Sinergisitas Pendidikan Vokasi, Dunia Usaha dan Industri Ciptakan SDM Unggul
Senin, 19 Oktober 2020 - 11:26 WIB
JAKARTA - Program Pendidikan Vokasi memiliki peran besar untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi, serta memberi solusi bagi masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah. Demikian juga dunia akademik, memerlukan sinergi dengan entitas bisnis dan pemerintah untuk berpartisipasi menjalankan program pembangunan.
Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Vokasi Universitas Indonesia (UI) , Rahmi Setiawati, mengatakan, pendidikan vokasi merupakan elemen dasar dalam ekonomi pembelajaran (learning economy) dan memiliki peran penting untuk menumbuhkan inovasi suatu masyarakat.
"Sehingga, pendidikan vokasi membutuhkan pengajar yang memiliki kompetensi sesuai bidang keahliannya, infrastruktur yang memadai, sumber daya pendukung yang mencukupi, dan kurikulum yang relevan dengan dunia usaha," ujar Rahmi, Senin (19/10/2020). (Baca juga: Sisihkan Ratusan Peserta, Mahasiswa UB Raih Juara Kompetisi Pangan se-Asia )
Menurut Rahmi, apabila semua kebutuhan tersebut terpenuhi, maka para mahasiswa akan dapat belajar dengan efektif. Pendidikan vokasi akan dapat menghasilkan lulusan dengan keterampilan kerja yang handal dan sesuai dengan kebutuhan industri. "Dampaknya, tenaga kerja menjadi produktif dan berkontribusi dalam perekonomian negara," tukasnya.
Rahmi menjelaskan, pendidikan vokasi memiliki ciri yang khas, karena dapat menjadi pendekatan yang komprehensif untuk semua aspek, seperti pendanaan, infrastruktur, kualitas, pelatihan pengajar, layanan dan evaluasi pendidikan vokasi.
Program ini memiliki peran penting untuk mengembangkan kualitas pendidikan vokasi karena memungkinkan komunikasi yang sering antara lembaga pendidikan dan perusahaan. (Baca juga: Kampus Merdeka Bekali Mahasiswa untuk Hadapi Tantangan Masa Depan )
Menurut Rahmi, pengembangan keterampilan di pendidikan vokasi sangat memerlukan kolaborasi dan kerjasama (partnership) dengan dunia usaha, dengan dikoordinasi oleh pemerintah. Kolaborasi yang baik antara lembaga pendidikan vokasi dan dunia usaha telah menjadi kunci sukses pelaksanaan program partnership (Mitras Dudi).
Saat ini, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tengah melaksanakan kegiatan Program Pengembangan Penilaian Mutu Pendidikan Tinggi Vokasi Berstandar Industri Tahun Anggaran (TA) 2020.
Salah satu penerima hibah kegiatan tersebut adalah Program Pendidikan Vokasi UI, dengan bidang Prioritas Ekonomi Kreatif. Melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UI, diharapkan dapat menyusunan skema sertifikasi berdasarkan KKNI level 5 dan 6 pada bidang prioritas ekonomi kreatif sebanyak minimal 15 skema; Penyusunan Materi Uji Kompetensi (Perangkat Uji) sesuai dengan skema sertifikasi yang disusun; dan Penyusunan Juknis Tempat Uji Kompetensi (TUK) sesuai dengan Materi Uji Kompetensi (MUK).
Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Vokasi Universitas Indonesia (UI) , Rahmi Setiawati, mengatakan, pendidikan vokasi merupakan elemen dasar dalam ekonomi pembelajaran (learning economy) dan memiliki peran penting untuk menumbuhkan inovasi suatu masyarakat.
"Sehingga, pendidikan vokasi membutuhkan pengajar yang memiliki kompetensi sesuai bidang keahliannya, infrastruktur yang memadai, sumber daya pendukung yang mencukupi, dan kurikulum yang relevan dengan dunia usaha," ujar Rahmi, Senin (19/10/2020). (Baca juga: Sisihkan Ratusan Peserta, Mahasiswa UB Raih Juara Kompetisi Pangan se-Asia )
Menurut Rahmi, apabila semua kebutuhan tersebut terpenuhi, maka para mahasiswa akan dapat belajar dengan efektif. Pendidikan vokasi akan dapat menghasilkan lulusan dengan keterampilan kerja yang handal dan sesuai dengan kebutuhan industri. "Dampaknya, tenaga kerja menjadi produktif dan berkontribusi dalam perekonomian negara," tukasnya.
Rahmi menjelaskan, pendidikan vokasi memiliki ciri yang khas, karena dapat menjadi pendekatan yang komprehensif untuk semua aspek, seperti pendanaan, infrastruktur, kualitas, pelatihan pengajar, layanan dan evaluasi pendidikan vokasi.
Program ini memiliki peran penting untuk mengembangkan kualitas pendidikan vokasi karena memungkinkan komunikasi yang sering antara lembaga pendidikan dan perusahaan. (Baca juga: Kampus Merdeka Bekali Mahasiswa untuk Hadapi Tantangan Masa Depan )
Menurut Rahmi, pengembangan keterampilan di pendidikan vokasi sangat memerlukan kolaborasi dan kerjasama (partnership) dengan dunia usaha, dengan dikoordinasi oleh pemerintah. Kolaborasi yang baik antara lembaga pendidikan vokasi dan dunia usaha telah menjadi kunci sukses pelaksanaan program partnership (Mitras Dudi).
Saat ini, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tengah melaksanakan kegiatan Program Pengembangan Penilaian Mutu Pendidikan Tinggi Vokasi Berstandar Industri Tahun Anggaran (TA) 2020.
Salah satu penerima hibah kegiatan tersebut adalah Program Pendidikan Vokasi UI, dengan bidang Prioritas Ekonomi Kreatif. Melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UI, diharapkan dapat menyusunan skema sertifikasi berdasarkan KKNI level 5 dan 6 pada bidang prioritas ekonomi kreatif sebanyak minimal 15 skema; Penyusunan Materi Uji Kompetensi (Perangkat Uji) sesuai dengan skema sertifikasi yang disusun; dan Penyusunan Juknis Tempat Uji Kompetensi (TUK) sesuai dengan Materi Uji Kompetensi (MUK).
tulis komentar anda