Mahasiswa Pascasarjana IPB Terpilih Menjadi Peneliti Dunia, Ini Sosoknya
Senin, 25 April 2022 - 11:38 WIB
JAKARTA - Leni Maryani, mahasiswa program pascasarjana IPB University terpilih menjadi peneliti dunia di bidang perbaikan perikanan. Ia adalah salah satu dari 22 peneliti yang mendapatkan pendanaan dari Marine Stewardship Council’s (MSC). Leni mendapatkan pendanaan riset terkait perikanan rajungan.
“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Marine Stewardship Council’s (MSC) dan para pihak yang terlibat dalam penggelolaan perikanan rajungan yang berkelanjutan,” ujar Leni dalam keterangan pers, Senin (25/4/2022).
Menurutnya, dengan pendanaan ini, ia dapat menciptakan metode baru yang akurat untuk menilai status stok perikanan rajungan. Leni menggunakan tools molekuler yang mendukung penerapan aturan pengendalian panen hingga dapat terciptanya perikanan rajungan yang berkelanjutan.
“Karena kurangnya pengetahuan, struktur umur akan berpengaruh terhadap lingkungan hidup, interaksi, persebaran, pertumbuhan dan perkembangan, mortalitas, reproduksi dan kerentanan makhluk hidup serta konservasi. Perlu adanya upaya perbaikan agar dapat terus di lestarikan,” ujarnya.
Leni Maryani mengatakan bahwa program Marine Stewardship Council’s ini memberinya kesempatan untuk terus memajukan kelestarian perikanan rajungan. Ia juga dapat bekerja sama dengan para ilmuwan untuk melakukan penelitian yang akan mendukung laut yang sehat.
Topik penelitian yang diangkat Leni adalah metode inovatif untuk menilai status stok perikanan rajungan menggunakan tools molekuler yang mendukung penerapan aturan pengendalian panen di Pulau Madura.
Penelitian ini dibimbing oleh Dr Hawis H Madduppa, dosen dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University. Dr Hawis juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI).
“Sebagai generasi muda, kita harus bersemangat untuk menjaga perikanan laut yang berkelanjutan. Karena kita berkewajiban untuk menjaga lingkungan,“ ujarnya.
“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Marine Stewardship Council’s (MSC) dan para pihak yang terlibat dalam penggelolaan perikanan rajungan yang berkelanjutan,” ujar Leni dalam keterangan pers, Senin (25/4/2022).
Menurutnya, dengan pendanaan ini, ia dapat menciptakan metode baru yang akurat untuk menilai status stok perikanan rajungan. Leni menggunakan tools molekuler yang mendukung penerapan aturan pengendalian panen hingga dapat terciptanya perikanan rajungan yang berkelanjutan.
“Karena kurangnya pengetahuan, struktur umur akan berpengaruh terhadap lingkungan hidup, interaksi, persebaran, pertumbuhan dan perkembangan, mortalitas, reproduksi dan kerentanan makhluk hidup serta konservasi. Perlu adanya upaya perbaikan agar dapat terus di lestarikan,” ujarnya.
Leni Maryani mengatakan bahwa program Marine Stewardship Council’s ini memberinya kesempatan untuk terus memajukan kelestarian perikanan rajungan. Ia juga dapat bekerja sama dengan para ilmuwan untuk melakukan penelitian yang akan mendukung laut yang sehat.
Topik penelitian yang diangkat Leni adalah metode inovatif untuk menilai status stok perikanan rajungan menggunakan tools molekuler yang mendukung penerapan aturan pengendalian panen di Pulau Madura.
Penelitian ini dibimbing oleh Dr Hawis H Madduppa, dosen dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University. Dr Hawis juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI).
“Sebagai generasi muda, kita harus bersemangat untuk menjaga perikanan laut yang berkelanjutan. Karena kita berkewajiban untuk menjaga lingkungan,“ ujarnya.
(mpw)
tulis komentar anda