Penting! Ini Skill yang Wajib Dimiliki untuk Menjadi Founder Startup
Rabu, 27 April 2022 - 00:33 WIB
4. Menghadapi Ketidakpastian
Ketika membahas entrepreneurship, khususnya berkaitan dengan startup teknologi, kita akan mengenal banyak istilah baru misalnya; inkubator, growth hacking, valuasi, bootstrapping, valuasi, user, data, dan masih banyak lagi. Dengan memahami setiap istilah, maka proses bisnis yang dilakukan akan berjalan lancar.
Tapi, bisa dikatakan bahwa ini adalah hal yang mendasar. Di samping itu, ada lagi yang perlu diantisipasi oleh setiap founder, yaitu ketidakpastian. Ketidakpastian juga termasuk hal-hal tak terduga atau hal yang benar-benar di luar rencana.
Karena itu, sebisa mungkin founder sejak awal perlu mempersiapkan segala kondisi yang mungkin terjadi. Ketika menghadapi hal yang asing dan tidak pasti, founder tidak mengasumsikannya sebagai hal yang lebih baik atau lebih buruk daripada yang sebenarnya, cukup mereka menganalisis fakta apa adanya.
Mereka tahu bahwa satu-satunya hal yang benar-benar mereka kendalikan adalah proses di mana mereka mencapai keputusan. Itulah cara paling rasional untuk menangani hal yang tidak diketahui, dan cara terbaik untuk bisa melewatinya.
5. Mampu Mendelegasikan kepada Orang Lain
Ada bisnis yang layu sebelum berkembang karena berbagai alasan. Salah satunya adalah ketika produk atau layanan sudah didesain sedemikian hebat, tapi belum maksimal dalam pemasaran. Hal seperti ini memang hampir selalu terjadi di industri manapun, bahkan sekelas Google dan Facebook pun pernah berada di fase ini.
Founder memang pada dasarnya memahami hal teknis untuk bisa memproduksi layanan yang terbaik sesuai dengan visi jangka panjang perusahaan. Tapi untuk skill teknis yang matang saja belum cukup untuk menjadi nilai jual.
Demi membangun tim yang solid sesuai kapasitas, founder startup juga mendelegasikan setiap bagian kepada orang-orang yang memiliki spesialisasi di bidangnya. Contohnya bagian keuangan idealnya dipegang oleh orang yang memiliki background akuntansi. Dengan demikian, founder bisa fokus kepada hal-hal yang lebih strategis.
Dari waktu ke waktu, industri akan terus berubah dan berkembang. Jika founder dan tim terus mengasah skill, maka startup akan bertahan dan memenuhi kebutuhan pasar.
Ketika membahas entrepreneurship, khususnya berkaitan dengan startup teknologi, kita akan mengenal banyak istilah baru misalnya; inkubator, growth hacking, valuasi, bootstrapping, valuasi, user, data, dan masih banyak lagi. Dengan memahami setiap istilah, maka proses bisnis yang dilakukan akan berjalan lancar.
Tapi, bisa dikatakan bahwa ini adalah hal yang mendasar. Di samping itu, ada lagi yang perlu diantisipasi oleh setiap founder, yaitu ketidakpastian. Ketidakpastian juga termasuk hal-hal tak terduga atau hal yang benar-benar di luar rencana.
Karena itu, sebisa mungkin founder sejak awal perlu mempersiapkan segala kondisi yang mungkin terjadi. Ketika menghadapi hal yang asing dan tidak pasti, founder tidak mengasumsikannya sebagai hal yang lebih baik atau lebih buruk daripada yang sebenarnya, cukup mereka menganalisis fakta apa adanya.
Mereka tahu bahwa satu-satunya hal yang benar-benar mereka kendalikan adalah proses di mana mereka mencapai keputusan. Itulah cara paling rasional untuk menangani hal yang tidak diketahui, dan cara terbaik untuk bisa melewatinya.
5. Mampu Mendelegasikan kepada Orang Lain
Ada bisnis yang layu sebelum berkembang karena berbagai alasan. Salah satunya adalah ketika produk atau layanan sudah didesain sedemikian hebat, tapi belum maksimal dalam pemasaran. Hal seperti ini memang hampir selalu terjadi di industri manapun, bahkan sekelas Google dan Facebook pun pernah berada di fase ini.
Founder memang pada dasarnya memahami hal teknis untuk bisa memproduksi layanan yang terbaik sesuai dengan visi jangka panjang perusahaan. Tapi untuk skill teknis yang matang saja belum cukup untuk menjadi nilai jual.
Demi membangun tim yang solid sesuai kapasitas, founder startup juga mendelegasikan setiap bagian kepada orang-orang yang memiliki spesialisasi di bidangnya. Contohnya bagian keuangan idealnya dipegang oleh orang yang memiliki background akuntansi. Dengan demikian, founder bisa fokus kepada hal-hal yang lebih strategis.
Dari waktu ke waktu, industri akan terus berubah dan berkembang. Jika founder dan tim terus mengasah skill, maka startup akan bertahan dan memenuhi kebutuhan pasar.
Lihat Juga :
tulis komentar anda