Raih Emas di I2ASPO, Mahasiswa ITS Gagas Robot Penghancur Sampah Lautan
Sabtu, 08 Januari 2022 - 23:35 WIB
Sampah kemudian akan masuk ke dalam tabung khusus dan didekomposisi memanfaatkan fluida superkritis hidrogen oksida (H2O). Proses dekomposisi dilakukan di suhu 373 derajat celcius dan tekanan 22 Mega Pascal, sehingga sampah plastik akan langsung terdekomposisi saat dialiri fluida superkritis H2O.
“Beberapa sampah plastik akan meninggalkan residu, namun dapat digunakan kembali sebagai plastik daur ulang,” ungkap mahasiswa angkatan 2020 ini.
Robot yang dirancang dengan dimensi 6,5 x 2,5 x 3,8 meter ini juga memanfaatkan panel surya sebagai suplai tenaga listrik. Dipaparkan oleh Farhan, robot itu sendiri mampu bertahan hingga delapan jam operasional tergantung dengan intensitas pemrosesan sampah plastik yang dilakukan.
“Untuk memproses satu kilogram sampah dibutuhkan waktu tiga hingga enam menit dengan efektivitas mencapai 95,6 %,” tambah pemuda kelahiran Depok 2002 ini.
Dengan bimbingan dosen Departemen Teknik Mesin ITS Prof Dr Eng Ir Prabowo, Farhan membuat inovasi ini bersama keempat rekannya yaitu Zara Ismi Nuraini (Departemen Teknik Mesin), Epindonta Ginting (Departemen Teknik Mesin), Yohanes Maruli Arga Septianus (Departemen Teknik Material), dan Muhammad Zainal Afandi Loleh (Departemen Teknik Kimia).
Berkat inovasi tersebut, tim ini telah berhasil menyabet medali emas pada kategori Waste Treatment dalam kompetisi Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA), beberapa waktu lalu.
Terakhir, Farhan berharap, inovasi timnya ini dapat direalisasikan untuk menyelesaikan permasalahan sampah di lautan Indonesia. “Kami berharap bahwa inovasi mereka tidak hanya menjadi solusi bagi bangsa ini, namun juga mampu menjawab permasalahan sampah plastik di tingkat dunia,” tandasnya.
“Beberapa sampah plastik akan meninggalkan residu, namun dapat digunakan kembali sebagai plastik daur ulang,” ungkap mahasiswa angkatan 2020 ini.
Robot yang dirancang dengan dimensi 6,5 x 2,5 x 3,8 meter ini juga memanfaatkan panel surya sebagai suplai tenaga listrik. Dipaparkan oleh Farhan, robot itu sendiri mampu bertahan hingga delapan jam operasional tergantung dengan intensitas pemrosesan sampah plastik yang dilakukan.
“Untuk memproses satu kilogram sampah dibutuhkan waktu tiga hingga enam menit dengan efektivitas mencapai 95,6 %,” tambah pemuda kelahiran Depok 2002 ini.
Dengan bimbingan dosen Departemen Teknik Mesin ITS Prof Dr Eng Ir Prabowo, Farhan membuat inovasi ini bersama keempat rekannya yaitu Zara Ismi Nuraini (Departemen Teknik Mesin), Epindonta Ginting (Departemen Teknik Mesin), Yohanes Maruli Arga Septianus (Departemen Teknik Material), dan Muhammad Zainal Afandi Loleh (Departemen Teknik Kimia).
Berkat inovasi tersebut, tim ini telah berhasil menyabet medali emas pada kategori Waste Treatment dalam kompetisi Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA), beberapa waktu lalu.
Terakhir, Farhan berharap, inovasi timnya ini dapat direalisasikan untuk menyelesaikan permasalahan sampah di lautan Indonesia. “Kami berharap bahwa inovasi mereka tidak hanya menjadi solusi bagi bangsa ini, namun juga mampu menjawab permasalahan sampah plastik di tingkat dunia,” tandasnya.
(mpw)
tulis komentar anda