Penerimaan Mahasiswa Baru, Ini Daya Tampung UGM dari 3 Jalur Seleksi 2021

Kamis, 28 Januari 2021 - 22:57 WIB
Gedung Pusat UGM. Foto/Dok/Humas UGM
JAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) yang baru saja dinobatkan sebagai universitas terbaik di Indonesia versi Webometrics Ranking of World Universities 2020, sudah lama menjadi incaran siswa yang ingin melanjutkan kuliah. Kualitas dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ini sudah tidak diragukan lagi.

Sama seperti PTN lainnya, UGM tahun ini membuka tiga jalur seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru 2021 . Ketiga jalur tersebut adalah SNMPTN dan UTBK-SBMPTN 2021 yang diselenggarakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), serta seleksi mandiri yang diselenggarakan oleh UGM. Registrasi akun LTMPT jalur SNMPTN sendiri sudah dibuka sejak 4 Januari 2021 lalu dan akan ditutup pada 1 Februari 2021.

Wakil rektor UGM Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan, Djagal Wiseso Marseno, melansir dari laman resmi UGM, mengatakan jika UGM siap menerima lebih dari 9.000 mahasiswa baru program sarjana dan sarjana terapan (26/1/2021).

Jumlah ini tentu dari peserta yang lulus seleksi SNMPTN, SBMPTN, dan seleksi mandiri. “Tahun ini kami di UGM ada kebijakan baru terkait persentase daya tampung, untuk SNMPTN sebesar 25 persen, SBMPTN 35 persen, dan seleksi mandiri sebesar 40 persen,” terang Djagal.



Peserta seleksi SNMPTN bisa melampirkan sertifikat prestasi atau portofolio yang bisa menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan siswa yang diterima di UGM. Prestasi tersebut tidak harus di bidang yang linier atau sama dengan jurusan yang didaftar. “Tidak perlu ada kecocokan antara prestasi dengan prodi yang diinginkan. Misalkan adik-adik memiliki prestasi olimpiade fisika tetapi mau masuk di kedokteran, akan tetap kami pertimbangkan,” ucap Djagal.

Sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, peserta SNMPTN 2021 yang dinyatakan lulus tidak bisa lagi mendaftar UTBK-SBMPTN 2021. Karena tidak bisa mengikuti UTBK, siswa juga tidak bisa mengikuti seleksi masuk sekolah kedinasan yang telah bekerjasama dengan LTMPT seperti contohnya STAN.

"Karena kedinasan sudah meminta data dari LTMPT, dan di dalam sistem juga tidak memungkinkan mereka (peserta SNMPTN) yang sudah diterima mengikuti tes lagi, tentu berakibat tidak ada nilai UTBK yang bisa dikirimkan untuk yang bersangkutan ke sekolah kedinasan," jelas Prof. Nasih.

Dia menghimbau agar siswa yang ingin mendaftar sekolah kedinasan atau ke luar negeri tidak mengikuti SNMPTN. Prof. Nasih juga menambahkan berharap SNMPTN diikuti oleh peserta yang benar-benar ingin mendaftar sesuai jurusan yang diinginkan.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More