Education New Zealand Gelar Lokakarya Sains Digital untuk Guru Indonesia
Kamis, 14 Oktober 2021 - 17:15 WIB
JAKARTA - Guru sains dari Jaringan Sekolah CIKAL berkesempatan untuk belajar lebih jauh dalam menggunakan alat-alat digital untuk menyusun pelajaran sains yang lebih efektif dan melibatkan siswa pada akhir pekan lalu.
Sebagai kolaborasi antara Education New Zealand (ENZ) dan Jaringan Sekolah CIKAL, edisi terbaru dari School Influencer Workshop (Lokakarya Pemengaruh Sekolah) ini dibimbing oleh Dr. Srirparna Saha, kandidat PhD candidate dari jurusan GeoEducation di University of Canterbury, New Zealand.
Memanfaatkan kesamaan geografis New Zealand dan Indonesia dalam hal gunung berapi, Dr. Saha berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan 50 peserta lokakarya tentang penggunaan sumber daya digital melalui hasil kerjanya tentang gunung berapi Caldera.
Para guru diperkenalkan pada serangkaian alat digital untuk mengajar sains, dengan fokus pada gunung berapi. Alat-alat digital ini termasuk karya wisata virtual, platform daring, dan penceritaan digital yang dapat meningkatkan kualitas kurikulum sains lebih jauh bagi para siswa.
Dr Saha menuturkan, merupakan sebuah kesempatan yang luar biasa untuk merancang dan mengadakan lokakarya ini untuk guru-guru di Indonesia. Menurutnya, selama lokakarya, mereka berhasil mendiskusikan ide-ide tentang beragam cara untuk mengintegrasikan informasi dan teknologi komunikasi ke dalam kelas-kelas yang berbeda.
“Dengan memperhatikan bahwa tujuan utama pelajaran-pelajaran ini adalah bukan hanya untuk membuat belajar menjadi menyenangkan dan penuh arti bagi mereka, namun juga untuk memuaskan rasa haus mereka akan ilmu semampu kami,” katanya melalui siaran pers, Kamis (14/10/2021).
Lokakarya ini juga mendorong para guru untuk mengembangkan kegiatan yang dikontekstualisasikan dalam karya wisata virtual yang dapat digunakan dalam pelajaran sains mereka.
Sebagai kolaborasi antara Education New Zealand (ENZ) dan Jaringan Sekolah CIKAL, edisi terbaru dari School Influencer Workshop (Lokakarya Pemengaruh Sekolah) ini dibimbing oleh Dr. Srirparna Saha, kandidat PhD candidate dari jurusan GeoEducation di University of Canterbury, New Zealand.
Memanfaatkan kesamaan geografis New Zealand dan Indonesia dalam hal gunung berapi, Dr. Saha berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan 50 peserta lokakarya tentang penggunaan sumber daya digital melalui hasil kerjanya tentang gunung berapi Caldera.
Para guru diperkenalkan pada serangkaian alat digital untuk mengajar sains, dengan fokus pada gunung berapi. Alat-alat digital ini termasuk karya wisata virtual, platform daring, dan penceritaan digital yang dapat meningkatkan kualitas kurikulum sains lebih jauh bagi para siswa.
Dr Saha menuturkan, merupakan sebuah kesempatan yang luar biasa untuk merancang dan mengadakan lokakarya ini untuk guru-guru di Indonesia. Menurutnya, selama lokakarya, mereka berhasil mendiskusikan ide-ide tentang beragam cara untuk mengintegrasikan informasi dan teknologi komunikasi ke dalam kelas-kelas yang berbeda.
“Dengan memperhatikan bahwa tujuan utama pelajaran-pelajaran ini adalah bukan hanya untuk membuat belajar menjadi menyenangkan dan penuh arti bagi mereka, namun juga untuk memuaskan rasa haus mereka akan ilmu semampu kami,” katanya melalui siaran pers, Kamis (14/10/2021).
Lokakarya ini juga mendorong para guru untuk mengembangkan kegiatan yang dikontekstualisasikan dalam karya wisata virtual yang dapat digunakan dalam pelajaran sains mereka.
tulis komentar anda