Mengenal Dita Ardwiyanti, Guru SD Peraih Gelar Magister di UNY dengan IPK 4
Senin, 29 November 2021 - 15:32 WIB
JAKARTA - Mahasiswa magister Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang juga seorang guru SD Dita Ardwiyanti dari program studi Magister Pendidikan Sains berhasil lulus dengan IPK 4,00. Intip bagaimana cara belajar Dita yang telah meraih nilai IPK sempurna itu.
Wisudawan terbaik Prodi ini lahir di Pontianak, 30 Desember 1995 dan berkuliah di UNY dengan beasiswa sejak menempuh pendidikan sarjana.
Pada jenjang sarjana, dia menempuh S1 pada prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY tahun 2013-2017 dengan beasiswa Bidikmisi dari Kemendikbudristek dan pernah pula meraih IPK sempurna 4,00. Kini dia melanjutkan prestasinya lagi di jenjang magister yang ditempuh dengan beasiswa BPI LPDP.
Dita mengaku, proses belajar jenjang magister ternyata jauh berbeda dengan apa yang dia alami semasa menempuh pendidikan jenjang sarjana.
“Saat sarjana, dosen masih memberikan ‘rel’ bagi kami untuk mengembangkan diri. Namun pada jenjang magister, kami benar-benar dituntut untuk menjadi pemikir bebas yang independen, namun bertanggung jawab,” katanya melansir laman resmi UNY di uny.ac.id, Senin (29/11/2021).
Kapabilitas meramu pengetahuan dari berbagai sumber ilmu secara mandiri mutlak diperlukan. Oleh sebab itu mulai dari semester 1 Dita mendisiplinkan diri untuk membaca hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal nasional dan internasional setiap harinya.
Kemudian artikel tersebut diringkas dengan bahasa sendiri dan dituliskan dalam buku khusus. Ternyata strategi belajar yang demikian sangat membantunya dalam perkuliahan. Khususnya dalam meniti jalan untuk publikasi melalui jurnal dan seminar karena publikasi adalah tuntutan primer mahasiswa magister.
Wisudawan terbaik Prodi ini lahir di Pontianak, 30 Desember 1995 dan berkuliah di UNY dengan beasiswa sejak menempuh pendidikan sarjana.
Pada jenjang sarjana, dia menempuh S1 pada prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY tahun 2013-2017 dengan beasiswa Bidikmisi dari Kemendikbudristek dan pernah pula meraih IPK sempurna 4,00. Kini dia melanjutkan prestasinya lagi di jenjang magister yang ditempuh dengan beasiswa BPI LPDP.
Dita mengaku, proses belajar jenjang magister ternyata jauh berbeda dengan apa yang dia alami semasa menempuh pendidikan jenjang sarjana.
“Saat sarjana, dosen masih memberikan ‘rel’ bagi kami untuk mengembangkan diri. Namun pada jenjang magister, kami benar-benar dituntut untuk menjadi pemikir bebas yang independen, namun bertanggung jawab,” katanya melansir laman resmi UNY di uny.ac.id, Senin (29/11/2021).
Kapabilitas meramu pengetahuan dari berbagai sumber ilmu secara mandiri mutlak diperlukan. Oleh sebab itu mulai dari semester 1 Dita mendisiplinkan diri untuk membaca hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal nasional dan internasional setiap harinya.
Kemudian artikel tersebut diringkas dengan bahasa sendiri dan dituliskan dalam buku khusus. Ternyata strategi belajar yang demikian sangat membantunya dalam perkuliahan. Khususnya dalam meniti jalan untuk publikasi melalui jurnal dan seminar karena publikasi adalah tuntutan primer mahasiswa magister.
tulis komentar anda