Diikuti 59 Negara, 6 Siswa SMP Borong 6 Medali pada Olimpiade Sains di UEA
Rabu, 22 Desember 2021 - 12:44 WIB
Menurut Budhy Kurniawan, soal yang muncul tahun ini sudah sesuai prediksi, namun tingkat kesulitannya memang sangat tinggi. Sementara menurut Dr. Ahmad Ridwan kondisi pelaksanaan IJSO berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
"Karena masih pandemi ada perbedaan waktu ujian yang jadi lebih pendek. Suasana ujian juga harus melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat," jelas Ahmad.
Adapun persiapan yang dilakukan para siswa juga dijalani dengan program dalam pemusatan latihan yang dapat mendorong keterampilan siswa mengerjakan soal ujian materi dan praktikum.
"Pada persiapan tahap 1 dan tahap 2 mereka mendalami materi pokok, sedangkan tahap 3 para siswa banyak melakukan simulasi dan pemantapan agar meningkatkan kompetensi mereka menjawab soal ujian," tambah Ahmad.
Para siswa pun mengatakan telah menjalani ujian dengan baik. Meski soal tingkat kesulitan soal yang sangat tinggi mereka bisa mengerjakan sesuai harapan.
"Lebih sulit dari tahun lalu sementara waktunya pendek sekali. Tapi kalau melihat hasilnya ujian saya dari awal yakin hasilnya akan dapat medali," tukas Tharfi Thufail Qys Al Hakim dengan penuh keyakinan.
Jack Howard yang semula menargetkan medali emas, juga mengakui soal tingkat kesulitan soal yang cukup tinggi. "Tapi bisa mengerjakan. Selama pelatihan terus terang saya happy sekali karena bisa belajar apa yang saya suka. Kalau dibilang yakin pasti yakin akan hasilnya," beritahu Jack.
International Junior Science Olympiad (IJSO) adalah kompetisi individu dan tim yang digelar secara tahunan dalam melombakan Ilmu Pengetahuan Alam untuk siswa yang berusia di bawah enam belas tahun.
IJSO didirikan sebagai pengakuan akan pentingnya Ilmu Pengetahuan Alam dalam pendidikan umum kaum muda dan dalam semua aspek kehidupan mereka.
IJSO digelar di Intercontinental, Dubai Festival City, Dubai, Uni Emirat Arab. Ada sekitar 900 peserta dari 59 lebih negara yang mengikuti IJSO tahun ini. IJSO tahun depan rencananya akan digelar di Ukraina dan kemungkinan diikuti oleh lebih banyak peserta.
"Karena masih pandemi ada perbedaan waktu ujian yang jadi lebih pendek. Suasana ujian juga harus melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat," jelas Ahmad.
Adapun persiapan yang dilakukan para siswa juga dijalani dengan program dalam pemusatan latihan yang dapat mendorong keterampilan siswa mengerjakan soal ujian materi dan praktikum.
"Pada persiapan tahap 1 dan tahap 2 mereka mendalami materi pokok, sedangkan tahap 3 para siswa banyak melakukan simulasi dan pemantapan agar meningkatkan kompetensi mereka menjawab soal ujian," tambah Ahmad.
Para siswa pun mengatakan telah menjalani ujian dengan baik. Meski soal tingkat kesulitan soal yang sangat tinggi mereka bisa mengerjakan sesuai harapan.
"Lebih sulit dari tahun lalu sementara waktunya pendek sekali. Tapi kalau melihat hasilnya ujian saya dari awal yakin hasilnya akan dapat medali," tukas Tharfi Thufail Qys Al Hakim dengan penuh keyakinan.
Jack Howard yang semula menargetkan medali emas, juga mengakui soal tingkat kesulitan soal yang cukup tinggi. "Tapi bisa mengerjakan. Selama pelatihan terus terang saya happy sekali karena bisa belajar apa yang saya suka. Kalau dibilang yakin pasti yakin akan hasilnya," beritahu Jack.
International Junior Science Olympiad (IJSO) adalah kompetisi individu dan tim yang digelar secara tahunan dalam melombakan Ilmu Pengetahuan Alam untuk siswa yang berusia di bawah enam belas tahun.
IJSO didirikan sebagai pengakuan akan pentingnya Ilmu Pengetahuan Alam dalam pendidikan umum kaum muda dan dalam semua aspek kehidupan mereka.
IJSO digelar di Intercontinental, Dubai Festival City, Dubai, Uni Emirat Arab. Ada sekitar 900 peserta dari 59 lebih negara yang mengikuti IJSO tahun ini. IJSO tahun depan rencananya akan digelar di Ukraina dan kemungkinan diikuti oleh lebih banyak peserta.
tulis komentar anda