Perjuangan Anak Driver Ojek Online Raih Beasiswa ke University of British Columbia
Jum'at, 17 Juni 2022 - 17:18 WIB
Dikutip dari situs web Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Ristek, Rifky bercerita kalau dirinya sebenarnya tak berani bermimpi bisa berkuliah di UBC, atau kampus manapun di luar negeri.
Tapi, kehadiran dan tawaran Beasiswa Indonesia Maju dari Kementerian Pendidikan mengubah keberaniannya. BIM adalah program bagi peserta didik/lulusan berprestasi yang berkeinginan melanjutkan studi di perguruan tinggi impian baik di dalam maupun luar negeri.
Informasi BIM diperolehnya dua minggu sebelum penutupan sehingga persiapan yang dilakukannya sangat singkat. Rifky meminta bantuan berupa bimbingan dan dukungan orang di sekitarnya agar persiapan lebih maksimal.
Persiapan IELTS, wawancara, dan esai berhasil diselesaikannya dalam waktu yang tersisa.
Sempat merasa tidak percaya diri karena nilai rata-rata rapor yang dianggapnya tidak terlalu tinggi, remaja ini kemudian berusaha 'menambal' dengan menulis esai dengan kemampuannya yang terbaik.
Berbagai kendala lalu dilewati berkat bantuan, motivasi, dan dukungan dari teman, guru, dan orang tua.
Setelah kepastian beasiswa kuliah di luar negeri itu digenggamnya, Rifky berpesan begini: “Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Mungkin suatu saat kita gagal dalam mencapai sesuatu, namun pasti ada saatnya kita mendapatkan sesuatu yang jauh lebih baik, yang belum pernah kita pikirkan sebelumnya.”
Tapi, kehadiran dan tawaran Beasiswa Indonesia Maju dari Kementerian Pendidikan mengubah keberaniannya. BIM adalah program bagi peserta didik/lulusan berprestasi yang berkeinginan melanjutkan studi di perguruan tinggi impian baik di dalam maupun luar negeri.
Informasi BIM diperolehnya dua minggu sebelum penutupan sehingga persiapan yang dilakukannya sangat singkat. Rifky meminta bantuan berupa bimbingan dan dukungan orang di sekitarnya agar persiapan lebih maksimal.
Persiapan IELTS, wawancara, dan esai berhasil diselesaikannya dalam waktu yang tersisa.
Sempat merasa tidak percaya diri karena nilai rata-rata rapor yang dianggapnya tidak terlalu tinggi, remaja ini kemudian berusaha 'menambal' dengan menulis esai dengan kemampuannya yang terbaik.
Berbagai kendala lalu dilewati berkat bantuan, motivasi, dan dukungan dari teman, guru, dan orang tua.
Setelah kepastian beasiswa kuliah di luar negeri itu digenggamnya, Rifky berpesan begini: “Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Mungkin suatu saat kita gagal dalam mencapai sesuatu, namun pasti ada saatnya kita mendapatkan sesuatu yang jauh lebih baik, yang belum pernah kita pikirkan sebelumnya.”
(mpw)
tulis komentar anda