Dukung Pelaksanaan PTM 100%, Komisi X DPR Ingatkan Tetap Waspada Omicron
Senin, 03 Januari 2022 - 18:28 WIB
JAKARTA - Meski Covid-19 Omicron mulai merebak, DKI Jakarta tetap melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) serentak mulai hari ini (3/1). Meskipun menimbulkan pro dan kontra, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menilai, pelaksanaan PTM serentak di Jakarta merupakan solusi terbaik.
“Kita sudah hampir memasuki 2 tahun belajar di rumah dan dampak learning lossnya luar biasa bagi anak. Kemampuan literasi anak SD kelas 1 Indonesia tertinggal 6 bulan dan numerasi setara tertinggal 5 bulan belajar. Suka tidak suka, PTM adalah satu-satunya jalan,” kata Hetifah kepada wartawan, Senin (3/1/2022).
Hetifah memandang bahwa PTM yang dilaksanakan sudah relatif aman. Karena, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menelurkan berbagai peraturan terkait PTM dalam SKB 4 Menteri. Termasuk di dalamnya persyaratan kelengkapan vaksinasi dan protokol kesehatan.
“Contohnya di Jakarta, tingkat vaksinasi masyarakat umum di atas 120% dan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di atas 80%. Tentu ini mendukung keamanan kegiatan PTM 100% di Jakarta,” ujar politisi Golkar ini.
Namun demikian, Hetifah tetap menekankan pentingnya sinergi penerapan protokol kesehatan di sekolah, karena Omicron sudah merebak di Tanah Air.
“Walau kita optimis PTM akan berjalan lancar, protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan dengan tegas. Guru harus menjadi contoh yang baik bagi murid dan memastikan protokol kesehatan di sekolah, orang tua harus menyiapkan kelengkapan penunjang protokol kesehatan anak, murid juga harus patuh aturan,” tambahnya.
Terkait opsi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), menurut legislator dapil Kalimantan Timur ini, jika PTM wajib maka PJJ tidak perlu lagi menjadi opsi.
“Jika sekolah sudah memenuhi persyaratan, maka wajib melaksanakan PTM dan tidak ada opsi PJJ. Saya berharap agar orang tua memahami urgensi PTM dan mendukung kebijakan ini,” tandasnya.
“Kita sudah hampir memasuki 2 tahun belajar di rumah dan dampak learning lossnya luar biasa bagi anak. Kemampuan literasi anak SD kelas 1 Indonesia tertinggal 6 bulan dan numerasi setara tertinggal 5 bulan belajar. Suka tidak suka, PTM adalah satu-satunya jalan,” kata Hetifah kepada wartawan, Senin (3/1/2022).
Hetifah memandang bahwa PTM yang dilaksanakan sudah relatif aman. Karena, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menelurkan berbagai peraturan terkait PTM dalam SKB 4 Menteri. Termasuk di dalamnya persyaratan kelengkapan vaksinasi dan protokol kesehatan.
“Contohnya di Jakarta, tingkat vaksinasi masyarakat umum di atas 120% dan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di atas 80%. Tentu ini mendukung keamanan kegiatan PTM 100% di Jakarta,” ujar politisi Golkar ini.
Namun demikian, Hetifah tetap menekankan pentingnya sinergi penerapan protokol kesehatan di sekolah, karena Omicron sudah merebak di Tanah Air.
“Walau kita optimis PTM akan berjalan lancar, protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan dengan tegas. Guru harus menjadi contoh yang baik bagi murid dan memastikan protokol kesehatan di sekolah, orang tua harus menyiapkan kelengkapan penunjang protokol kesehatan anak, murid juga harus patuh aturan,” tambahnya.
Terkait opsi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), menurut legislator dapil Kalimantan Timur ini, jika PTM wajib maka PJJ tidak perlu lagi menjadi opsi.
“Jika sekolah sudah memenuhi persyaratan, maka wajib melaksanakan PTM dan tidak ada opsi PJJ. Saya berharap agar orang tua memahami urgensi PTM dan mendukung kebijakan ini,” tandasnya.
(mpw)
tulis komentar anda