Mahasiswa ITB Sabet Juara di Kompetisi Pemetaan Internasional
Kamis, 23 Desember 2021 - 12:38 WIB
JAKARTA - Tim Mahasiswa ITB sukses menyabet juara 2 dalam kategori mapping di ajang internasional, The 19th SuperMap GIS Contest. Kompetisi ini merupakan perlombaan yang ditujukan untuk mahasiswa aktif dari penjuru dunia dalam pemanfaatan teknologi SuperMap untuk menghasilkan suatu rancangan GIS yang aplikatif dan inovatif.
Kegiatan ini dihelat oleh The Geographical Society of China , China Association for Geospatial Information Society, dan SuperMap yang berbasis di China. Prestasi tersebut dipersembahkan oleh empat mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika 2019, yakni Arya Bima Makmunar Syamsi, Hazel Yordan Komara, Bagaskoro Pamungkas, dan Cokro Santoso.
Peta yang mereka rancang diberi judul “Deteksi Dini Lokasi Kecelakaan menggunakan Database CCTV dan Rumah Sakit Terdekat di DKI Jakarta”. Hasil akhirnya disajikan dalam bentuk heatmap yang memvisualisasikan persebaran lokasi dan frekuensi data dengan pewarnaan.
Variasi warna tersebut menyatakan intensitas kejadian kecelakaan. Semua data rumah sakit, CCTV, jalan arteri, jalan kolektor, jalan tol, dan batas kota di DKI Jakarta dicantumkan dengan jelas dan lengkap.
“Kami menyuguhkan elemen peta yang kaya, perpaduan warna yang cocok, tata letak yang intuitif, data yang lengkap, dan deskripsi yang terperinci,” ujar Bagas melansir laman resmi ITB di itb.ac.id, Kamis (23/12/2021).
Dalam penggarapannya, mereka menggunakan software SuperMap. Bagas menerangkan, kendala yang sempat dihadapi adalah sulitnya mendapatkan data kecelakaan karena tidak ada website resmi dan harus bertanya ke pihak kepolisian. Proses pencarian dan pengolahan data dilakukan dengan cara web scraping dengan bantuan Python dan Microsoft Excel.
Keberhasilan tersebut tidak lepas dari kerja keras dan persiapan tim yang telah dilakukan. Sebelumnya, mereka sudah pernah mengikuti pelatihan software dari SuperMap sehingga cukup familier dalam mengoperasikannya. Selain itu, juga terdapat dukungan dan andil dari Dr. Budhy Soeksmantono, dosen pembimbing mereka.
Bagas menyampaikan pesannya kepada semua mahasiswa untuk tidak takut mencoba mengikuti lomba internasional. “Setidaknya sudah berani mencoba dulu, walaupun belum menang tetap akan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga,” terangnya.
Ia berharap dari kemenangan di kompetisi internasional pertamanya ini, bisa menjadi awal untuk terus berkarya ke depannya.
Kegiatan ini dihelat oleh The Geographical Society of China , China Association for Geospatial Information Society, dan SuperMap yang berbasis di China. Prestasi tersebut dipersembahkan oleh empat mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika 2019, yakni Arya Bima Makmunar Syamsi, Hazel Yordan Komara, Bagaskoro Pamungkas, dan Cokro Santoso.
Peta yang mereka rancang diberi judul “Deteksi Dini Lokasi Kecelakaan menggunakan Database CCTV dan Rumah Sakit Terdekat di DKI Jakarta”. Hasil akhirnya disajikan dalam bentuk heatmap yang memvisualisasikan persebaran lokasi dan frekuensi data dengan pewarnaan.
Variasi warna tersebut menyatakan intensitas kejadian kecelakaan. Semua data rumah sakit, CCTV, jalan arteri, jalan kolektor, jalan tol, dan batas kota di DKI Jakarta dicantumkan dengan jelas dan lengkap.
“Kami menyuguhkan elemen peta yang kaya, perpaduan warna yang cocok, tata letak yang intuitif, data yang lengkap, dan deskripsi yang terperinci,” ujar Bagas melansir laman resmi ITB di itb.ac.id, Kamis (23/12/2021).
Dalam penggarapannya, mereka menggunakan software SuperMap. Bagas menerangkan, kendala yang sempat dihadapi adalah sulitnya mendapatkan data kecelakaan karena tidak ada website resmi dan harus bertanya ke pihak kepolisian. Proses pencarian dan pengolahan data dilakukan dengan cara web scraping dengan bantuan Python dan Microsoft Excel.
Keberhasilan tersebut tidak lepas dari kerja keras dan persiapan tim yang telah dilakukan. Sebelumnya, mereka sudah pernah mengikuti pelatihan software dari SuperMap sehingga cukup familier dalam mengoperasikannya. Selain itu, juga terdapat dukungan dan andil dari Dr. Budhy Soeksmantono, dosen pembimbing mereka.
Bagas menyampaikan pesannya kepada semua mahasiswa untuk tidak takut mencoba mengikuti lomba internasional. “Setidaknya sudah berani mencoba dulu, walaupun belum menang tetap akan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga,” terangnya.
Ia berharap dari kemenangan di kompetisi internasional pertamanya ini, bisa menjadi awal untuk terus berkarya ke depannya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda