Stunting Pengaruhi Kualitas Pendidikan, BKKBN Perkuat Kemitraan dengan Swasta

Selasa, 27 September 2022 - 16:59 WIB
BKKBN-USAID gandeng Tanoto Foundation dan swasta untuk percepatan penurunan stunting, Foto/Istimewa.
JAKARTA - Indonesia masih terus berjuang untuk menurunkan angka stunting . Pasalnya, prevelansi stunting yang makin tinggi akan mempengaruhi tidak hanya kesehatan namun juga bidang pendidikan di Tanah Air.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, masalah kesehatan erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dalam hal ini indikator terdekatnya adalah stunting. Hal tersebut juga kerap disampaikan Presiden Joko Widodo dalam setiap kesempatan bahwa kita semua harus bekerja sama untuk menciptakan generasi unggul untuk Indonesia maju.

Baca juga: Kebutuhan Guru Masih Tinggi, Pemda Didorong Optimalkan Formasi PPPK 2022

“Kemudian seluruh pemerintah bergerak untuk meningkatkan human development index yang di dalamnya unsur kesehatan, unsur pendidikan, dan pendapatan per kapita. Kemudian akhir-akhir ini indikator baru human capital index juga menjadi perhatian serius, karena baik di dalam human development index maupun human capital index maka unsur kualitas SDM menjadi focus of interest kita semua,” kata Hasto, melalui siaran pers, (Selasa (27/9/2022).



Hasto menjelaskan, stunting sangat berpengaruh terhadap kualitas kesehatan dan kualitas pendidikan karena dampak dari stunting adalah kemampuan intelektual yang di bawah standar. Hal tersebut, sambung Hasto, akan menjadi masalah besar ketika Indonesia tengah menikmati manisnya bonus demografi namun di sisi lain prevalensi stunting masih di angka 24,4%.

Oleh karena itu Hasto mengucapkan terima kasih kepada pihak swasta yang telah membantu BKKBN dalam upaya meningkatkan kualitas SDM dari hulu hingga hilir di antaranya intervensi prevalensi stunting dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pengetahuan kepada anak-anak Indonesia.

Diketahui, BKKBN terus memperkuat kemitraan dengan pihak swasta dalam upaya percepatan penurunan stunting nasional melalui implementasi program gizi terintegrasi.

Kali ini BKKBN bersama organisasi filantropi dan sejumlah perusahaan swasta membuat Nota Kesepahaman Bersama (MoU) untuk ikut membantu BKKBN menekan prevalensi stunting yang ditargetkan turun 14% pada tahun 2024.

Mengambil contoh dari USAID dan Tanoto Foundation, Hasto mengajak berbagai pihak lainnya untuk turut pula bergabung dan berkolaborasi untuk membantu program percepatan penurunan stunting.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More