ITB akan Terapkan Perkuliahan Hybrid di Masa Pandemi
Selasa, 27 April 2021 - 14:41 WIB
JAKARTA - Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D. menginstruksikan pengadaan perkuliahan hybrid sebagai respons atas keputusan pembelajaran tatap muka oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
Dilansir dari laman ITB di itb.ac.id, Selasa (27/4), perkuliahan hybrid diselenggarakan sebagai model percontohan sistem perkuliahan ITB yang beradaptasi dengan pandemi Covid-19. Perkuliahan ini akan berlangsung sekitar satu bulan dan telah dilaksanakan oleh sejumlah program studi magister Kampus Jatinangor sejak Maret 2021.
Prodi yang dipilih untuk menjalankan model perkuliahan ini adalah Teknik Air Tanah (TAT-FITB) dengan jumlah mahasiswa 5 orang, Pengelolaan Infrastruktur Air Bersih dan Sanitasi (PIAS-FTSL) dengan mahasiswa 13 orang, Teknik Metalurgi (MG-FTTM) dengan jumlah mahasiswa 16 orang, dan Arsitektur Lansekap (AL-SAPPK) dengan jumlah mahasiswa 8 orang.
Perkuliahan hybrid memfasilitasi tatap muka dosen dan mahasiswa di kelas dengan protokol kesehatan yang ketat. Wastafel, handsanitizer, masker, dan faceshield disediakan, sementara aturan jaga jarak diterapkan. Kampus juga ramai dengan media edukasi pencegahan penularan Covid-19 berupa poster dan spanduk.
Seluruh civitas academica yang hadir harus dalam keadaan sehat dan tidak terinfeksi Covid-19. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui tes swab PCR hasil kerja sama dengan Klinik Universitas Padjajaran (Unpad). Ada pun mahasiswa yang tidak dapat hadir tetap mengikuti perkuliahan secara online melalui live broadcast dengan menampilkan suasana kelas sesungguhnya.
Prof.Dr.mont. M. Zaki Mubarok, S.T., M.T. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Penjaminan Mutu Program Studi Teknik Metalurgi berpendapat bahwa pelaksanaan perkuliahan hybrid merupakan momen penting bagi ITB setelah satu tahun lebih menjalankan kuliah dalam jaringan.
Momen ini memberikan kesenangan karena diskusi secara langsung dapat kembali dilaksanakan. Mahasiswa yang tidak hadir di kelas pun ikut merasa senang karena suasana kelas yang sebenarnya kini lebih terasa.
“Pelaksanaan kuliah hybrid dapat terlaksana dengan baik atas kerja sama antara Sekolah Pasca Sarjana, Direktorat Pendidikan, Direktorat ITB Kampus Jatinangor, dan staf dari fakultas-fakultas yang terlibat,” ungkap Prof. Zaki.
Diharapkan pelaksanaan kuliah hybrid yang merupakan bentuk adaptasi kebiasaan baru (AKB) ini dapat meningkatkan semangat untuk menjalankan perkuliahan ke depannya.
Dilansir dari laman ITB di itb.ac.id, Selasa (27/4), perkuliahan hybrid diselenggarakan sebagai model percontohan sistem perkuliahan ITB yang beradaptasi dengan pandemi Covid-19. Perkuliahan ini akan berlangsung sekitar satu bulan dan telah dilaksanakan oleh sejumlah program studi magister Kampus Jatinangor sejak Maret 2021.
Prodi yang dipilih untuk menjalankan model perkuliahan ini adalah Teknik Air Tanah (TAT-FITB) dengan jumlah mahasiswa 5 orang, Pengelolaan Infrastruktur Air Bersih dan Sanitasi (PIAS-FTSL) dengan mahasiswa 13 orang, Teknik Metalurgi (MG-FTTM) dengan jumlah mahasiswa 16 orang, dan Arsitektur Lansekap (AL-SAPPK) dengan jumlah mahasiswa 8 orang.
Perkuliahan hybrid memfasilitasi tatap muka dosen dan mahasiswa di kelas dengan protokol kesehatan yang ketat. Wastafel, handsanitizer, masker, dan faceshield disediakan, sementara aturan jaga jarak diterapkan. Kampus juga ramai dengan media edukasi pencegahan penularan Covid-19 berupa poster dan spanduk.
Seluruh civitas academica yang hadir harus dalam keadaan sehat dan tidak terinfeksi Covid-19. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui tes swab PCR hasil kerja sama dengan Klinik Universitas Padjajaran (Unpad). Ada pun mahasiswa yang tidak dapat hadir tetap mengikuti perkuliahan secara online melalui live broadcast dengan menampilkan suasana kelas sesungguhnya.
Prof.Dr.mont. M. Zaki Mubarok, S.T., M.T. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Penjaminan Mutu Program Studi Teknik Metalurgi berpendapat bahwa pelaksanaan perkuliahan hybrid merupakan momen penting bagi ITB setelah satu tahun lebih menjalankan kuliah dalam jaringan.
Momen ini memberikan kesenangan karena diskusi secara langsung dapat kembali dilaksanakan. Mahasiswa yang tidak hadir di kelas pun ikut merasa senang karena suasana kelas yang sebenarnya kini lebih terasa.
“Pelaksanaan kuliah hybrid dapat terlaksana dengan baik atas kerja sama antara Sekolah Pasca Sarjana, Direktorat Pendidikan, Direktorat ITB Kampus Jatinangor, dan staf dari fakultas-fakultas yang terlibat,” ungkap Prof. Zaki.
Diharapkan pelaksanaan kuliah hybrid yang merupakan bentuk adaptasi kebiasaan baru (AKB) ini dapat meningkatkan semangat untuk menjalankan perkuliahan ke depannya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda