Kemendikbudristek-LPDP Kucurkan Beasiswa Pendidikan Vokasi, Ini Syaratnya
Minggu, 23 Mei 2021 - 11:35 WIB
JAKARTA - Salah satu bentuk link and match antara pendidikan tinggi vokasi dan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) adalah terciptanya solusi pada masalah DUDI yang berdasar pada pengembangan riset keilmuan terapan.
Guna menciptakan ekosistem riset terapan yang kondusif inilah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ( Kemendikbudristek ) meluncurkan skema pembiayaan Program Riset Terapan Keilmuan Dalam Negeri – Dosen Pendidikan Tinggi Vokasi.
Program tersebut merupakan salah satu dari sembilan Program Beasiswa Pendidikan Vokasi Tahun 2021 yang disepakati oleh Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Ahmad Saufi menjelaskan, program riset keilmuan terapan ini kental akan relevansi pendidikan tinggi vokasi terhadap kebutuhan DUDI, khususnya sektor UMKM serta masyarakat.
Maka dari itu, Saufi memninta agar setiap riset terapan yang dilakukan perguruan tinggi vokasi harus sejalan dengan kebutuhan dunia industri atau bersifat demand driven.
“Riset terapan yang akan didanai adalah riset mampu menjawab kebutuhan DUDI, seperti supaya produk dalam bentuk barang atau jasa dapat lebih baik, lebuh berkualitas, dan murah. Tantangan ini datangnya dari DUDI,” katanya melalui siaran pers, Sabtu (22/5).
Pada program ini, Saufi menyebut bahwa LPDP menyerahkan seluruh proses penyusunan skema, syarat, dan seleksi kepada Kemendikbudristek. Pihaknya menggandeng Kadin untuk terlibat menjadi kurator dan reviewer dari program ini sehingga pendidikan tinggi vokasi dan industri yang digandeng memiliki persepsi yang sama terhadap pengembangan riset terapan.
“Skema ini diberikan apabila peneliti mampu menggandeng industri dan menyampaikan ada problem industri yang bisa dijawab dengan peluncuran dana riset terapan ini,” ujar Saufi.
Sementara itu, riset penelitian terapan yang bisa digagas oleh tim peneliti pun nantinya akan bermacam topik, mulai dari pariwisata, ekonomi kreatif, transportasi, energi baru terbarukan, kesehatan, konstruksi, pertanian, kemaritiman, kehutanan, sosial humaniora, hingga pengembangan karya intelektual.
Guna menciptakan ekosistem riset terapan yang kondusif inilah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ( Kemendikbudristek ) meluncurkan skema pembiayaan Program Riset Terapan Keilmuan Dalam Negeri – Dosen Pendidikan Tinggi Vokasi.
Program tersebut merupakan salah satu dari sembilan Program Beasiswa Pendidikan Vokasi Tahun 2021 yang disepakati oleh Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Ahmad Saufi menjelaskan, program riset keilmuan terapan ini kental akan relevansi pendidikan tinggi vokasi terhadap kebutuhan DUDI, khususnya sektor UMKM serta masyarakat.
Maka dari itu, Saufi memninta agar setiap riset terapan yang dilakukan perguruan tinggi vokasi harus sejalan dengan kebutuhan dunia industri atau bersifat demand driven.
“Riset terapan yang akan didanai adalah riset mampu menjawab kebutuhan DUDI, seperti supaya produk dalam bentuk barang atau jasa dapat lebih baik, lebuh berkualitas, dan murah. Tantangan ini datangnya dari DUDI,” katanya melalui siaran pers, Sabtu (22/5).
Pada program ini, Saufi menyebut bahwa LPDP menyerahkan seluruh proses penyusunan skema, syarat, dan seleksi kepada Kemendikbudristek. Pihaknya menggandeng Kadin untuk terlibat menjadi kurator dan reviewer dari program ini sehingga pendidikan tinggi vokasi dan industri yang digandeng memiliki persepsi yang sama terhadap pengembangan riset terapan.
“Skema ini diberikan apabila peneliti mampu menggandeng industri dan menyampaikan ada problem industri yang bisa dijawab dengan peluncuran dana riset terapan ini,” ujar Saufi.
Sementara itu, riset penelitian terapan yang bisa digagas oleh tim peneliti pun nantinya akan bermacam topik, mulai dari pariwisata, ekonomi kreatif, transportasi, energi baru terbarukan, kesehatan, konstruksi, pertanian, kemaritiman, kehutanan, sosial humaniora, hingga pengembangan karya intelektual.
(mpw)
tulis komentar anda