Prof Roosseno Bapak Beton Indonesia Diabadikan Jadi Nama Gedung Baru UGM
Rabu, 03 Agustus 2022 - 13:20 WIB
“Infrastruktur riset ini menjadi kunci dalam pengembangan institusi untuk keilmuan dan pemecahan masalah di masyarakat. Harapannya akses sumber daya riset semakin terbuka, ada peningkatan inovasi, dan perluasan jejaring penelitian internasional dan serta perluasan kerja sama hilirisasi,” ucapnya.
Dirjen Dikti Ristek Prof Nizam mengatakan, penamaan gedung baru Fakultas Teknik dengan nama kedua tokoh pendiri tersebut diharapkan bisa memotivasi civitas akademika untuk meneruskan perjuangan keduanya yang mendirikan FT UGM bukan hanya semangat akademik, namun semangat kemerdekaan saat itu.
”Fakultas ini lahir dari kancah perjuangan bangsa, semangat untuk berdaulat dan merdeka. Spirit itu kita kawal pembangunan Indonesia dari Fakultas Teknik demi kedaulatan bangsa dalam penguasaan teknologi dan pengetahuan,” ujarnya.
Amalia Roosseno selaku perwakilan dari pihak keluarga besar Prof. Roosseno menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang sebesar besarnya kepada Rektor UGM dan Dirjen Dikti atas penamaan gedung yang menggunakan nama ayahandanya.
Baca juga: Kisah Perjuangan Novi, Putri Buruh Bangunan Kuliah Gratis di UNY hingga Jadi Guru PNS
“Kami sekeluarga sangat bersyukur dapat ikut menyaksikan gedung dengan penamaan Roosseno. Terima kasih atas penghargaan pada ayah saya atas pengabdiannya pada pendidikan,” ujarnya.
Amalia bercerita bahwa ayahnya termasuk pelopor konstruksi beton di Indonesia. Selain menjadi inisiator pendirian Fakultas Teknik UGM dan UI, Roosseno juga menjadi Guru Besar di ITB Bandung.
“Di masa Soekarno beliau dipercayakan sebagai Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Perhubungan dan Menteri Perekonomian. Ia merealisasikan pembangunan proyek mercusuar dari Gedung Sarinah, Hotel Indonesia, dan Pelabuhan. Lalu Monas, Gelora Bung karno dan Restorasi Borobudur,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Amalia menyampaikan pada tanggal 2 Agustus ini merupakan hari ulang tahun Roosseno yang lahir pada 2 Agustus 1908. Ia pun meminta para tamu undangan untuk menundukkan kepala sejenak mendoakan almarhum Roosseno.
Di akhir sambutannya, Amalia menyampaikan usulan bahwa pihaknya mengapresiasi pemberian nama ayahnya dilekatkan pada gedung baru. Namun, sebaliknya pihaknya ingin berkontribusi pada kampus UGM melalui pemberian beasiswa pendidikan bagi mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Dirjen Dikti Ristek Prof Nizam mengatakan, penamaan gedung baru Fakultas Teknik dengan nama kedua tokoh pendiri tersebut diharapkan bisa memotivasi civitas akademika untuk meneruskan perjuangan keduanya yang mendirikan FT UGM bukan hanya semangat akademik, namun semangat kemerdekaan saat itu.
”Fakultas ini lahir dari kancah perjuangan bangsa, semangat untuk berdaulat dan merdeka. Spirit itu kita kawal pembangunan Indonesia dari Fakultas Teknik demi kedaulatan bangsa dalam penguasaan teknologi dan pengetahuan,” ujarnya.
Amalia Roosseno selaku perwakilan dari pihak keluarga besar Prof. Roosseno menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang sebesar besarnya kepada Rektor UGM dan Dirjen Dikti atas penamaan gedung yang menggunakan nama ayahandanya.
Baca juga: Kisah Perjuangan Novi, Putri Buruh Bangunan Kuliah Gratis di UNY hingga Jadi Guru PNS
“Kami sekeluarga sangat bersyukur dapat ikut menyaksikan gedung dengan penamaan Roosseno. Terima kasih atas penghargaan pada ayah saya atas pengabdiannya pada pendidikan,” ujarnya.
Amalia bercerita bahwa ayahnya termasuk pelopor konstruksi beton di Indonesia. Selain menjadi inisiator pendirian Fakultas Teknik UGM dan UI, Roosseno juga menjadi Guru Besar di ITB Bandung.
“Di masa Soekarno beliau dipercayakan sebagai Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Perhubungan dan Menteri Perekonomian. Ia merealisasikan pembangunan proyek mercusuar dari Gedung Sarinah, Hotel Indonesia, dan Pelabuhan. Lalu Monas, Gelora Bung karno dan Restorasi Borobudur,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Amalia menyampaikan pada tanggal 2 Agustus ini merupakan hari ulang tahun Roosseno yang lahir pada 2 Agustus 1908. Ia pun meminta para tamu undangan untuk menundukkan kepala sejenak mendoakan almarhum Roosseno.
Di akhir sambutannya, Amalia menyampaikan usulan bahwa pihaknya mengapresiasi pemberian nama ayahnya dilekatkan pada gedung baru. Namun, sebaliknya pihaknya ingin berkontribusi pada kampus UGM melalui pemberian beasiswa pendidikan bagi mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.
tulis komentar anda