FIK UI Bantu Orang Tua dan Guru Tingkatkan Adaptasi Anak Penyandang Autis
Rabu, 30 Desember 2020 - 13:58 WIB
JAKARTA - Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) berkolaborasi dengan tiga sekolah khusus austisme , yaitu Rumah Autis Bekasi, Lentera Asa (LenSa), dan Puta Fitri, menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) berupa program optimalisasi peran orang tua dan guru dalam membantu kemampuan beradaptasi untuk penyandang autis di tengah pandemi COVID-19 . Kegiatan ini diikuti oleh 64 orang tua dan guru dari tiga sekolah autis tersebut.
Kegiatan yang diketuai oleh Ria Utami Panjaitan, ini digelar sebanyak dua kali, yaitu sesi pemberian materi (5 Juni 2020-3 Juli 2020), serta sesi monitoring dan evaluasi (31 Oktober- 3 November 2020). (Baca juga: 3 Mahasiswa ITS Ini Buat Aplikasi Anti Covid-19, Rapid Test Tak Perlu Repot )
Pemateri dan topik yang diberikan kepada guru dan orang tua, antara lain dari Dr. dr. Suzy Yusna Dewi, tentang perlukah terapi psikofarmaka saat anak bealajar dari rumah dan optimalisasi peran guru ABK dalam pengayaaan kurikulum saat belajar dari rumah. Materi kedua disampaikan oleh Dr. Rena Lativa tentang cara mengelola emosi orang tua saat anak belajar di rumah dan cara mengelola emosi anak saat belajar di rumah.
Pada materi ketiga disampaikan oleh Ririn Chaerul Jannah, tentang aktivitas sensori integrasi dengan media yang ada di rumah. Materi ke empat disampaikan oleh Prof. Achir Yani S.Hamid, tentang upaya menciptakan keluarga sehat jiwa di tengah pandemic Covid-19.
Pada materi kelima, Ns. Riska Amalya Nasution, membahas lebih jauh tentang Covid-19; materi keenam disampaikan oleh Ns. Ice Yulia Wardani, tentang manajemen stres di masa pandemi Covid-19; dan materi terakhir disampaikan oleh Ria Utami Panjaitan, tentang kerja sama dalam keluarga saat anak belajar dari rumah. (Baca juga: Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Ingin Bersaing dengan Umum, Ini Syaratnya )
Pada kegiatan tersebut, Ria dan tim juga melakukan pretest sebelum dimulainya kegiatan serta posttest setelah semua kegiatan selesai. “Dari hasil pretest menunjukkan 30% kemampuan adaptasi anak autisme normal, 12% borderline, 58% abnormal. Kemudian setelah mengikuti rangkaian kegiatan pengmas, hasil posttest peserta mengenai kemampuan adaptasi anak autisme menunjukkan 34% normal, 14% borderline, dan 52% abnormal,” ujar Ria Utami.
“Berdasarkan hasil evaluasi berupa wawancara langsung kepada orang tua dan guru, diperoleh respons positif atas kegiatan ini. Para peserta menyatakan bahwa mereka memperoleh manfaat berupa bertambahnya pengetahuan dan wawasan mengenai kesehatan keluarga, penanganan emosi individu & keluarga, bagaimana menghadapi bahaya COVID-19 bagi keluarga dan khususnya pada ABK. Selain itu, secara tidak langsung kegiatan ini sangat membantu terutama orang tua dalam meningkatkan kemampuan adaptasi anak mereka,” ujar Ria Utami.
Tim Pengmas FIK UI berharap agar kegiatan serupa dapat dilanjutkan oleh pihak sekolah, atau maupun pelayanan lainnya, agar dapat meningkatkan kemampuan adaptasi anak autis, bukan hanya saat kondisi pandemi saja tetapi diharapkan dapat diterapkan seterusnya.
Kegiatan yang diketuai oleh Ria Utami Panjaitan, ini digelar sebanyak dua kali, yaitu sesi pemberian materi (5 Juni 2020-3 Juli 2020), serta sesi monitoring dan evaluasi (31 Oktober- 3 November 2020). (Baca juga: 3 Mahasiswa ITS Ini Buat Aplikasi Anti Covid-19, Rapid Test Tak Perlu Repot )
Pemateri dan topik yang diberikan kepada guru dan orang tua, antara lain dari Dr. dr. Suzy Yusna Dewi, tentang perlukah terapi psikofarmaka saat anak bealajar dari rumah dan optimalisasi peran guru ABK dalam pengayaaan kurikulum saat belajar dari rumah. Materi kedua disampaikan oleh Dr. Rena Lativa tentang cara mengelola emosi orang tua saat anak belajar di rumah dan cara mengelola emosi anak saat belajar di rumah.
Pada materi ketiga disampaikan oleh Ririn Chaerul Jannah, tentang aktivitas sensori integrasi dengan media yang ada di rumah. Materi ke empat disampaikan oleh Prof. Achir Yani S.Hamid, tentang upaya menciptakan keluarga sehat jiwa di tengah pandemic Covid-19.
Pada materi kelima, Ns. Riska Amalya Nasution, membahas lebih jauh tentang Covid-19; materi keenam disampaikan oleh Ns. Ice Yulia Wardani, tentang manajemen stres di masa pandemi Covid-19; dan materi terakhir disampaikan oleh Ria Utami Panjaitan, tentang kerja sama dalam keluarga saat anak belajar dari rumah. (Baca juga: Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Ingin Bersaing dengan Umum, Ini Syaratnya )
Pada kegiatan tersebut, Ria dan tim juga melakukan pretest sebelum dimulainya kegiatan serta posttest setelah semua kegiatan selesai. “Dari hasil pretest menunjukkan 30% kemampuan adaptasi anak autisme normal, 12% borderline, 58% abnormal. Kemudian setelah mengikuti rangkaian kegiatan pengmas, hasil posttest peserta mengenai kemampuan adaptasi anak autisme menunjukkan 34% normal, 14% borderline, dan 52% abnormal,” ujar Ria Utami.
“Berdasarkan hasil evaluasi berupa wawancara langsung kepada orang tua dan guru, diperoleh respons positif atas kegiatan ini. Para peserta menyatakan bahwa mereka memperoleh manfaat berupa bertambahnya pengetahuan dan wawasan mengenai kesehatan keluarga, penanganan emosi individu & keluarga, bagaimana menghadapi bahaya COVID-19 bagi keluarga dan khususnya pada ABK. Selain itu, secara tidak langsung kegiatan ini sangat membantu terutama orang tua dalam meningkatkan kemampuan adaptasi anak mereka,” ujar Ria Utami.
Tim Pengmas FIK UI berharap agar kegiatan serupa dapat dilanjutkan oleh pihak sekolah, atau maupun pelayanan lainnya, agar dapat meningkatkan kemampuan adaptasi anak autis, bukan hanya saat kondisi pandemi saja tetapi diharapkan dapat diterapkan seterusnya.
(mpw)
tulis komentar anda