Profil Prof Adi Utarini, Peneliti UGM yang Masuk 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia

Sabtu, 18 September 2021 - 05:30 WIB
Peneliti dan Guru Besar Kesehatan Masyarakat di Departemen KMK UGM Prof Adi Utarini masuk ke dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia 2021 versi Time. Foto/DOk/UGM
JAKARTA - Peneliti dan Guru Besar Kesehatan Masyarakat di Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan UGM Yogyakarta Prof Adi Utarini kembali mendapat pengakuan dunia. Kali ini, Profesor yang akrab disapa Prof Uut, berhasil masuk ke dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia 2021 versi Time.

Ilmuan perempuan Indonesia ini mendapat pengakuan dunia karena perannya memimpin penelitian World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta dalam mengatasi penyakit demam berdarah. Yaitu memasukan bakteri Wolbachia ke nyamuk aedes aegypti.





Penelitian itu dimulai sejak 2011 dan mulai menyebarkan telur nyamuk Aedes aegypti wolbachia pada 2016-2020 di wilayah Yogyakarta. Hasilnya, 77% dapat menurunkan kasus demam berdarah di Yogyakarta. Pada 2021 mulai diterapkan di Sleman dan rencananya tahun 2022 ke wilayah Bantul.

Namun, tidak hanya tahun ini Prof Uut mendapat pengakuan dunia internasional akan penelitiannya untuk menekan kasus demam berdarah. Melansir laman resmi UGM, Prof Uut pada tahun lalu juga masuk dalam daftar Ten People Who Helped Shape Science in 2020 menurut salah satu jurnal ilmiah bergengsi, Nature.

"Ini adalah upaya terobosan untuk menemukan harapan baru pengendalian demam berdarah. Yang kita lakukan adalah sebuah intervensi lingkungan dengan nyamuk Aedes aegypti yang sudah ada bakteri Wolbachia," terangnya melansir laman resmi UGM.



Nature pun menyebut Prof Uut sebagai komandan nyamuk dan memaparkan capaian tim peneliti WMP Yogyakarta yang berhasil menurunkan kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta sebesar 77 %.

Penurunan kasus demam berdarah ini menuai pujian dari para epidemiolog karena dapat dimaknai sebagai sebuah kemenangan besar untuk menekan virus yang telah mewabah di banyak negara terutama di negara-negara berpendapatan rendah seperti di Asia, Afrika dan Amerika Selatan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More