Penting! Ini Skill yang Wajib Dimiliki untuk Menjadi Founder Startup

Rabu, 27 April 2022 - 00:33 WIB
loading...
Penting! Ini Skill yang Wajib Dimiliki untuk Menjadi Founder Startup
Skill yang wajib dimiliki untuk mendirikan Startup. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Tahukah Anda jika Indonesia menempati urutan kelima dalam hal jumlah startup paling banyak di dunia? Menurut data Startup Ranking, ada 2.305 bisnis startup di Indonesia. Negara lain dengan jumlah startup terbanyak adalah Amerika Serikat (69.565), India (11.819), Inggris (6.025), dan Kanada (3.145).

Melihat data tersebut, otomatis menjadi optimisme tersendiri, khususnya bagi masyarakat Indonesia berusia produktif yang memiliki ide inovatif dan ingin mengembangkan menjadi bisnis startup. Di Indonesia sejauh ini, sektor perusahaan startup yang paling berpotensi mendapat pendanaan adalah fintech, logistik, dan SaaS (Software as A Services).



Tentang definisi startup pastinya sudah tidak asing lagi bagi Anda. Akan tetapi, seiring berkembangnya era digital , makna startup mengalami suatu pergeseran. Pengertian startup mengacu pada usaha atau bisnis yang baru dirintis dengan penerapan inovasi teknologi dalam menjalankan core business.

Bisnisnya fokus untuk memecahkan masalah yang ada pada masyarakat. Bisnis startup juga berpengaruh pada kondisi pasar dan bahkan bisa menciptakan industri baru.

Berkarier di industri startup beberapa tahun terakhir juga memiliki daya tarik tersendiri bagi para generasi muda yang kreatif. Bukan hanya untuk bekerja sesuai bidang keahlian, tapi juga memiliki visi ke depan untuk menjadi founder startup dengan ide dan inovasi brilian.



Tidak hanya bermodal keahlian dan passion, ada hal-hal spesifik yang sebenarnya dibutuhkan ketika akan menjalankan bisnis startup yang baru.

Hal yang Dibutuhkan untuk Menjadi Founder Startup.

Tidak menutup kemungkinan ketika sudah bekerja dalam waktu tertentu, maka seseorang kemudian memiliki gagasan untuk memulai tantangan baru sebagai founder. Bergerak dalam bidang apapun, founder startup tentunya harus memiliki kemampuan khusus agar bisa bertahan dan berkembang. Lalu apa saja yang sebenarnya dibutuhkan untuk yang ingin menjadi founder startup?

1. Jiwa Entrepreneur yang Kuat

Menurut Cambridge Dictionary, entrepeneur ialah seseorang yang memulai bisnisnya sendiri atau seseorang yang bisa melihat peluang baru untuk memulai usaha. Terlepas dari background dan skill teknis yang dimiliki founder, tapi yang jelas mereka adalah entrepreneur siap menanggung risiko setiap langkahnya dalam bisnis.

Founder juga sudah seharusnya memiliki langkah strategis demi memaksimalkan keuntungan dari bisnis yang dijalankan. Bagaimanapun, entrepreneurship selalu dipenuhi hal-hal yang sulit dan pada umumnya orang-orang tidak mau melakukan. Padahal di balik kesulitan tersedia terdapat peluang.

2. Kreatif dalam Berpikir dan Bertindak

Industri startup bergerak sangat cepat dengan beragam inovasi dan kreativitas yang muncul di dalamnya. Sebagai founder, sudah semestinya mengembangkan kreativitas secara konsisten. Dengan skill ini, bisnis pun lebih memiliki keunggulan meskipun para kompetitor juga sedang melakukan pengembangan yang juga unik dan kreatif. Kreativitas yang dihasilkan melalui setiap aspek bisnisnya juga harus menyesuaikan dengan kondisi pasar.

3. Yakin dan Percaya Diri Saja Tidak Cukup

Ada satu gagasan yang cukup populer yaitu anjuran untuk berani resign dari pekerjaan dan mendirikan usaha sendiri, dalam hal ini adalah bisnis startup. Setelah memiliki bekal kemampuan, pengalaman, dan modal finansial, seseorang bisa saja resign dari pekerjaan dan memiliki keyakinan untuk sukses di bisnis.

Tapi, yakin dan percaya diri saja tidak cukup. Keterampilan teknis berbeda dengan keterampilan bisnis atau setidaknya keterampilan manajerial. Founder juga secara konstan memikirkan strategi untuk membangun brand, networking, mengelola SDM, update harga produk dan layanan, menyusun strategi pasar, dan tentunya menghadapi ketidakpastian.

Poin terakhir, yaitu menghadapi ketidakpastian, sangat terasa di masa pandemi. Agar lebih rinci, kita bisa membahasnya menjadi satu poin baru sebagai hal yang dibutuhkan seorang founder.

4. Menghadapi Ketidakpastian

Ketika membahas entrepreneurship, khususnya berkaitan dengan startup teknologi, kita akan mengenal banyak istilah baru misalnya; inkubator, growth hacking, valuasi, bootstrapping, valuasi, user, data, dan masih banyak lagi. Dengan memahami setiap istilah, maka proses bisnis yang dilakukan akan berjalan lancar.

Tapi, bisa dikatakan bahwa ini adalah hal yang mendasar. Di samping itu, ada lagi yang perlu diantisipasi oleh setiap founder, yaitu ketidakpastian. Ketidakpastian juga termasuk hal-hal tak terduga atau hal yang benar-benar di luar rencana.

Karena itu, sebisa mungkin founder sejak awal perlu mempersiapkan segala kondisi yang mungkin terjadi. Ketika menghadapi hal yang asing dan tidak pasti, founder tidak mengasumsikannya sebagai hal yang lebih baik atau lebih buruk daripada yang sebenarnya, cukup mereka menganalisis fakta apa adanya.

Mereka tahu bahwa satu-satunya hal yang benar-benar mereka kendalikan adalah proses di mana mereka mencapai keputusan. Itulah cara paling rasional untuk menangani hal yang tidak diketahui, dan cara terbaik untuk bisa melewatinya.

5. Mampu Mendelegasikan kepada Orang Lain

Ada bisnis yang layu sebelum berkembang karena berbagai alasan. Salah satunya adalah ketika produk atau layanan sudah didesain sedemikian hebat, tapi belum maksimal dalam pemasaran. Hal seperti ini memang hampir selalu terjadi di industri manapun, bahkan sekelas Google dan Facebook pun pernah berada di fase ini.

Founder memang pada dasarnya memahami hal teknis untuk bisa memproduksi layanan yang terbaik sesuai dengan visi jangka panjang perusahaan. Tapi untuk skill teknis yang matang saja belum cukup untuk menjadi nilai jual.

Demi membangun tim yang solid sesuai kapasitas, founder startup juga mendelegasikan setiap bagian kepada orang-orang yang memiliki spesialisasi di bidangnya. Contohnya bagian keuangan idealnya dipegang oleh orang yang memiliki background akuntansi. Dengan demikian, founder bisa fokus kepada hal-hal yang lebih strategis.

Dari waktu ke waktu, industri akan terus berubah dan berkembang. Jika founder dan tim terus mengasah skill, maka startup akan bertahan dan memenuhi kebutuhan pasar.

Penulis:
Team Program Studi Manajemen Universitas Bakrie
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1924 seconds (0.1#10.140)