BINUS University Kembangkan Perangkat Literasi dan Navigasi untuk Disabilitas Netra
Minggu, 16 Februari 2025 - 13:26 WIB
Fungsinya sebagai alat pendeteksi halangan yang dapat menjangkau jarak hingga 3 meter di depan penggunanya.
"Alat ini dipasang di pinggang pengguna, dan jika ada halangan dalam radius tiga meter, Sonar Vision akan bergetar sebagai peringatan," jelas Dosen Computer Engineering Binus University Rinda Hedwig.
Versi pertama Sonar Vision telah dibagikan kepada 100 penyandang tuna netra pada tahun 2019 melalui kerja sama dengan Yayasan Mitra Netra. Pada tahun 2020, alat ini kembali diuji coba dengan penerima manfaat yang lebih luas.
Berbeda dengan alat serupa yang menggunakan suara sebagai peringatan, Sonar Vision hanya mengandalkan getaran agar lebih efektif dalam lingkungan yang bising, seperti jalan raya.
"Jika menggunakan suara, ada risiko suara peringatan tidak terdengar akibat kebisingan lingkungan. Oleh karena itu, kami memilih sistem getaran agar lebih terasa bagi pengguna," tambah tim pengembang.
Bodi Sonar Vision disusun dari bahan plastik tipe PLA yang cetakannya menggunakan teknologi 3D Printing. Untuk bisa menciptakan satu unit Sonar Vision, proses yang harus dilalui meliputi desaincasing,initial coding, sertacodingulang menggunakanmicro controllerdengan versi berbeda.
2 alat tersebut menjadi salah satu yang dipamerkan di Maker Innovation Space (MIS) Festival yang berlangsung pada 12-14 Februari 2025 di Plaza Hitam, BINUS @Kemanggisan Anggrek Campus dengan dukungan dari Program Computer Engineering, Civil Engineering, Industrial Engineering, DKV (Desain Komunikasi Visual), Hotel Management, Architecture, PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar), TI (Teknik Informatika), dan Film dari BINUS University.
Festival ini bertujuan untuk membangun ekosistem kreatif yang menarik minat mahasiswa dari berbagai jurusan serta industri terkait, serta mempromosikan budaya inovasi lintas disiplin ilmu.
"Alat ini dipasang di pinggang pengguna, dan jika ada halangan dalam radius tiga meter, Sonar Vision akan bergetar sebagai peringatan," jelas Dosen Computer Engineering Binus University Rinda Hedwig.
Versi pertama Sonar Vision telah dibagikan kepada 100 penyandang tuna netra pada tahun 2019 melalui kerja sama dengan Yayasan Mitra Netra. Pada tahun 2020, alat ini kembali diuji coba dengan penerima manfaat yang lebih luas.
Berbeda dengan alat serupa yang menggunakan suara sebagai peringatan, Sonar Vision hanya mengandalkan getaran agar lebih efektif dalam lingkungan yang bising, seperti jalan raya.
"Jika menggunakan suara, ada risiko suara peringatan tidak terdengar akibat kebisingan lingkungan. Oleh karena itu, kami memilih sistem getaran agar lebih terasa bagi pengguna," tambah tim pengembang.
Bodi Sonar Vision disusun dari bahan plastik tipe PLA yang cetakannya menggunakan teknologi 3D Printing. Untuk bisa menciptakan satu unit Sonar Vision, proses yang harus dilalui meliputi desaincasing,initial coding, sertacodingulang menggunakanmicro controllerdengan versi berbeda.
2 alat tersebut menjadi salah satu yang dipamerkan di Maker Innovation Space (MIS) Festival yang berlangsung pada 12-14 Februari 2025 di Plaza Hitam, BINUS @Kemanggisan Anggrek Campus dengan dukungan dari Program Computer Engineering, Civil Engineering, Industrial Engineering, DKV (Desain Komunikasi Visual), Hotel Management, Architecture, PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar), TI (Teknik Informatika), dan Film dari BINUS University.
Festival ini bertujuan untuk membangun ekosistem kreatif yang menarik minat mahasiswa dari berbagai jurusan serta industri terkait, serta mempromosikan budaya inovasi lintas disiplin ilmu.
(nnz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda