Begini Komik Karya Mahasiswa UNS untuk Media Literasi Keuangan Siswa SD
Selasa, 06 Oktober 2020 - 00:22 WIB
SOLO - Sebanyak 6 mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo membuat komik untuk media literasi keuangan . Komik yang diberi nama Si Budi, bertujuan mengajarkan literasi keuangan bagi anak-anak, khususnya usia Sekolah Dasar (SD).
Keenam mahasiswa tersebut yaitu Rizal Galih Pradana mahasiswa Psikologi Fakultas Kedokteran (FK), Aldi Rosyid Rahmadi dari Prodi Ilmu Lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Anggit Daneswara Purbaningrum dari Prodi Matematika FMIPA, Arzi Dwiky Kusumo, Dewi Anisa Nurjanah dari Prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), dan Alivia Amadea Theodora mahasiswa Psikologi FK UNS.
"Komik Si Budi menceritakan Budi sebagai tokoh utama dengan sang adik yang bernama Ani,” kata Rizal Galih Pradana, Ketua tim pembuatan komik, Senin (5/10/2020). (Baca juga: Hari Guru Sedunia, Ini Peran Vital Guru yang Mulai Dirasakan Selama Pandemi )
Dalam komik, Budi dan Ani saat memecahkan berbagai permasalahan keuangan yang mereka hadapi. Komik ini terdiri dari 3 seri dengan tema utama masing-masing seri. Yakni pemborosan pada seri 1, rajin menabung pada seri 2, dan mengelola keuangan pada seri 3. “Masing-masing seri komik akan disediakan berbagai tantangan keuangan sederhana dan Quick Response Code yang dapat dipindai oleh siswa untuk mendapatkan rekaman suara podcast dari komik tersebut,” jelasnya.
Ia mengaku timnya memilih media komik karena anak-anak lebih tertarik dengan media gambar dibandingkan tulisan. “Pertimbangan kami memilih media komik yakni karena komik menyajikan lebih banyak gambar atau visual dibanding tulisan. Tentu media visual lebih mudah dipahami oleh anak-anak sehingga dapat menyampaikan pesan literasi keuangan yang abstrak dalam bentuk lebih konkret. Jadi tahu keuangan seperti apa, mengatur keuangan bagaimana,” tambahnya.
Pemilihan komik dan podcast karena setiap anak memiliki karakteristik dalam menyerap pembelajaran. (Baca juga: Hari Guru Internasional: Selama Pandemi, Semangat Guru Harus Tetap Menyala )
Mereka menyediakan komik bagi anak-anak yang model belajarnya visual, kemudian adanya podcast ditujukan bagi mereka yang model belajarnya auditori. Lalu bagi anak-anak yang model belajarnya kinestetik, mereka fasilitasi dengan tantangan yang ada dalam komik. “Harapannya nanti komik ini akan didaftarkan untuk memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan International Standard Book Number (ISBN), jadi nanti akan tersedia di Perpustakaan Nasional,” urainya.
Selain itu, juga bisa digunakan sebagai media dalam kurikulum untuk mengajari literasi keuangan bagi anak-anak. “Dengan berpijak pada media ini, semoga literasi keuangan anak-anak bisa meningkat sehingga perilaku konsumtif menurun, ketika anak-anak sudah baik maka bisa terakumulasi hingga dewasa,” terangnya.
Rizal dan tim selama ini tergabung dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat.
Keenam mahasiswa tersebut yaitu Rizal Galih Pradana mahasiswa Psikologi Fakultas Kedokteran (FK), Aldi Rosyid Rahmadi dari Prodi Ilmu Lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Anggit Daneswara Purbaningrum dari Prodi Matematika FMIPA, Arzi Dwiky Kusumo, Dewi Anisa Nurjanah dari Prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), dan Alivia Amadea Theodora mahasiswa Psikologi FK UNS.
"Komik Si Budi menceritakan Budi sebagai tokoh utama dengan sang adik yang bernama Ani,” kata Rizal Galih Pradana, Ketua tim pembuatan komik, Senin (5/10/2020). (Baca juga: Hari Guru Sedunia, Ini Peran Vital Guru yang Mulai Dirasakan Selama Pandemi )
Dalam komik, Budi dan Ani saat memecahkan berbagai permasalahan keuangan yang mereka hadapi. Komik ini terdiri dari 3 seri dengan tema utama masing-masing seri. Yakni pemborosan pada seri 1, rajin menabung pada seri 2, dan mengelola keuangan pada seri 3. “Masing-masing seri komik akan disediakan berbagai tantangan keuangan sederhana dan Quick Response Code yang dapat dipindai oleh siswa untuk mendapatkan rekaman suara podcast dari komik tersebut,” jelasnya.
Ia mengaku timnya memilih media komik karena anak-anak lebih tertarik dengan media gambar dibandingkan tulisan. “Pertimbangan kami memilih media komik yakni karena komik menyajikan lebih banyak gambar atau visual dibanding tulisan. Tentu media visual lebih mudah dipahami oleh anak-anak sehingga dapat menyampaikan pesan literasi keuangan yang abstrak dalam bentuk lebih konkret. Jadi tahu keuangan seperti apa, mengatur keuangan bagaimana,” tambahnya.
Pemilihan komik dan podcast karena setiap anak memiliki karakteristik dalam menyerap pembelajaran. (Baca juga: Hari Guru Internasional: Selama Pandemi, Semangat Guru Harus Tetap Menyala )
Mereka menyediakan komik bagi anak-anak yang model belajarnya visual, kemudian adanya podcast ditujukan bagi mereka yang model belajarnya auditori. Lalu bagi anak-anak yang model belajarnya kinestetik, mereka fasilitasi dengan tantangan yang ada dalam komik. “Harapannya nanti komik ini akan didaftarkan untuk memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan International Standard Book Number (ISBN), jadi nanti akan tersedia di Perpustakaan Nasional,” urainya.
Selain itu, juga bisa digunakan sebagai media dalam kurikulum untuk mengajari literasi keuangan bagi anak-anak. “Dengan berpijak pada media ini, semoga literasi keuangan anak-anak bisa meningkat sehingga perilaku konsumtif menurun, ketika anak-anak sudah baik maka bisa terakumulasi hingga dewasa,” terangnya.
Rizal dan tim selama ini tergabung dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat.
(mpw)
tulis komentar anda