Alumnus IPB Manfaatkan Ubi Jalar untuk Cegah Stunting di Afrika
Jum'at, 25 September 2020 - 18:36 WIB
JAKARTA - Alumnus IPB University dari Fakultas Pertanian Erna Abidin berhasil mengembangkan ubi jalar oranye sebagai bahan makanan untuk balita di Malawi (Afrika Timur), Burkina Faso dan Nigeria (Afrika Barat).
Erna melakukan intervensi pada pola konsumsi balita di sana dengan memanfaatkan ubi jalar untuk mencegah stunting .
"Ada hasil breeding/penyilangan yang dilakukan di Ghana dan Burkina Faso dimana proyek saya juga menyumbang dalam program diseminasi untuk stek-stek varietas baru baik di Ghana maupun di Burkina Faso," terangnya melalui siaran pers, Jumat (25/9). (Baca juga: Catat! Ini Syarat Penerima Bantuan Paket Kuota Gratis )
Menurut Erna, amanah keilmuannya dalam mendalami ubi jalar memanggilnya untuk membantu masyarakat di benua Afrika. Erna menggunakan teknik biologi molekuler yang merupakan prinsip-prinsip dari bioteknologi. Dari sini dapat ditelusuri dari mana asal ubi-ubi tersebut.
Kiprah Erna di Afrika berawal dari profesinya sebagai seorang educator di Uganda (1994-2001), lalu melanjutkan sebagai peneliti di sebuah non governmental organization (NGO) bernama Reputed Agriv 4 Dev Stichting & Foundation. "Niat saya yang sederhana untuk memulai perjuangan di benua Afrika. Saya ingin berkontribusi bagi kehidupan umat manusia," tuturnya.
Dengan dukungan dari pemerintah di negara-negara tersebut, berdasarkan laporan dari FAO, Erna berhasil memberikan hasil yang nyata. Program pengembangan ubi jalar untuk pencegahan stunting di Afrika ini dijalankan Erna selama 4,5 tahun. (Baca juga: Kemenristek Dukung Uji Klinis Genos Teknologi Pengendus COVID-19 buatan UGM )
“Ada banyak potensi pertanian di Afrika yang bisa dikembangkan. Oleh karena itu banyak daerah yang memerlukan ahli-ahli pertanian. Saat ini Sustainable Development Goals (SDGs) menekankan pada partnerships yaitu membawa private sector untuk terlibat dalam pembangunan pertanian,” ujar wanita kelahiran 1958 ini.
Erna berharap banyak generasi muda, terutama lulusan IPB University, yang mau berkiprah di Afrika. Dengan berkiprah di luar negeri, generasi muda dituntut untuk bisa bekerja keras dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
"Kreativitas akan muncul bila dikombinasikan dengan ilmu, pengalaman dan tantangan yang ingin dicoba untuk dipecahkan," pesannya.
Erna melakukan intervensi pada pola konsumsi balita di sana dengan memanfaatkan ubi jalar untuk mencegah stunting .
"Ada hasil breeding/penyilangan yang dilakukan di Ghana dan Burkina Faso dimana proyek saya juga menyumbang dalam program diseminasi untuk stek-stek varietas baru baik di Ghana maupun di Burkina Faso," terangnya melalui siaran pers, Jumat (25/9). (Baca juga: Catat! Ini Syarat Penerima Bantuan Paket Kuota Gratis )
Menurut Erna, amanah keilmuannya dalam mendalami ubi jalar memanggilnya untuk membantu masyarakat di benua Afrika. Erna menggunakan teknik biologi molekuler yang merupakan prinsip-prinsip dari bioteknologi. Dari sini dapat ditelusuri dari mana asal ubi-ubi tersebut.
Kiprah Erna di Afrika berawal dari profesinya sebagai seorang educator di Uganda (1994-2001), lalu melanjutkan sebagai peneliti di sebuah non governmental organization (NGO) bernama Reputed Agriv 4 Dev Stichting & Foundation. "Niat saya yang sederhana untuk memulai perjuangan di benua Afrika. Saya ingin berkontribusi bagi kehidupan umat manusia," tuturnya.
Dengan dukungan dari pemerintah di negara-negara tersebut, berdasarkan laporan dari FAO, Erna berhasil memberikan hasil yang nyata. Program pengembangan ubi jalar untuk pencegahan stunting di Afrika ini dijalankan Erna selama 4,5 tahun. (Baca juga: Kemenristek Dukung Uji Klinis Genos Teknologi Pengendus COVID-19 buatan UGM )
“Ada banyak potensi pertanian di Afrika yang bisa dikembangkan. Oleh karena itu banyak daerah yang memerlukan ahli-ahli pertanian. Saat ini Sustainable Development Goals (SDGs) menekankan pada partnerships yaitu membawa private sector untuk terlibat dalam pembangunan pertanian,” ujar wanita kelahiran 1958 ini.
Erna berharap banyak generasi muda, terutama lulusan IPB University, yang mau berkiprah di Afrika. Dengan berkiprah di luar negeri, generasi muda dituntut untuk bisa bekerja keras dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
"Kreativitas akan muncul bila dikombinasikan dengan ilmu, pengalaman dan tantangan yang ingin dicoba untuk dipecahkan," pesannya.
(mpw)
tulis komentar anda