Daripada Netflix, Kemendikbud Lebih Baik Libatkan Sineas Bangsa
Kamis, 18 Juni 2020 - 15:55 WIB
JAKARTA - Rencana penayangan film dokumenter dari Netflix melalui TVRI untuk mendukung program Belajar dari Rumah, telah memantik respons dari kalangan guru. Salah satunya dari Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).
Wakil Ketua Pergunu, Aris Adi Leksono menilai langkah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud ) menggandeng Netflix untuk siaran film tersebut dikhawatirkan kurang memberi makna edukasi terhadap siswa. Terlebih lagi, produk tersebut belum tentu sesuai dengan kultur di Indonesia.
"Lebih baik menayangkan ragam budaya, adat, kekayaan alam indonesia, serta kekhasan Indonesia lainnya. Ini akan lebih bernilai edukasi kepada anak-anak kita," kata Aris saat dihubungi SINDOnews, Kamis (18/6/2020). ( )
Netflix diketahui merupakan perusahaan film yang berbasis di California, Amerika Serikat. Lantaran itu, Aris menduga tayangan film yang dihadirkan nanti belum tentu cocok dengan konten pendidikan untuk anak-anak di Indonesia.
Sebaliknya, Aris menilai masih banyak film dan konten bermakna buatan anak bangsa yang memiliki nilai pendidikan dan sesuai dengan kultur Indonesia. Masih ada produser, sineas lokal yang hebat dan perlu dilibatkan dalam program edukasi nasional.
"Kita juga punya banyak film bermakna dan bernilai edukasi yang syarat akan nilai ke-Indonesia-an. Kita kan juga banyak punya produser film hebat yang layak diapresiasi dengan dilibatkan dalam program-program edukasi pada level nasional," katanya lagi.
Sementara itu, Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbud , Evy Mulyani menjelaskan, tujuan kerja sama penyiaran film-film dokumenter Netflix itu karena Kemendikbud ingin berkomitmen menghadirkan tayangan pembelajaran maupun edutainment berkualitas. Tidak hanya dari Indonesia, tapi juga kelas dunia.( )
"Kemendikbud terbuka terhadap konten positif, baik dari Indonesia maupun mancanegara sebagai bentuk gotong-royong pembelajaran di masa darurat," kata Evy.
Sebagai penyedia layanan hiburan berbayar terkemuka, Netflix menyuguhkan serial TV, dokumenter, dan film panjang dalam berbagai genre dan bahasa. Namun, menurut dia, kontribusi itu murni sukarela. Bahkan, itu pertama kalinya di dunia bagi Netflix memberikan tayangan untuk disiarkan di saluran televisi.
Evy memandang kemitraan tersebut sebagai sesuatu yang positif memajukan. Apalagi, pada Januari 2020, Kemendikbud sudah memulai kolaborasi dengan Netflix untuk menumbuhkan perfilman Indonesia. Sinergi ini memfokuskan pada pengembangan kemampuan kreatif yang meliputi penulisan kreatif, pelatihan pasca-produksi, serta kompetisi konsep cerita untuk film pendek.
Wakil Ketua Pergunu, Aris Adi Leksono menilai langkah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud ) menggandeng Netflix untuk siaran film tersebut dikhawatirkan kurang memberi makna edukasi terhadap siswa. Terlebih lagi, produk tersebut belum tentu sesuai dengan kultur di Indonesia.
"Lebih baik menayangkan ragam budaya, adat, kekayaan alam indonesia, serta kekhasan Indonesia lainnya. Ini akan lebih bernilai edukasi kepada anak-anak kita," kata Aris saat dihubungi SINDOnews, Kamis (18/6/2020). ( )
Netflix diketahui merupakan perusahaan film yang berbasis di California, Amerika Serikat. Lantaran itu, Aris menduga tayangan film yang dihadirkan nanti belum tentu cocok dengan konten pendidikan untuk anak-anak di Indonesia.
Sebaliknya, Aris menilai masih banyak film dan konten bermakna buatan anak bangsa yang memiliki nilai pendidikan dan sesuai dengan kultur Indonesia. Masih ada produser, sineas lokal yang hebat dan perlu dilibatkan dalam program edukasi nasional.
"Kita juga punya banyak film bermakna dan bernilai edukasi yang syarat akan nilai ke-Indonesia-an. Kita kan juga banyak punya produser film hebat yang layak diapresiasi dengan dilibatkan dalam program-program edukasi pada level nasional," katanya lagi.
Sementara itu, Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbud , Evy Mulyani menjelaskan, tujuan kerja sama penyiaran film-film dokumenter Netflix itu karena Kemendikbud ingin berkomitmen menghadirkan tayangan pembelajaran maupun edutainment berkualitas. Tidak hanya dari Indonesia, tapi juga kelas dunia.( )
"Kemendikbud terbuka terhadap konten positif, baik dari Indonesia maupun mancanegara sebagai bentuk gotong-royong pembelajaran di masa darurat," kata Evy.
Sebagai penyedia layanan hiburan berbayar terkemuka, Netflix menyuguhkan serial TV, dokumenter, dan film panjang dalam berbagai genre dan bahasa. Namun, menurut dia, kontribusi itu murni sukarela. Bahkan, itu pertama kalinya di dunia bagi Netflix memberikan tayangan untuk disiarkan di saluran televisi.
Evy memandang kemitraan tersebut sebagai sesuatu yang positif memajukan. Apalagi, pada Januari 2020, Kemendikbud sudah memulai kolaborasi dengan Netflix untuk menumbuhkan perfilman Indonesia. Sinergi ini memfokuskan pada pengembangan kemampuan kreatif yang meliputi penulisan kreatif, pelatihan pasca-produksi, serta kompetisi konsep cerita untuk film pendek.
(abd)
tulis komentar anda