Dua Dosen IPB Masuk Top 100 Ilmuwan Indonesia Bidang Bisnis dan Manajemen
Kamis, 20 Januari 2022 - 21:00 WIB
Sementara Dr Mukhamad Najib memiliki keahlian di bidang strategic marketing dengan fokus riset dan publikasi pada topik pengembangan bisnis pangan organik dan usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia.
Mantan Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University ini selain telah menerbitkan beberapa buku juga telah menulis di berbagai jurnal nasional maupun internasional mengenai topik UKM dan pangan organik. Saat ini Dr Najib aktif sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Canberra, Australia.
Menurut Prof Ujang, perangkingan semacam ini sangat baik sebagai alat evaluasi diri sebagai ilmuwan. "Prinsipnya saya bersyukur karena karya-karya saya selama ini mendapat pengakuan baik di tingkat nasional maupun internasional. Namun yang lebih penting bagi saya, perangkingan ini dapat digunakan sebagai alat evaluasi dan introspeksi diri. Sudah sejauh mana produktivitas ilmiah yang saya lakukan sebagai dosen dan sejauh mana karya saya memiliki dampak bagi masyarakat,” jelas Prof Ujang melalui siaran pers, Kamis (20/1/2022).
Sementara Dr Najib mengungkapkan, tugas sebagai dosen bukan hanya mengajar, tapi juga meneliti dan menulis publikasi. Karya ilmiah yang dipublikasikan, menurut Dr Najib, dapat menjadi referensi dan sumber pembelajaran bersama.
Oleh karena itu menurutnya, perangkingan yang dilakukan oleh AD Scientific Index ini dapat mendorong dosen-dosen di Indonesia untuk semakin produktif dalam menulis dan publikasi di jurnal yang bereputasi.
Mantan Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University ini selain telah menerbitkan beberapa buku juga telah menulis di berbagai jurnal nasional maupun internasional mengenai topik UKM dan pangan organik. Saat ini Dr Najib aktif sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Canberra, Australia.
Menurut Prof Ujang, perangkingan semacam ini sangat baik sebagai alat evaluasi diri sebagai ilmuwan. "Prinsipnya saya bersyukur karena karya-karya saya selama ini mendapat pengakuan baik di tingkat nasional maupun internasional. Namun yang lebih penting bagi saya, perangkingan ini dapat digunakan sebagai alat evaluasi dan introspeksi diri. Sudah sejauh mana produktivitas ilmiah yang saya lakukan sebagai dosen dan sejauh mana karya saya memiliki dampak bagi masyarakat,” jelas Prof Ujang melalui siaran pers, Kamis (20/1/2022).
Sementara Dr Najib mengungkapkan, tugas sebagai dosen bukan hanya mengajar, tapi juga meneliti dan menulis publikasi. Karya ilmiah yang dipublikasikan, menurut Dr Najib, dapat menjadi referensi dan sumber pembelajaran bersama.
Oleh karena itu menurutnya, perangkingan yang dilakukan oleh AD Scientific Index ini dapat mendorong dosen-dosen di Indonesia untuk semakin produktif dalam menulis dan publikasi di jurnal yang bereputasi.
(mpw)
tulis komentar anda