IPB Lahirkan Varietas Bawang Merah Unggul, Ini Keunggulannya
Rabu, 31 Agustus 2022 - 12:30 WIB
Baca juga: Diliputi Antusiasme Audiens, Kuliah Umum Menko Airlangga di Singapura Tuai Pujian
Oleh karena itu, lanjutnya, Tim Peneliti PKHT melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal Hortikultura, pemerintah daerah dan para petani, untuk melakukan eksplorasi. Tim kemudian melakukan seleksi terhadap koleksi-koleksi hasil eksplorasi yang berpotensi untuk dapat dikembangkan di wilayah tertentu, yang tentunya juga disesuaikan dengan potensi pasar setempat.
“Sejak tahun 2015, kegiatan tersebut intensif dikerjakan setiap tahunnya dengan berbagai pendanaan riset dari yang sifatnya riset dasar, sampai kepada riset pengembangan,” jelasnya. Hasilnya adalah tim berhasil mengembangkan dua varietas bawang merah. Yaitu Tajuk dan SS Sakato.
Varietas bawang merah Tajuk memiliki keunggulan berdaptasi dengan baik pada musim kemarau dan tahan terhadap musim hujan, memiliki aroma yang sangat tajam, cocok untuk bahan baku bawang goreng. Sedangkan varietas bawang merah SS Sakato memiliki keunggulan berupa produktivitas yang tinggi yaitu hingga 3 kali lipat rata-rata produksi nasional.
Lebih lanjut, Dr Awang menyampaikan bahwa patut disyukuri diseminasi hasil riset kepada masyarakat sangat baik. Indikasinya, sebagai contoh, kedua varietas bawang (varietas bawang merah tajuk dan SS Sakato) saat ini ditanam pada 14.000 hektar lahan per tahun per varietas.
“Bisa dibayangkan jika 1 hektar saja membutuhkan benih sekitar 1 ton, nilai ekonomi dari hasil riset tersebut di masyarakat jauh di atas nilai investasi riset yang telah digelontorkan oleh sumber pendanaan, dalam hal ini adalah dari pemerintah. Konsistensi pendanaan riset dan keyakinan semacam ini, sangat dirindukan oleh peneliti-peneliti di Indonesia agar peneliti dapat tuntas dalam menghasilkan dan menghilirkan produk inovasinya,” tuturnya.
Ia dan tim peneliti lainnya merasa bersyukur pemerintah dan IPB University telah banyak mendukung riset bawang merah ini melalui berbagai skema sesuai dengan roadmap. Menurutnya, penelitian bawang merah ini berkembang sangat cepat.
“Kami mendapatkan pendanaan top-down dari institusi (IPB University). Support dari lembaga lain terkait seperti Bank Indonesia juga sangat membantu dalam mengakselerasi diseminasi hasil riset bawang merah ini ke petani. Terbaru adalah program Prioritas Riset Nasional yang sangat membantu dalam penyediaan benih varietas unggul ini kepada petani. Kami sangat bersyukur dan bangga bahwasannya amanah dan titipan investasi pendanaan riset yang diberikan mampu berbuah manis bagi masyarakat,” tandasnya
Oleh karena itu, lanjutnya, Tim Peneliti PKHT melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal Hortikultura, pemerintah daerah dan para petani, untuk melakukan eksplorasi. Tim kemudian melakukan seleksi terhadap koleksi-koleksi hasil eksplorasi yang berpotensi untuk dapat dikembangkan di wilayah tertentu, yang tentunya juga disesuaikan dengan potensi pasar setempat.
“Sejak tahun 2015, kegiatan tersebut intensif dikerjakan setiap tahunnya dengan berbagai pendanaan riset dari yang sifatnya riset dasar, sampai kepada riset pengembangan,” jelasnya. Hasilnya adalah tim berhasil mengembangkan dua varietas bawang merah. Yaitu Tajuk dan SS Sakato.
Varietas bawang merah Tajuk memiliki keunggulan berdaptasi dengan baik pada musim kemarau dan tahan terhadap musim hujan, memiliki aroma yang sangat tajam, cocok untuk bahan baku bawang goreng. Sedangkan varietas bawang merah SS Sakato memiliki keunggulan berupa produktivitas yang tinggi yaitu hingga 3 kali lipat rata-rata produksi nasional.
Lebih lanjut, Dr Awang menyampaikan bahwa patut disyukuri diseminasi hasil riset kepada masyarakat sangat baik. Indikasinya, sebagai contoh, kedua varietas bawang (varietas bawang merah tajuk dan SS Sakato) saat ini ditanam pada 14.000 hektar lahan per tahun per varietas.
“Bisa dibayangkan jika 1 hektar saja membutuhkan benih sekitar 1 ton, nilai ekonomi dari hasil riset tersebut di masyarakat jauh di atas nilai investasi riset yang telah digelontorkan oleh sumber pendanaan, dalam hal ini adalah dari pemerintah. Konsistensi pendanaan riset dan keyakinan semacam ini, sangat dirindukan oleh peneliti-peneliti di Indonesia agar peneliti dapat tuntas dalam menghasilkan dan menghilirkan produk inovasinya,” tuturnya.
Ia dan tim peneliti lainnya merasa bersyukur pemerintah dan IPB University telah banyak mendukung riset bawang merah ini melalui berbagai skema sesuai dengan roadmap. Menurutnya, penelitian bawang merah ini berkembang sangat cepat.
“Kami mendapatkan pendanaan top-down dari institusi (IPB University). Support dari lembaga lain terkait seperti Bank Indonesia juga sangat membantu dalam mengakselerasi diseminasi hasil riset bawang merah ini ke petani. Terbaru adalah program Prioritas Riset Nasional yang sangat membantu dalam penyediaan benih varietas unggul ini kepada petani. Kami sangat bersyukur dan bangga bahwasannya amanah dan titipan investasi pendanaan riset yang diberikan mampu berbuah manis bagi masyarakat,” tandasnya
(nnz)
tulis komentar anda