Kompetisi Debat Nasional LDBI dan NSDC 2021 Resmi Ditutup, Ini Daftar Juaranya
Sabtu, 16 Oktober 2021 - 22:34 WIB
Seleksi LDBI dan NSDC dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat provinsi melalui aplikasi pendaftaran yang disediakan oleh Pusat Prestasi Nasional.
Dia mengatakan, jumlah peserta yang mengikuti seleksi tingkat Provinsi ada 3.207 siswa untuk LDBI dan 2.150 siswa untuk NSDC yang mewakili 34 ProVinsi dan 7 wilayah Sekolah Indonesia Luar Negeri.
Adapun dari seleksi tingkat provinsi tersebut terpilih sejumlah 105 siswa untuk LDBI tingkat nasional dan 105 siswa untuk NSDC tingkat nasional.
Pada tahun ini terdapat beberapa sekolah yang berasal dari Sekolah Indonesia Luar Negeri yang juga mengikuti LDBI dan NSDC tingkat provinsi SILN Propinsi wilayah Singapura, Kinabalu dan Kuala Lumpur - Malaysia, Bangkok - Thailand, Cairo, Riyadh, Jeddah - Arab Saudi.
Sedangkan siswa SILN yang lolos ke tingkat nasional berasal dari Kuala Lumpur, Riyadh dan Jeddah.
Sedangkan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Prof E Aminudin Aziz mengatakan, memasuki babak final ini bukanlah hal yang mudah tetapi harus dilalui para peserta dengan perjuangan dan kerja keras serta kerja cerdas. Untuk itu dia mengucapkan selamat kepada seluruh peserta atas pencapaiannya saat ini.
Dia juga mengaku bangga karena LDBI dan NSDC terus membuat inovasi dan terobosan dalam kompetisi debat ini. Menurutnya, walaupun lomba ini dilakukan secara virtual namun ciri utama lomba tetap tampak. “Yakni upaya untuk menumbuhkan sikap berpikir kritis, berkolaborasi, berkomunikasi dan kreativitas tinggi,” katanya.
Menurutnya, 4 kecakapan ini mutlak diperlukan siswa untuk menghadapi revolusi industri yang harus dihadapi dengan dinamika yang sangat cepat itu.
Menurutnya, metode dan strategi berdebat menisbatkan adanya keterampilan atau kecakapan tingkat tinggi. Bukan hanya bertanya atau mendefinisikan masalah tetapi juga melakukan analisis dan sintesis data serta fenomena yang ada di seputar masalah yang dipertanyakan.
Kemudian, lanjutnya, menyajikannya sebagai wujud kreatif berpikir tingkat tinggi. Dia menjelaskan pada saat berdebat hal-hal yang sifatnya sentimen pribadi juga harus dikesampingkan. Sebab hal itu bukanlah esensi dari sebuah debat.
Dia mengatakan, jumlah peserta yang mengikuti seleksi tingkat Provinsi ada 3.207 siswa untuk LDBI dan 2.150 siswa untuk NSDC yang mewakili 34 ProVinsi dan 7 wilayah Sekolah Indonesia Luar Negeri.
Adapun dari seleksi tingkat provinsi tersebut terpilih sejumlah 105 siswa untuk LDBI tingkat nasional dan 105 siswa untuk NSDC tingkat nasional.
Pada tahun ini terdapat beberapa sekolah yang berasal dari Sekolah Indonesia Luar Negeri yang juga mengikuti LDBI dan NSDC tingkat provinsi SILN Propinsi wilayah Singapura, Kinabalu dan Kuala Lumpur - Malaysia, Bangkok - Thailand, Cairo, Riyadh, Jeddah - Arab Saudi.
Sedangkan siswa SILN yang lolos ke tingkat nasional berasal dari Kuala Lumpur, Riyadh dan Jeddah.
Sedangkan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Prof E Aminudin Aziz mengatakan, memasuki babak final ini bukanlah hal yang mudah tetapi harus dilalui para peserta dengan perjuangan dan kerja keras serta kerja cerdas. Untuk itu dia mengucapkan selamat kepada seluruh peserta atas pencapaiannya saat ini.
Dia juga mengaku bangga karena LDBI dan NSDC terus membuat inovasi dan terobosan dalam kompetisi debat ini. Menurutnya, walaupun lomba ini dilakukan secara virtual namun ciri utama lomba tetap tampak. “Yakni upaya untuk menumbuhkan sikap berpikir kritis, berkolaborasi, berkomunikasi dan kreativitas tinggi,” katanya.
Menurutnya, 4 kecakapan ini mutlak diperlukan siswa untuk menghadapi revolusi industri yang harus dihadapi dengan dinamika yang sangat cepat itu.
Menurutnya, metode dan strategi berdebat menisbatkan adanya keterampilan atau kecakapan tingkat tinggi. Bukan hanya bertanya atau mendefinisikan masalah tetapi juga melakukan analisis dan sintesis data serta fenomena yang ada di seputar masalah yang dipertanyakan.
Kemudian, lanjutnya, menyajikannya sebagai wujud kreatif berpikir tingkat tinggi. Dia menjelaskan pada saat berdebat hal-hal yang sifatnya sentimen pribadi juga harus dikesampingkan. Sebab hal itu bukanlah esensi dari sebuah debat.
tulis komentar anda