Kisah Akrim Said, Pemuda Bone Peraih Gelar Master of Science lewat Beasiswa Ajinomoto
Kamis, 11 Agustus 2022 - 20:59 WIB
Ketiga, pelajari bahasa Jepang sebelum berangkat agar bisa lebih survive dan dapat nilai lebih saat seleksi beasiswa. Keempat dan tak kalah penting, perbanyak amal baik khususnya kepada orang tua, ditambah amal-amalan sunnah, bagi yang muslim.
Dalam kisah suksesnya, Akrim juga menceritakan bagaimana passion dia turut membantu dirinya untuk lulus dengan nilai baik dalam membuat tesis atau tugas akhir demi bisa meraih gelar Master of Science.
“Kebetulan, tesis saya itu membuat edukasi gizi berbasis eletronik (e-book) yang menceritakan tentang bagaimana cara mudah dan cerdas mempraktikkan hidup sehat dengan salah satunya memperhatikan makanan kemasan yang kita makanan, atau bahasa mudahnya cerdas membaca label makanan," ungkap Akrim.
"Tentu dari persiapan hingga mengolah hasil penelitian banyak proses yang sudah dilalui. Misalnya mulai dari pilih karakter tokoh cerita yang pas, membuat cerita yang menarik, mencari ilustrator, uji coba media hingga aplikasinya kepada anak sekolah yang ada di Indonesia dan Tokyo,” tambahnya.
Ada cerita menarik juga yang dibagikan Akrim ketika masih menjadi research student dan master program.
"Paling berkesan adalah saat sepeda milik kampus sempat ditahan di tempat parkiran umum, sebab saya belum bisa baca tulisan Kanji. Selain itu, selama mengambil program master yang berkesan adalah Akrim punya banyak kesempatan untuk bertemu banyak tokoh hebat dari Indonesia yang bisa menimba ilmu langsung dari beliau," katanya.
"Kemudian sama seperti international student lain, saya juga pernah merasakan homesick dan rindu masakan Indonesia. Nah, di saat seperti itu, saya biasanya buka resep dari dapurumami.com. Masakan khas Indonesia yang simpel, lezat, dan pasti bergizi, bisa mudah saya buat,” lanjut Akrim.
Saat ini Akrim sudah menjadi pengajar di bidang Physical Education & Islamic Study di YUAI Islamic International School Tokyo. Harapannya, di samping mengajar, ia ingin membuat beberapa media edukasi gizi yang menyenangkan.
"Belajar dari panutan-panutannya media edukasi gizi yang ada di Jepang," tutupnya.
Dalam kisah suksesnya, Akrim juga menceritakan bagaimana passion dia turut membantu dirinya untuk lulus dengan nilai baik dalam membuat tesis atau tugas akhir demi bisa meraih gelar Master of Science.
“Kebetulan, tesis saya itu membuat edukasi gizi berbasis eletronik (e-book) yang menceritakan tentang bagaimana cara mudah dan cerdas mempraktikkan hidup sehat dengan salah satunya memperhatikan makanan kemasan yang kita makanan, atau bahasa mudahnya cerdas membaca label makanan," ungkap Akrim.
"Tentu dari persiapan hingga mengolah hasil penelitian banyak proses yang sudah dilalui. Misalnya mulai dari pilih karakter tokoh cerita yang pas, membuat cerita yang menarik, mencari ilustrator, uji coba media hingga aplikasinya kepada anak sekolah yang ada di Indonesia dan Tokyo,” tambahnya.
Ada cerita menarik juga yang dibagikan Akrim ketika masih menjadi research student dan master program.
"Paling berkesan adalah saat sepeda milik kampus sempat ditahan di tempat parkiran umum, sebab saya belum bisa baca tulisan Kanji. Selain itu, selama mengambil program master yang berkesan adalah Akrim punya banyak kesempatan untuk bertemu banyak tokoh hebat dari Indonesia yang bisa menimba ilmu langsung dari beliau," katanya.
"Kemudian sama seperti international student lain, saya juga pernah merasakan homesick dan rindu masakan Indonesia. Nah, di saat seperti itu, saya biasanya buka resep dari dapurumami.com. Masakan khas Indonesia yang simpel, lezat, dan pasti bergizi, bisa mudah saya buat,” lanjut Akrim.
Saat ini Akrim sudah menjadi pengajar di bidang Physical Education & Islamic Study di YUAI Islamic International School Tokyo. Harapannya, di samping mengajar, ia ingin membuat beberapa media edukasi gizi yang menyenangkan.
"Belajar dari panutan-panutannya media edukasi gizi yang ada di Jepang," tutupnya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda