Di Tengah Pandemi, Guru-guru Ini Berkreasi Menolak Menyerah pada Keadaan
Jum'at, 20 Agustus 2021 - 17:37 WIB
Selain itu, lanjut guru yang mengajar di kelas lima SD ini, tidak semua orangtua siswa di sekolah tempatnya mengajar, mampu membeli gadget seperti hp, apalagi personal komputer dan laptop seperti di kota-kota besar.
“Kalau yang punya handphone tugas untuk siswa dikirim ke WA group, kalau yang tidak punya handphone, seminggu dua kali saya keliling rumah siswa untuk belajar tatap muka di rumah,” tutur wanita berkerudung ini. Memang di saat pandemi yang penuh keterbatasan ini, guru seperti dirinya dipacu untuk melakukan berbagai cara agar proses KBM dapat berjalan.
Para guru juga dituntut untuk beradaptasi dengan teknis pembelajaran dengan metode E-learning memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sesuai perkembangan zaman. Inilah yang membuat guru menciptakan inovasi dalam memberikan materi belajar mulai dari, mengajak menggambar bersama, membuat video, membuat film, mendongeng, dan mengugahnya di sosial media.
“Kasian kalau kita sebagai guru tidak berusaha menyesuaikan dengan keadaan. Kalau orangtua siswanya kebetulan pintar, bisa ajarin anaknya. Tapi kalau orangtuanya kurang pengetahuan dan tidak bisa mengajarkan anaknya, ini kan yang kasihan siswanya. Makanya sebagai guru kita harus berusaha bagaimana pun caranya,” kata Ibu Guru Oni dengan penuh semangat.
Sejalan dengan revolusi mental setiap guru diuji untuk integritasnya sebagai pengajar dengan berpikir kreatif dan berinovasi untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sesuai perkembangan zaman.
Untuk itu, sudah seyogyanya bapak dan ibu guru mendapatkan apresiasi atas dedikasinya tidak mengenal lelah dalam melakukan terobosan baru untuk terus mendidik anak anak Indonesia.
“Pandemi ini mengharuskan kita untuk terus berinovasi. Misalnya, ketika harus menyiapkan video pembelajaran, setelah menyiapkan videonya, kita juga harus ngoreksi hasil anak. Beda kalau tatap muka ketika anak-anak diberikan materi dan dikasih latihan, saat itu langsung dikoreksi dan dibahas, di sinilah tantangannya,” tutur guru yang akrab disapa Ibu Melly ini.
Perjuangan dan terobosan Ibu Guru Netty, Aishah Fitra, Oniwati, hingga Melina Muhajah adalah contoh kecil guru terpanggil untuk terus menjaga semangat mengajar di tengah keterbatasan di masa pandemi. Mereka bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak bangsa yang bakal meneruskan negara dan bangsa ini di masa depan. Dalam situasi sesulit apa pun guru terus berjuang demi menyelamatkan keberlangsungan bangsa Indonesia di masa depan, mewujudkan Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh. CM
“Kalau yang punya handphone tugas untuk siswa dikirim ke WA group, kalau yang tidak punya handphone, seminggu dua kali saya keliling rumah siswa untuk belajar tatap muka di rumah,” tutur wanita berkerudung ini. Memang di saat pandemi yang penuh keterbatasan ini, guru seperti dirinya dipacu untuk melakukan berbagai cara agar proses KBM dapat berjalan.
Para guru juga dituntut untuk beradaptasi dengan teknis pembelajaran dengan metode E-learning memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sesuai perkembangan zaman. Inilah yang membuat guru menciptakan inovasi dalam memberikan materi belajar mulai dari, mengajak menggambar bersama, membuat video, membuat film, mendongeng, dan mengugahnya di sosial media.
“Kasian kalau kita sebagai guru tidak berusaha menyesuaikan dengan keadaan. Kalau orangtua siswanya kebetulan pintar, bisa ajarin anaknya. Tapi kalau orangtuanya kurang pengetahuan dan tidak bisa mengajarkan anaknya, ini kan yang kasihan siswanya. Makanya sebagai guru kita harus berusaha bagaimana pun caranya,” kata Ibu Guru Oni dengan penuh semangat.
Sejalan dengan revolusi mental setiap guru diuji untuk integritasnya sebagai pengajar dengan berpikir kreatif dan berinovasi untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sesuai perkembangan zaman.
Untuk itu, sudah seyogyanya bapak dan ibu guru mendapatkan apresiasi atas dedikasinya tidak mengenal lelah dalam melakukan terobosan baru untuk terus mendidik anak anak Indonesia.
“Pandemi ini mengharuskan kita untuk terus berinovasi. Misalnya, ketika harus menyiapkan video pembelajaran, setelah menyiapkan videonya, kita juga harus ngoreksi hasil anak. Beda kalau tatap muka ketika anak-anak diberikan materi dan dikasih latihan, saat itu langsung dikoreksi dan dibahas, di sinilah tantangannya,” tutur guru yang akrab disapa Ibu Melly ini.
Perjuangan dan terobosan Ibu Guru Netty, Aishah Fitra, Oniwati, hingga Melina Muhajah adalah contoh kecil guru terpanggil untuk terus menjaga semangat mengajar di tengah keterbatasan di masa pandemi. Mereka bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak bangsa yang bakal meneruskan negara dan bangsa ini di masa depan. Dalam situasi sesulit apa pun guru terus berjuang demi menyelamatkan keberlangsungan bangsa Indonesia di masa depan, mewujudkan Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh. CM
(atk)
tulis komentar anda