Kisah Perjuangan Dosen Achmad, 12 Kali Gagal Raih Beasiswa Luar Negeri

Rabu, 29 Juni 2022 - 08:03 WIB
“Pernah sehari baru bisa makan jam 12 malam karena benar-benar tidak ada uang waktu itu. Pernah juga saya satu minggu lauk ikan kering karena diberi teman,” ungkapnya lagi.

Karena keterbatasan ekonomi yang dialamainya, Dayat memutuskan untuk berkuliah sambil bekerja.

Ia bekerja sebagai penjual empek-empek hingga menjadi cleaning service. Akibatnya ia menjadi tidak fokus saat belajar di kelas, ditambah aktivitas organisasi yang cukup padat.

Kini, setelah ia meraih mimpinya kuliah di Eropa, ia juga melakukan dakwah Islam berkemajuan di Eropa.

Menurut Dayat, pada kurun waktu tahun 2017-2019 banyak kader Muhammadiyah dari perguruan tinggi di Indonesia yang diterima dan berhasil lolos beasiswa di Stipendium Hungaricum untuk studi master dan doctoral dan pada saat itulah terbentuk kesepakatan untuk melebarkan dakwah Islam di Eropa.

“Salah satu tantangan dakwah Muhammadiyah adalah banyaknya anak muda yang tidak percaya Tuhan, ini menjadi tantangan tersendiri untuk saya dan teman-teman selain perbedaan budaya dan bahasa,” katanya.

Menurutnya bentukan dakwah yang dilakukan adalah melalui dialog geraka intelektual keagamaan, terkait isu kerusakan lingkungan, kesetaraan gender, kesehatan sosial dan pendidikan.

Dayat juga berharap setelah menyelesaikan studi ia bisa membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui riset-riset yang ia lakukan.

“Selalu ada jalan bagi siapa pun yang bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu. Tekun belajar, sabar dan iringi dengan doa,” pungkasnya.
(mpw)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More