajaran pendidikan seni.
Hilmar mengatakan, adanya program ini bukan untuk melatih siswa agar bisa menjadi seniman saja. Namun lebih dari itu, katanya, dengan siswa mengenal seni dengan lebih dalam maka juga akan menjadi metode pendidikan karakter bagi siswa dan juga sebagai metode bagi siswa untuk mengekspresikan diri. (Baca juga: Rektor IPB: Indonesia Harus Siapkan Skenario Pembelajaran Masa Depan )
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Restu Gunawan mengatakan, awalnya GSMS ini akan dilaksanakan di 64 kabupaten kota. Namun karena adanya refokusing anggaran di daerah maka hanya ada 16 kabupaten kota yang bisa melaksanakan program ini. "Ini program gotong royong karena daerah juga kadang turut membiayai honorarium seniman dan ada pendamping juga," katanya.
Restu menjelaskan, akan ada 4.200 siswa yang akan ikut dalam program ini mulai dari jenjang SD hingga SMA. Menurut dia, karena masa pandemi COVID-19 maka kegiatan ini akan berlangsung luring dan daring. Diawali dengan workshop kepada seniman untuk menyusun materi pembelajarannya secara daring. Sementara proses belajarnya nanti akan dimulai pada Oktober dan November yang sebagian besar akan dilakukan daring.
Pada sesi terakhir program, katanya, siswa akan bisa melakukan presentasi seperti dengan mengadakan pertunjukan ataupun pameran daring. Katanya, kalaupun ada pertunjukan yang bisa dilakukan luring maka akan dilaksanakan sesuai protokol kesehatan yang ketat.
Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan, GSMS ini diadakan untuk keempat kalinya tahun ini. Gerakan ini bertujuan untuk mempertemukan seniman dan siswa di sekolah secara langsung. (Baca juga: Pemerintah Subsidi Kuota, Tapi Banyak Siswa di Daerah Terkendala Sinyal )
"Agar siswa mendapat pengalaman dari tangan pertama dari seniman tentang bagaimana berkreasi mulai dari merumuskan ide sampai menjadi eksekusi sesuatu,"katanya pada taklimat media Program GSMS secara daring, Rabu (2/9).
Hilmar menjelaskan, GSMS ini diadakan karena jumlah guru kesenian yang masih terbatas. Selain itu, dia mengungkapkan, karena ada guru kesenian yang tidak memiliki later belakang kesenian. Sehingga dengan seniman yang mengajar di sekolah ini akan juga membantu pola pengajaran pendidikan seni.
Hilmar mengatakan, adanya program ini bukan untuk melatih siswa agar bisa menjadi seniman saja. Namun lebih dari itu, katanya, dengan siswa mengenal seni dengan lebih dalam maka juga akan menjadi metode pendidikan karakter bagi siswa dan juga sebagai metode bagi siswa untuk mengekspresikan diri. (Baca juga: Rektor IPB: Indonesia Harus Siapkan Skenario Pembelajaran Masa Depan )
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Restu Gunawan mengatakan, awalnya GSMS ini akan dilaksanakan di 64 kabupaten kota. Namun karena adanya refokusing anggaran di daerah maka hanya ada 16 kabupaten kota yang bisa melaksanakan program ini. "Ini program gotong royong karena daerah juga kadang turut membiayai honorarium seniman dan ada pendamping juga," katanya.
Restu menjelaskan, akan ada 4.200 siswa yang akan ikut dalam program ini mulai dari jenjang SD hingga SMA. Menurut dia, karena masa pandemi COVID-19 maka kegiatan ini akan berlangsung luring dan daring. Diawali dengan workshop kepada seniman untuk menyusun materi pembelajarannya secara daring. Sementara proses belajarnya nanti akan dimulai pada Oktober dan November yang sebagian besar akan dilakukan daring.
Pada sesi terakhir program, katanya, siswa akan bisa melakukan presentasi seperti dengan mengadakan pertunjukan ataupun pameran daring. Katanya, kalaupun ada pertunjukan yang bisa dilakukan luring maka akan dilaksanakan sesuai protokol kesehatan yang ketat.
(mpw)
tulis komentar anda