Inovasi Unpad untuk Mudahkan Pengambilan Sampel Hewan Uji
Senin, 01 Februari 2021 - 14:14 WIB
Untuk itu, parameter yang diukur harus dijaga mutunya. “Ini juga menyangkut kesejahteraan hewan, jadi sangat memengaruhi parameter biologis yang akan jadi target,” kata Setiawan.
Karena itu, tim mengembangkan purwarupa restrainer dengan tiga ukuran yang berbeda, sehingga produk ini bisa digunakan untuk tikus percobaan dengan ukuran tubuh yang berbeda. Dengan demikian, sisi etis dari hewan percobaan bisa terpenuhi.
Keunggulan lainnya adalah restrainer ini dilengkapi dengan vena finder. Melalui fitur ini, ekor tikus tinggal diletakkan di atas vena finder. Cahaya pada vena finder akan membiaskan ekor tikus sehingga akan kelihatan pembuluh daranya. Peneliti pun bisa lebih mudah mengambil sampel darah.
Agar lebih aman, tim teknis berhasil menjaga suhu vena finder agar tidak terlalu panas ataupun dingin. Wildan menjelaskan, panas dari sinar vena finder dikembangkan untuk bisa bertahan antara 35 – 40 derajat Celsius walau dengan kondisi mesin menyala lama.
Awalnya, restrainer ini dikembangkan untuk menjawab tantangan di lingkup FK Unpad. Ronny pun mengunggah restrainer tersebut di akun media sosial pribadinya Tak dinyana, apresiasi datang dari berbagai pihak.
Bahkan sudah ada peneliti, baik dari perguruan tinggi di Indonesia maupun Malaysia, yang tertarik untuk menggunakan bahkan siap untuk membelinya. Tidak hanya itu, ada pula industri yang mempercayakan pengambilan sampelnya kepada Ronny dan tim.
Karena itu, tim mengembangkan purwarupa restrainer dengan tiga ukuran yang berbeda, sehingga produk ini bisa digunakan untuk tikus percobaan dengan ukuran tubuh yang berbeda. Dengan demikian, sisi etis dari hewan percobaan bisa terpenuhi.
Keunggulan lainnya adalah restrainer ini dilengkapi dengan vena finder. Melalui fitur ini, ekor tikus tinggal diletakkan di atas vena finder. Cahaya pada vena finder akan membiaskan ekor tikus sehingga akan kelihatan pembuluh daranya. Peneliti pun bisa lebih mudah mengambil sampel darah.
Agar lebih aman, tim teknis berhasil menjaga suhu vena finder agar tidak terlalu panas ataupun dingin. Wildan menjelaskan, panas dari sinar vena finder dikembangkan untuk bisa bertahan antara 35 – 40 derajat Celsius walau dengan kondisi mesin menyala lama.
Awalnya, restrainer ini dikembangkan untuk menjawab tantangan di lingkup FK Unpad. Ronny pun mengunggah restrainer tersebut di akun media sosial pribadinya Tak dinyana, apresiasi datang dari berbagai pihak.
Bahkan sudah ada peneliti, baik dari perguruan tinggi di Indonesia maupun Malaysia, yang tertarik untuk menggunakan bahkan siap untuk membelinya. Tidak hanya itu, ada pula industri yang mempercayakan pengambilan sampelnya kepada Ronny dan tim.
(mpw)
tulis komentar anda