Pusat Studi Universitas Pertamina Kembangkan Teknologi Terapan Migas

Jum'at, 11 Juni 2021 - 11:26 WIB
Universitas Pertamina membentuk pusat studi Geosciences Intelligence and Advanced Computing atau GAIA. Foto/Dok/Humas UP
JAKARTA - Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), belakangan menjadi tren dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Menurut McKinsey & Company, penggunaan AI berpotensi meningkatkan produktivitas global hingga USD13 Triliun. Dari hasil survey IDC's Asia/Pacific Enterprise Cognitive/AI pada 2018, ditemukan setidaknya 24,6 persen organisasi di Indonesia sudah mengadopsi teknologi AI.

Teknologi AI merupakan salah satu dari lima teknologi prioritas guna mendukung agenda nasional “Making Indonesia 4.0”. Penerapan teknologi ini diharapkan dapat mengakselerasi efisiensi di berbagai sektor industri, termasuk migas.



"Kami melihat peluang besar dalam pengembangan AI di industri migas. Oleh karenanya Universitas Pertamina membentuk pusat studi Geosciences Intelligence and Advanced Computing atau GAIA. Pusat studi ini diharapkan dapat memberikan perspektif dan analisa dalam pengambilan keputusan di sektor migas kepada para pemangku kepentingan,” ungkap Ketua Pusat Studi GAIA Agus Abdullah, Kamis (10/6).



GAIA terus membangun kerja sama dengan industri migas dan lembaga penelitian. Setidaknya tiga proyek penelitian digarap bersama Innovation and New Venture (INV) PT Pertamina (Persero), dan proyek penelitian lain dengan Pertamina Hulu Sanga-Sanga. Serta proyek pengembangan bersama Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) Center Universitas Syah Kuala.

Salah satu proyek kerja sama dengan INV yang mendulang sukses, adalah pembuatan aplikasi untuk penargetan sumur bor. Aplikasi bernama PERTARAY ini memungkinkan pengguna memperoleh gambaran riil kondisi di bawah permukaan tanah. Sehingga, pengguna dengan mudah mengidentifikasi apa yang terkandung di dalamnya.



“Selain berguna untuk efisiensi waktu, tenaga, dan biaya, aplikasi ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi lokasi eksplorasi dan produksi yang berada di wilayah terpencil atau dengan kondisi yang unik. Sehingga, hambatan-hambatan eksplorasi migas dapat teratasi,” jelas Agus.

Kehadiran dosen ahli dan dosen praktisi, mendukung kedekatan UP dengan industri. Pada gilirannya, mahasiswa pun dilibatkan dalam proyek penelitian industri maupun akademik para dosen.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More