Kisah 131 TKI di Singapura yang Korbankan Waktu Istirahat demi Pendidikan
Senin, 13 Desember 2021 - 21:16 WIB
Dalam sambutan pembukaan, Atdikbud Enda menyampaikan bahwa penyelenggaraan pendidikan kesetaraan Paket B dan Paket C PKBM KBRI Singapura merupakan salah satu program KBRI dalam memberikan perlindungan WNI di Singapura. “KBRI Singapura menyediakan akses pendidikan bagi mereka yang mengalami putus sekolah namun ingin meneruskan pendidikannya,” jelas Enda.
Wisuda ditutup dengan pidato perwakilan dari salah satu siswa terbaik, Menik Sugiyati, yang memaparkan mengenai perjuangannya dalam mengikuti pembelajaran di PKBM, terutama membagi waktu untuk bekerja dan belajar.
“Dukungan dari semua pihak terutama PKBM Singapura memberikan semangat yang saya butuhkan untuk menyelesaikan pembelajaran tepat waktu dengan nilai yang baik,” terang Menik. Dalam kesempatan ini, salah satu wisudawan, Sunarsih, membacakan puisi yang berjudul “Guruku”, karya Abdul Azis A.
Kepala PKBM Singapura Muhkam Hudaya mengungkapkan, saat ini terdaftar sebanyak 98 siswa pada lembaganya. “PKBM Singapura telah meluluskan ribuan siswa yang sebagian besar melanjutkan pendidikan di Universitas Terbuka (Kelompok Belajar (Pokjar) Singapura,” pungkas Muhkam.
PKBM KBRI Singapura yang berdiri sejak 2009 dan terdaftar di Kemendikbudristek sejak 2017 telah mendapatkan nilai akreditasi A oleh BAN/PAUD Pendidikan Non Formal (PNF) pada 2019 dan merupakan PKBM di luar negeri yang pertama kali melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer pada 2018.
Dengan mempertimbangkan hari libur bagi PMI Singapura, maka program belajar dilaksanakan setiap dua minggu sekali di Sekolah Indonesia Singapura, dan selama masa pandemi dilaksanakan secara daring.
PKBM KBRI Singapura merupakan jalur pendidikan nonformal yang kehadirannya dirasakan sangat penting dan strategis dalam kerangka pemberian layanan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan belajar PMI di Singapura yang belum sempat menyelesaikan pendidikannya ketika berada Singapura.
Wisuda ditutup dengan pidato perwakilan dari salah satu siswa terbaik, Menik Sugiyati, yang memaparkan mengenai perjuangannya dalam mengikuti pembelajaran di PKBM, terutama membagi waktu untuk bekerja dan belajar.
“Dukungan dari semua pihak terutama PKBM Singapura memberikan semangat yang saya butuhkan untuk menyelesaikan pembelajaran tepat waktu dengan nilai yang baik,” terang Menik. Dalam kesempatan ini, salah satu wisudawan, Sunarsih, membacakan puisi yang berjudul “Guruku”, karya Abdul Azis A.
Kepala PKBM Singapura Muhkam Hudaya mengungkapkan, saat ini terdaftar sebanyak 98 siswa pada lembaganya. “PKBM Singapura telah meluluskan ribuan siswa yang sebagian besar melanjutkan pendidikan di Universitas Terbuka (Kelompok Belajar (Pokjar) Singapura,” pungkas Muhkam.
PKBM KBRI Singapura yang berdiri sejak 2009 dan terdaftar di Kemendikbudristek sejak 2017 telah mendapatkan nilai akreditasi A oleh BAN/PAUD Pendidikan Non Formal (PNF) pada 2019 dan merupakan PKBM di luar negeri yang pertama kali melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer pada 2018.
Dengan mempertimbangkan hari libur bagi PMI Singapura, maka program belajar dilaksanakan setiap dua minggu sekali di Sekolah Indonesia Singapura, dan selama masa pandemi dilaksanakan secara daring.
PKBM KBRI Singapura merupakan jalur pendidikan nonformal yang kehadirannya dirasakan sangat penting dan strategis dalam kerangka pemberian layanan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan belajar PMI di Singapura yang belum sempat menyelesaikan pendidikannya ketika berada Singapura.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda